Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menteri Agama Facrul Razi: Ibarat Pakaian Putih Terkena Setitik Noda

Menteri Agama Suryadharma Ali harus meringkuk di penjara selama 10 tahun karena terlibat kasus korupsi

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Rachmat Hidayat
zoom-in Menteri Agama Facrul Razi: Ibarat Pakaian Putih Terkena Setitik Noda
Lusius Genik
Menteri Agama Fachrul Razi 

Laporan wartawan Denis Destyawan, Rina Ayu Panca Rini, Lucius Genik

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Masalah yang selalu menghantui Kementerian Agama adalah korupsi. Menteri Agama Suryadharma Ali harus meringkuk di penjara selama 10 tahun karena terlibat kasus korupsi penyelenggaraan ibadah haji.

Begitu pula nama Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin disebut dalam kasus suap jual beli jabatan di Kementerian Agama. Putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta dalam kasus terdakwa Muhammad Romahurmuziy menyebut Lukman menerima uang sebesar Rp 70 juta sebagai imbalan jual‑beli jabatan di lingkungan Kementerian Agama.

Baca: Terobosan Deradikalisasi Menag Fachrul Razi: Konsep Bandulan Hingga Penceramah Bersertifikat

"Kementerian Agama itu ibarat orang mengenakan pakaian serba putih. Ketika ada noda sedikit saja sangat kelihatan jelas," ujar Menteri Agama Jenderal Purn Fachrul Razi kepada tim Tribunnews Network dalam wawancara eksklusif di kantor Kementeria Agama, Jakarta, Jumat (31/1/2020).

Berikut lanjutan petikan wawancara dengan Facrul Razi.
Saat sidang perdana Kabinet Indonesia Maju, Presiden Jokowi memerintahkan agar para menteri tidak korupsi. Bagaimana mencegak korupsi di Kementerian Agama?
Akhir tahun kemarin kami punya proyek yang cukup besar yaitu membangun enam Universitas Islam Negeri (UIN) yang anggarannya kurang lebih Rp 3,3 triliun. Sudah ada pemenang lelang, semuanya kontraktornya BUMN.

Memang proyek sebesar itu yang siap ya BUMN. Setelah ada pemenangnya, seminggu lalu saya kumpulkan mereka. Saya undang semua pejabat eselon I.

Baca: 7.448 Orang Mendaftar Seleksi Petugas Haji Tahun 2020

Dalam pertemuan itu saya bilang, bapak‑bapak menang tender ini karena panitia lelang menilai bapak‑bapak yang terbaik. Jadi tidak ada sedikitpun jasanya Menteri Agama, jasanya Wamenag, sekjen, dirjen, dan semua eselon I. Tidak ada sedikitpun.

Berita Rekomendasi

Jadi bapak‑bapak tidak utang budi sedikitpun kepada menteri, wamen, sekjen, dan lainnya. Bapak hanya utang budi dengan negara dan bangsa ini. Kalau bapak menyimpang, sebelum KPK tahu, kami minta KPK untuk nangkap bapak.

Baca: Menteri Agama Fachrul Razi:Pelayanan Jamaah Haji Paling Banyak Kemajuan

Andaikan ada bisik‑bisik (kongkalikong) setidaknya sudah takut duluan. Whistle blower (sang pemberi informasi adanya korupsi) akan kami perbanyak. Karena Kementerian Agama itu seperti orang berpakaian serba putih, ketika ada noda sedikit saja sangat kelihatan jelas.

Pegawai di lingkungan Kemenag ini jumlahnya kurang lebih 240 ribu orang. Manakala katakanlah ada 5,6, atau 10 kasus, jika dibandingkan jumlah total pegawai kan jauh sekali ya.

Baca: Menteri Agama Fachrul Razi:Pelayanan Jamaah Haji Paling Banyak Kemajuan

Kalau dihitung persentasenya 99,99 persen oke sedang 0,00 sekian terkena kasus. Di sini orang hebat‑hebat semua, pekerja keras.

