Isu Orang Indonesia 'Kebal' dari Virus Corona, Benarkah Faktor Negara Tropis & Antibodi Berlebih?
Isu orang Indonesia yang kebal terhadap virus corona dijawab oleh Seorang Dokter Spesialis Paru bernama dr Chrisrianto Edy Nugroho.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Viralnya cuitan di Twitter soal isu orang Indonesia 'kebal' terinfeksi virus corona menjadi topik hangat.
Pasalnya beberapa cuitan itu memang menggambarkan kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia.
Pemilik akun bernama @ohhhvini lah yang mengunggah cuitan tersebut.
Sebagian cuitannya, akun @ohhhvini menuliskan virus corona kebal kepada orang Indonesia karena kelebihan antibodi.
Kelebihan antibodi itu dijelaskan orang Indonesia terbiasa hidup dengan beberapa hal tak baik seperti membeli es batu yang menggunakan air mentah.
"Orang Jepang kena bakteri eColi, langsung mati. Kita kalau kena bakteri eColi paling banter ya paling mencret-mencret doang."
"Karena sudah kebiasaan dari jaman masih bocah beli es pinggir jalan pake air mentah dan es batunya juga pake air kali yang banyak bakteri eColinya," tulis akun @ohhhvini dalam cuitannya.
Tidak hanya soal kebiasaan masyarakat Indonesia saja, akun @ohhhvini juga menulis adanya pengaruh dari negara tropis.
"Mau virus flu Singapore, virus mers, dll. Karna kita hidup di negara tropis dengan kelembapan yang sangat tinggi."
"Dimana-mana bermukim jamur dan udara kotor, jadi tubuh kita jauh lebih kebal daripada mereka-mereka di negara lain," cuit akun @ohhhvini.
Beberapa alasan tersebut menjadi perbincangan di jagat maya.
Kebenaran atas kebalnya orang Indonesia akhirnya membuat penasaran.
Seorang Dokter Spesialis Paru bernama dr Chrisrianto Edy Nugroho Sp.P, FISR memberi komentar akan cuitan tersebut.
dr Chris sapaan akrabnya, mengatakan harus dilakukan penelitian untuk membuktikannya.
"Jika ingin mengetahui penyebabnya perlu dilakukan penelitian terlebih dahulu, variabel-variabel apa yang mempengaruhi."
"Seperti dugaan virusnya tidak bisa hidup bertahan lama di negara tropis seperti Indonesia."
"Sedangkan di negara tropis ini faktor kelembaban dan suhu memang relatif lebih tinggi dibanding negara asal virus di China," jelas dr Chris kepada Tribunnews.com, Kamis (6/2/2020).
Terkait dengan kelebihan antibodi, dr Chris masih mempertanyakan, pasalnya WNI di Singapura pun telah terinfeksi virus corona.
"Disisi lain, ternyata juga ada satu WNI yang sudah terinfeksi virus corona saat bekerja di Singapura."
"Artinya penyebab faktor kelebihan antibodi di tubuh orang Indonesia masih dipertanyakan," ujar dr Chris yang biasa berpraktik di Rumah Sakit Indriati dan Rumah Sakit JIH Solo itu.
Jadi kebiasaan orang Indonesia yang kebal terhadap virus corona masih belum bisa dibuktikan.
Karena sebelumnya, menurut dr Chris, virus sindrom pernapasan akut berat atau SARS yang hampir sama dengan corona pernah menginfeksi orang Indonesia.
"Saat wabah SARS beberapa tahun yang lalu, sejumlah orang Indonesia ternyata ikut terinfeksi, padahal jenis virusnya hampir sama dengan virus corona," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Maliana)