Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Impor Pangan China Distop Akibat Virus Corona, Harga Bawang Putih di Jawa Timur Naik

Virus corona menggerus harga komoditas pangan. Sepekan lalu, harga komoditas bawang putih masih kisaran Rp 24 ribu hingg Rp 28 ribu per kilogram.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
zoom-in Impor Pangan China Distop Akibat Virus Corona, Harga Bawang Putih di Jawa Timur Naik
Istimewa
Ilustrasi Bawang Putih 

TRIBUNNEWS.COM - Munculnya wabah virus corona jenis baru atau 2019-nCoV ikut memengaruhi harga kebutuhan pangan.

Satu di antaranya adalah harga bawang putih yang terkerek naik.

Hal ini diduga karena pemerintah memberhentikan impor pangan dari China demi mencegah virus corona.

Termasuk harga bawang putih di sejumlah Pasar Tradisional di Probolinggo, Jawa Timur.

Tak hanya di pasar tradisional, lonjakan harga bawang juga terjadi di Pasar Baru, Probolinggo.

Salah seorang pedagang bawang putih di Pasar Baru, Jawa Timur (Jatim).
Salah seorang pedagang bawang putih di Pasar Baru, Jawa Timur (Jatim). (Sumber: Screenshot/Probolinggo KD/Babul Arifandhie)

Sepekan lalu, harga komoditas bawang putih masih kisaran Rp 24 ribu hingg Rp 28 ribu per kilogram.

Pada Selasa (4/2/2020), harga bawang putih mengalami lonjakan kisaran Rp 42 ribu hingga Rp 45 ribu per kilogramnya.

Berita Rekomendasi

Satu di antara pedagang pasar, Ike Hardiah buka suara.

Ia menuturkan, kenaikan harga bawang putih paling drastis sejak tiga hari terakhir.

Pedagang Pasar Baru membeli bawang putih impor dari China yang dijual dalam gelaran Operasi Pasar (OP) Bawang Putih di Pasar Baru, Jalan Otto Iskandardinata, Kota Bandung, Jumat (10/5/2019). Kegiatan yang diselenggarakan Kementerian Perdagangan di sejumlah pasar trandisional di Kota Bandung itu, dalam upaya untuk menurunkan harga bawang putih yang sudah menembus harga Rp 80.000 - Rp 100.000 per kg. Pada kegiyatan OP ini, Kemendag total menggelontorkan bawang putih sebanyak 8 ton di Pasar Kosambi, Pasar Baru, dan Pasar Karang Anyar, dengan harga jual Rp 25.000 per kg dengan maksimal pembelian 40 kg (dua karung). Kemendag berharap, bawang putih ini sampai ke tingkat konsumen dijual dengan harga Rp 30.000 per kg. (TRIBUN JABAR/GANI KIRNIAWAN)
Pedagang Pasar Baru membeli bawang putih impor dari China yang dijual dalam gelaran Operasi Pasar (OP) Bawang Putih di Pasar Baru, Jalan Otto Iskandardinata, Kota Bandung, Jumat (10/5/2019). (TRIBUN JABAR/GANI KIRNIAWAN) 

Diduga, harga bawang putih yang melonjak ini lantaran dampak wabah virus corona yang terjadi di China.

Perlu diketahui, distributor mendatangkan bawang putih dari China.

Sementara, impor dari China ke Indonesia ditutup demi antisipasi wabah virus corona.

Akibatnya, komoditas bawang putih ikut terdampak.

Terkait hal ini, Kepala Pasar Baru Probolinggo, Arif Bilah membenarkan kabar tersebut.

Ia mengatakan penyebab kenaikan komoditi bawang putih karena di China sedang merebak isu wabah virus corona.

"Ekspor bawang ke Indonesia juga ikut terganggu," kata Arif Bilah yang dikutip dari Kompas TV.

"Pengaruhnya stok impor bawang dari China ke Indonesia menipis, sehingga menyebabkan harga naik," tambahnya.

Respons Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo angkat bicara terkait kabar ini.

Perlu diketahui, pemerintah telah memutuskan untuk menghentikan sementara impor komoditas pangan dari China, hingga waktu yang belum diketahui.

Untuk itu, berdasar penuturan Syahrul Yasin Limpo, pihaknya berupaya memenuhi kebutuhan pasokan dalam negeri.