Bagaiman meningkatkan kualitas program deradikalisasi?
Kami punya konsep moderasi beragama. Yang kami moderatkan bukan agamanya tapi cara kita beragama. Moderasi beragama acap kali kita visualisasikan dengan bandulan, pada sisi yang satu sangat konservatif, yang satu lagi sangat liberal.

Upaya kami membuat dia tidak terlalu jauh dari titik gravitasi. Yang sangat liberal kita usahakan mendekat, begitu juga yang konservatif.

Baca: Menag Fachrul Razi Tambah Fasilitas Ibadah Haji

Dalam waktu dekat kita menyusun draft mengenai penceramah bersertifikat. Bukan sertifikasi ulama tapi penceramah bersertifikat, bagi siapa saja yang mau.

Newspaper Director Tribun Network Febby Mahendra Putra memberikan karikatur kepada Menteri Agama Fachrul Razi usai wawancara khusus dengan Tribunnews.com di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Jumat (31/1/2020). TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Newspaper Director Tribun Network Febby Mahendra Putra memberikan karikatur kepada Menteri Agama Fachrul Razi usai wawancara khusus dengan Tribunnews.com di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Jumat (31/1/2020). TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Mungkin ada yang salah dengan kita dalam menafsirkan Islam. Seolah‑olah Islam sesuatu yang sempit dan tertutup. Padahal Islam rahmatan lil alamin. Tidak ada orang mau datang kalau kita tidak terbuka. Kalau tidak toleran tidak ada orang mau datang.

Pada masa kampanye Pemilihan Presiden 2019 lalu, Anda merupakan Ketua Tim Bravo 5, relawan pendukung pasang Jokowi-Ma'ruf Amin. Apakah posisi sebagai Menteri Agama ini merupakan kompensasi bagi Bravo 5?
Aduh tidak tahu kalau itu. Saya mendukung Pak Jokowi mulai beliau mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta. Beliau mungkin tidak kenal saya kalau saya tidak dukung beliau.

Baca: Cerita Fahrul Razi Diusulkan Jusuf Kalla jadi Menteri Agama

Tapi banyak juga menteri yang tidak terkait dengan partai atau relawan. Pak Jokowi itu siapapun dirangkul.

Bagaimana soal kegundahan Pak Jokowi terhadap lulusan madrasah?
Beliau memang punya kepedulian yang tinggi. Sebagai contoh, beliau di Aceh dan Padang kalah jauh (dalam Pemilihan Presiden 2019). Tapi Aceh dibangun.

Sama dengan madrasah, beliau bilang gimana ya lulusan madrasah bisa bersaing dengan lulusan sekolah umum terkait lapangan pekerjaan. Saya bilang ke beliau, kita tambah saja pelajaran mengenai IT dan bahasa sehingga bisa bersaing.

Baca: Cerita Fahrul Razi Diusulkan Jusuf Kalla jadi Menteri Agama

Kita perlu beri tambahan pelanajran bukan hanya bahasa Arab dan bahasa Inggris, tetpai juga bahasa Jepang dan bahasa Mandarin. Beliau (Jokowi) sangat khawatir tamatan madrasah kalah bersaing.

Soal kasus First Travel (perusahaan perjalanan umroh yang menipu ribuaan jamaah), bagaimana bantuan yang diberikan Kemenag?
Kalau kasus First Travel itu kami takut melangkah terlalu jauh. Nanti seolah‑olah kasus itu menjadi tanggungjawab kami. Kemenag hanya terpanggil saja.

Baca: Menteri Agama Ingin di Aceh Ada Bioskop Lagi, Bila Perlu Pisah Tempat Duduk Laki-laki dan Perempuan

Tanggungjawab kami ke depan yaitu membuat aturan agar tertutup peluang terjadinya kasus yang sama di kemudian hari. Ada masalah dalam hal pendataan, karena saat kami teliti data calon jmaaah umroh First Travel itu acak‑acakan. Kami masih berupaya mencari jalan keluar. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas