Bukti Akademis Perkuat Aceh Sebagai Pusat Peradaban Islam Terawal di Asia Tenggara
Seminar nasional bertema Aceh Pusat Peradaban Islam Terawal di Asia Tenggara digelar di Gedung Pascasarjana UIN Ar-Raniry, Banda Aceh.
Editor: Adi Suhendi
“Hasil penelitian kami, lokasi Fansur berada di Lhok Pancu atau Lhok Lambaroneujib beberapa kilometer sebelah barat Kota Banda Aceh. Lokasi ini sesuai dengan tulisan Arab dari abad ke-9, di mana mereka menyebutkan Fansur dan Lamuri berdekatan,” katanya.
Menurut E Edwards, pada umumnya para peneliti beranggapan bahwa Fansur sebagai pelabuhan purba yang ramai telah menghilang pada abad ke-14 atau ke -15.
“Sekarang kita tahu ada dua tsunami purba tahun 1390 dan 1450 yang telah menghantam pantai Aceh Besar,” katanya.
Selain itu, ada beberapa situs pubakala masa menengah yaitu antara abad ke-11 dan ke-16 sepanjang pantai di antara Ujong Pancu dan Krueng Raya, Aceh Besar.
Sebagian situs tersebut telah diterkikis ombak air laut, termasuk Negeri Fansur dan beberapa permukiman purba dan pertahanan masa kesultanan yang terletak di pantai Aceh Besar.
Sementara itu, pada kesempatan yang sama Guru Besar UIN Ar Raniry, Misri A Muchlisin memaparkan sejumlah bukti-bukti sejarah peradaban Isam di Asia Tenggara yang asal mulanya lahir dari Kerajaan Pereulak dan Samudra Pase.
Seperti diketahui, Kenduri Kebangsaan 2020 di Kabupaten Bireuen yang digagas Yayasan Sukma Bangsa, Forum Bersama DPR dan DPD RI asal Aceh untuk membangun kembali semangat ke-Aceh-an, ke-Islam-an, dan ke-Indonesia-an.
Kegiatan ini juga bertujuan sebagai pemersatu seluruh elemen masyarakat Aceh.
Seminar juga dihadiri Ketua Forbes Anggota DPR dan DPD-RI asal Aceh, M Nasir Jamil, anggota DPD- RI Fadhil Rahmi, Direktur Sekolah Sukma Bangsa Pidie, Marthunis Bukhari, serta Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN AR-Raniry, Fauzi Ismail.