"Kami memang men-delay, ya kami delay. Tetapi kalau di-delay kan tidak boleh kekurangan pasok," kata Menteri Pertanian yang dikutip dari Kontan.Id.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat wawancara khusus dengan tribunnews.com di kantor Kementerian Pertanian, di Jakarta, Rabu (29/1/2020). Wawancara khusus membahas seputar kinerja Menteri Syahrul Yasin Limpo menangani permasalahan hasil pertanian di Indonesia. TRIBUNNEWS/HERUDIN
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat wawancara khusus dengan tribunnews.com di kantor Kementerian Pertanian, di Jakarta, Rabu (29/1/2020). Wawancara khusus membahas seputar kinerja Menteri Syahrul Yasin Limpo menangani permasalahan hasil pertanian di Indonesia. (TRIBUNNEWS/HERUDIN)

Cadangan Panen Lokal

Menteri Pertanian lantas memberi contoh, selama ini bawang putih diimpor dari China.

Maka, tambahnya dengan adanya penyetopan ini, pihaknya berupaya memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Syahrul mengklaim produksi bawang putih dalam negeri mampu mencukupi kebutuhan nasional.

"Cadangan untuk bawang putih panen lokal kami sudah siapkan. InsyaAllah memenuhi apa yang menjadi kebutuhan," katanya.

"Karena impor yang kemarin kita pun masih punya cadangan menurut hitungan kita. Mestinya tidak perlu terjadi kelangkaan," jelas Syahrul.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat wawancara khusus dengan tribunnews.com di kantor Kementerian Pertanian, di Jakarta, Rabu (29/1/2020). Wawancara khusus membahas seputar kinerja Menteri Syahrul Yasin Limpo menangani permasalahan hasil pertanian di Indonesia. TRIBUNNEWS/HERUDIN
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat wawancara khusus dengan tribunnews.com di kantor Kementerian Pertanian, di Jakarta, Rabu (29/1/2020). Wawancara khusus membahas seputar kinerja Menteri Syahrul Yasin Limpo menangani permasalahan hasil pertanian di Indonesia.(TRIBUNNEWS/HERUDIN)

Panen Bawang Putih di Maret 2020

Direktur Jenderal Hortikultura Kementan, Prihasto Setyanto juga ikut memberikan penjelasan.

Ia mengatakan, untuk memenuhi kebutuah bawang putih, pada Maret mendatang akan ada panen bawang putih.

Saat ini juga diketahui stok bawang putih sebanyak 60 ribu ton.

"Kami mulai bulan Maret ada panen cukup luas. Lebih dari enam ribu hektare bawang putih," kata Prihasto yang dikutip dari Kontan.Id.

"Kalau enam ribu hektare rata-rata hasilnya 10 ton saja per hektare, itu sudah 60 ribu ton," tuturnya.

"Kebutuhan bawang putih nasional kan rata-rata 45 ribu ton," kata Prihasto.

Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto
Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto (Ist)

Prihasto juga mengatakan, hingga saat ini belum ada lagi rekomendasi impor produk hortikultura (RIPH) yang diajukan perusahaan ke Kementan.

"Belum, kan sedang ada virus corona. Jadi kita harus hati-hati," kata Prihasto.

Pemerintah Setop Impor hingga Sembilan Bulan ke Depan?

Pemerintah Indonesia diketahui memutuskan menghentikan impor komoditas pangan dari China.

Diberitakan Tribunnews sebelumnya, keputusan tersebut diambil setelah wabah virus corona semakin mewabah.

Terkait keputusan ini, Menteri Perdagangan, Agus Suparmanto angkat bicara.

Ia menegaskan, keputusan untuk menghentikan sementara impor komoditas pangan lantaran kondisi saat ini tidak menentu.

"Kami akan hentikan sementara untuk pasokan-pasokan makanan dan minuman dari negara yang terjangkit virus tersebut," kata Agus di Pasar Senen, yang dikutip dari Kontan.Id, Senin (3/2/2020).

Berdasar penurutan Agus, pemerintah belum bisa memutuskan sampai kapan menghentikan sementara impor pangan dari China.

"Kami engga tahu, yang dulu kejadian SARS kurang lebih sembilan bulan," tuturnya.

"Mudah-mudahan lebih cepat dari yang dulu," tambahnya.

"Ini kan keadaan force majeure. Kita harus hadapi dengan bijak dan secara detail bagaimana kasus ini, kami tangani," tegasnya.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani) (Kontan.Id/Vendi Yhulia Susanto)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas