Heboh Wacana 600 WNI eks ISIS Dipulangkan, BNPT: Jangan Main-main, Ini Bukan Pekerjaan Mudah
Wacana ini bermula dari Menteri Agama, Fachrul Razi yang menyebut rencana pemulangan 600 WNI eks ISIS, kini sudah diralat. BNPT akui pekerjaan sulit
Penulis: Siti Nurjannah Wulandari
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Warga Indonesia dihebohkan munculnya wacana Warga Negara Indonesia (WNI) mantan ISIS yang akan dipulangkan ke Indonesia.
Wacana ini bermula setelah Menteri Agama, Fachrul Razi, menyebut terkait rencana pemulangan 600 WNI eks teroris ISIS dari Timur Tengah.
Setelah wacana tersebut ramai, Fachrul Razi langsung meralat pernyataannya dan menegaskan, rencana tersebut masih dalam pembahasan bersama Menkopolhukam.
"Rencana pemulangan mereka itu belum diputuskan pemerintah dan masih dikaji secara cermat oleh berbagai instansi terkait di bawah koordinasi Menkopolhukam," kata Fahrul, dikutip dari situs resmi Kemenag, Minggu (2/2/2020).
Selain ralat dari Menteri Agama, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) juga meluruskan wacana tersebut.
Kepala BNPT, Suhardi Alius menjelaskan, rencana pemulangan eks ISIS ke Indonesia masih dalam pembahasan bersama Kemenkopolhukam dan instansi terkait.
Dikutip dari Kompas TV, Suhardi Alius juga menerangkan rencana pemulangan 600 WNI eks ISIS ini merupakan tugas yang sangat berat.
"Ada masukan-masukan tadi itu akan kami sampaikan pada forum apa yang harus kita lakukan, karena tidak mudah ya Mas Aiman," jelas Suhardi.
Suhardi juga menjelaskan pengalaman BNPT sebelumnya yang membutuhkan waktu tiga tahun untuk mereduksi remaja 14 tahun.
"Karena tidak mudah untuk itu. Kita punya pengalaman BNPT tahun 2017 ada 18 orang kita kembalikan dari Syriah masih belum berlaku Undang-Undang baru."
"Salah satu dari 18 orang tersebut anak kecil, tiga tahun baru bisa adaptasi dengan lingkungan. Begitu kerasnya begitu sulitnya. Bisa dibayangkan, ini berat bukan main-main," jelas Suhardi.
Suhardi juga menjelaskan, saat ini gender tidak menjamin orang tersebut akan berubah menjadi teroris.
Suhardi mengibaratkan beberapa kasus bom bunuh diri yang juga melibatkan perempuan dan juga anak kecil.
"Perempuan pun lebih berat, lebih radikal daripada laki-laki, sudah banyak kasusnya," lanjut Suhardi.
Lebih lanjut Suhardi menegaskan jika tidak akan main-main terkait keputusan besar ini.
Pasalnya BNPT juga tidak akan membiarkan seluruh warga Indonesia terancam ikut terpapar radikalisme.
Simak video selengkapnya !
Seperti diketahui, ISIS telah mengalami kekalahan, baik di Irak (2017) maupun di Suriah (2019).
Dilansir Kompas.com, pada Maret 2019, Pasukan Demokratik Suriah (SDF) berhasil mengumumkan penguasaan penuh atas wilayah terakhir ISIS di desa Baghouz yang terletak di Suriah Utara.
Kekalahan tersebut menjadi akhir cerita bagi perjalanan ISIS untuk mendirikan negara Islam di Suriah dan Irak.
Saat ini, para kombatan 'ditahan' dalam kamp pengungsian khusus di al-Hol, Suriah Utara dan menunggu kejelasan mengenai nasib mereka, tak terkecuali WNI.
Hingga kini, ISIS masih trending di media sosial Twitter.
Warganet mencuitkan tanggapannya terkait wacana pemulangan 600 WNI eks ISIS ke Indonesia.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Setelah Dinyatakan Kalah, Anggota ISIS Tembak Mati 7 Tentara SDF"
(Tribunnews.com/ Siti Nurjannah Wulandari/ Kompas.com/ Veronika Yasinta)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.