Pemulangan WNI Eks ISIS
Keputusan Pemerintah Tak Pulangkan 689 WNI Eks ISIS Sesuai Keinginan Rakyat
Haidar juga menilai, seharusnya 689 orang tersebut sudah tidak layak disebut WNI karena telah membakar paspor Indonesia.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pegiat anti-radikalisme Haidar Alwi mengapresiasi langkah Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang tidak memulangkan WNI eks ISIS di Suriah, Turki dan dibeberapa negara terlibat Petempur Teroris Asing (Foreign Terrorist Fighter/FTF).
Menurut Haidar, keputusan Jokowi sudah sesuai dengan kemauan rakyat Indonesia.
"Saya mendukung penuh keputusan Presiden Jokowi dan itu sudah sesuai dengan maunya rakyat Indonesia," kata Haidar Alwi saat dihubungi Tribunnews, Rabu (12/2/2020).
Haidar juga menilai, seharusnya 689 orang tersebut sudah tidak layak disebut WNI karena telah membakar paspor Indonesia.
Baca: Tangkap 11 Kurir Narkoba, Bareskrim Sita 59 Kg Sabu
Ia mengusulkan orang-orang tersebut lebih tepat disebut anggota ISIS eks WNI.
"Mereka sudah tidak layak disebut WNI lagi. Karena sudah membakar paspor yang merupakan kebanggaan dan identitas," ucapnya.
Haidar juga mengatakan, keputusan pemerintah yang berencana memulangkan anak-anak WNI eks ISIS itu harus dibarengi dengan pembinaan khusus.
Baca: Lucinta Luna Bakal Jalani Tes Darah dan Rambut, Akui Pakai Narkoba untuk Hilangkan Depresi
Sebab, ia menyebut, anak-anak yang berusia 10 tahun ke bawah bisa saja sudah terpapar virus terorisme. Haidar lantas memberi saran agar anak-anak yang dipulangkan di bawah usia 5 tahun.
"Jika Presiden Jokowi tetap memulangkan anak-anak WNI eks ISIS ini lebih pada kemanusiaan," ujar Haidar.
"Harus ada pembinaan khusus, atau lebih tepatnya karantina untuk ditanami nilai-nilai Pancasila sebelum dikembalikan ke keluarga," tambahnya.