Pemulangan WNI Eks ISIS Dapat Menyakiti Hati Masyarakat Korban Terorisme
Pembelaan kepada 600 anggota ISIS asal Indonesia apapun motif dan kepentingan sangat menyakiti hati masyarakat yang menjadi korban terorisme.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Dewi Agustina
![Pemulangan WNI Eks ISIS Dapat Menyakiti Hati Masyarakat Korban Terorisme](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/diskusi-isis-nih2.jpg)
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Analis Intelijen dan Terorisme Universitas Indonesia, Stanislaus Riyanta menilai upaya pemulangan 600 anggota ISIS asal Indonesia bukan pilihan tepat.
Menurut dia, pemerintah Republik Indonesia harus mempertimbangkan sejumlah hal terlebih dahulu sebelum memilih untuk memulangkan ratusan orang yang sudah berafiliasi dengan jaringan teroris tersebut.
"Dari banyak aspek, seperti keutuhan NKRI, aspek keamanan warga negara, bahkan aspek ekonomi, pilihan memulangkan 600 orang anggota ISIS asal Indonesia sebaiknya tidak dilakukan," kata dia, saat dihubungi, Minggu (9/2/2020).
Dia menilai wacana pemulangan WNI eks ISIS yang didorong oleh beberapa tokoh politik justru lebih berpihak kepada pelaku teror daripada korban teror.
Baca: Politikus NasDem: 600 Orang Kombatan ISIS Status Kewarganegaraannya Bukan Lagi WNI
Baca: Waspadai Misi Khusus Pemulangan WNI Eks ISIS
Dia mengungkapkan pembelaan kepada 600 anggota ISIS asal Indonesia itu apapun motif dan kepentingan sangat menyakiti hati masyarakat yang sudah berkali-kali menjadi korban teroris.
"Dengan memperhatikan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan serta UU No 5 Tahun 2018 tentang antiterosme, tentu saja opsi memulangkan 600 anggota ISIS asal Indonesia adalah bukan suatu pilihan," kata dia.
Dia menegaskan pemerintah Republik Indonesia memegang kunci utama dari wacana pemulangan 600 orang itu.
Untuk itu, kata dia, pemerintah perlu memperhatikan dan mencatat kepergian anggota ISIS tersebut dari Indonesia ke Timur Tengah adalah atas kesadaran sendiri.
Baca: Kementan Stabilisasi Harga Cabai dan Bawang di 22 Pasar Jakarta
Baca: Ada Peran SMK Dr Soetomo Dibalik Kemegahan Launching Perkenalan Persebaya Surabaya
"Mereka berbaiat (sumpah setia-red) kepada organisasi teroris yang sudah dinyatakan terlarang, bahkan sebagian dari mereka sudah angkat senjata berperang untuk organisasi tersebut. Tidak sedikit pula yang menjual segala harta bendanya karena tekad yang sudah kuat untuk hidup selamanya bergabung dengan ISIS di Timur Tengah," tuturnya.
Dia menambahkan, jika permasalahan terorisme di dalam negeri sudah tuntas diberantas, korban-korban dapat hidup lebih baik dan sejahtera dijamin pemerintah, maka jika masih kurang kerjaan memulangkan anggota ISIS asal Indonesia bisa menjadi program tambahan.
"Namun sebaliknya jika terorisme masih menjadi ancaman serius bagi negara dan korban-korbannya masih belum diperhatikan dengan baik, memulangkan anggota ISIS asal Indonesia adalah suatu pilihan yang menambah luka para korban terorisme," tambahnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.