Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sorotan Publik di Pilkada 2020 Pada Pilwalkot Medan dan Solo

Qodari mengatakan tidak adanya kota-kota besar yang menggelar pesta demokrasi rakyat membuat perhatian masyarakat tertuju pada Pilwalkot Solo dan Meda

Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Sorotan Publik di Pilkada 2020 Pada Pilwalkot Medan dan Solo
setkab.go.id
Pilkada Serentak 2020 - Pendaftaran petugas Pemilu seperti PPK/PPS untuk Pilkada Serentak 2020, telah dibuka. Simak syarat-syaratnya. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020 di Kota Solo dan Kota Medan mendapat sorotan masyarakat. Hal ini tidak lepas karena sosok yang digadang-gadang maju kepala daerah dari dua kota itu terkait dengan Presiden Joko Widodo.

Gibran Rakabuming Raka, anak Presiden Jokowi diusulkan untuk maju di Pilwalkot Solo. Sedangkan, Bobby Nasution, suami dari Kahiyang Ayu, maju di Pilkada Medan.

Direktur Eksekutif, M. Qodari mengatakan tidak adanya kota-kota besar yang menggelar pesta demokrasi rakyat membuat perhatian masyarakat tertuju pada Pilwalkot Solo dan Medan.

Baca: Hasil Final Badminton Asia Team Championship 2020, Pasangan Dadakan Ahsan/Fajar Pastikan Gelar Juara

Baca: VIRAL Menkes Terawan Salahkan Pembeli Masker, Singgung Pendapat Pejabat WHO

"Ada anak dan menantu (Jokowi,-red) mau maju dan merencanakan sebagai walikota. Wilayah besar tidak ada, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DKI Jakarta sudah lewat," kata Qodari, di sesi pemaparan hasil survei nasional “Evaluasi Publik dan Isu-isu Nasional Dalam 100 Hari Jokowi-Amin” di Hotel Century Park Senayan, Minggu (16/2/2020) siang.

Namun majunya Gibran dan Bobby menimbulkan pro dan kontra di kalangan elite. Ada yang setuju dan tidak setuju. Dalam survei Indobarometer Januari 2020, pro dan kontra ini diuji pada publik nasional.

"Ternyata cukup banyak masyarakat Indonesia yang tau dan mendapat informasi Gibran maju sebagai Walikota Solo. Adapun Bobby Nasution, masyarakat lebih sedikit mendengar atau mendapat informasi akan maju menjadi
walikota medan,” tutur Qodari.

Berita Rekomendasi

Dia menjelaskan, Indo Barometer menemukan sebanyak 51.4 persen publik tahu atau pernah mendengar berita atau informasi bahwa Gibran Rakabuming Raka (Gibran), akan maju sebagai calon Walikota Kota Solo dan yang tidak mengetahui 39.3 persen.

Berbeda dengan Gibran, Bobby Nasution (Bobby) sebanyak 33.6 persen publik tahu atau pernah mendengar berita atau informasi bahwa Bobby Nasution (Bobby), akan maju sebagai calon Walikota Kota Medan pada Pilkada mendatang dan yang tidak mengetahui sebesar 57.0 persen.

Selain itu berdasarkan survei, sebesar 67.5 persen mayoritas masyarakat menerima jika Gibran Rakabuming Raka (Gibran), putra dari Presiden Joko Widodo (Jokowi), akan maju sebagai calon Walikota Kota Solo pada Pilkada mendatang, adapun yang tidak menerima 23.7 persen.

Ada temuan menarik dalam survei tersebut masyarakat menolak majunya Gibran bukan disebabkan politik dinasti melaikan Gibran dianggap belum memiliki pengalaman dalam pemerintahan.

Disebutkan lima alasan utama publik tidak dapat menerima Gibran Rakabuming Raka (Gibran) maju sebagai calon Walikota Kota Solo adalah Gibran belum berpengalaman dalam pemerintahan 37 persen, termasuk dinasti politik 28.1 persen.

Lalu, masih banyak calon yang lain yang lebih kompeten 12.3 persen, Gibran masih terlalu muda untuk walikota Solo 8.9 persen, dapat menimbulkan kontroversi di publik 6.8
persen.

Untuk diketahui, Indo Barometer melaksanakan survei nasional jelang 100 hari pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin.

Survei itu melihat bagaimana tingkat kepuasan pada Presiden Jokowi? Wapres Ma’ruf Amin? dan Menteri-menteri Jokowi-Ma’ruf Amin?

Bagaimana opini publik Indonesia terhadap aneka isu yang ramai dalam 100 hari pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin, seperti amandemen UUD 1945, pemindahan ibukota Negara, banjir Jakarta serta majunya Gibran Rakabuming Raka di Solo dan Bobby Nasution di Medan?

Pelaksanaan survei di seluruh Provinsi di Indonesia yang meliputi 34 Provinsi. Jumlah sampel pada survei ini sebanyak 1200 responden, dengan margin of error sebesar ± 2.83%, pada tingkat kepercayaan 95%.

Responden survei adalah warga negara Indonesia yang sudah mempunyai hak pilih berdasarkan peraturan yang berlaku, yaitu warga yang minimal berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah pada saat survei dilakukan.

Metode penarikan sampel yang digunakan adalah multistage random sampling. Waktu pengumpulan data pada tanggal 09 – 15 Januari 2020.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara tatap muka responden menggunakan kuesioner.

Pada sesi pemaparan turut hadir Rokhmin Dahuri (PDIP), Bima Arya Sugiarto (PAN), Habiburokhman (Gerindra), dan Ledia Hanifa Amaliah (PKS).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas