Kepada DPD RI, Mentan Syahrul Paparkan Program Kementan
Mentan menjelaskan bahwa saat ini Kementan tengah fokus merealisasikan berbagai program kerja untuk meningkatkan sumber daya manusia.
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM, Jakarta - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menghadiri rapat kerja yang digelar Komite II DPD RI di Ruang Rapat Komite II Gedung B DPD, Jakarta, Senin (24/2).
Dalam rapat tersebut, Mentan menjelaskan bahwa saat ini Kementan tengah fokus merealisasikan berbagai program kerja untuk meningkatkan sumber daya manusia dan kesejahteraan petani.
"Sekarang kita sudah memiliki program Petani Masuk Sekolah (PMS) yang insya Allah akan kita terapkan di semua sekolah. Jadi, nantinya setelah lulus mereka sudah memiliki modal untuk usaha bertani. Kesejahteraan mereka pun pasti terjamin," ujarnya.
Selain itu, kata Syahrul, Kementan juga sudah merealisasikan sebagian program Keredit Usaha Rakyat (KUR) yang didistribusikan melalui kerjasama dengan pemerintah daerah. Kata dia, program ini merupakan upaya pemerintah dalam meningkatkan jalanya usaha tani dan kesejahteraan petani.
"Bahkan kami sudah membentuk barisan Kostratani (Komando Strategi Pembangunan Pertanian) dengan program Geratieks (Gerakan Tiga Kali Ekspor sebagai ujung tombak ekonomi nasional. Kemudian kami diperkuat dengan Kecanggihan Agriculture War Room," katanya.
"Kami siap menggunakan Anggaran Kementan untuk kepentingan masyarakat, terutama untuk menaikan produksi pertanian kita," terangnya.
Dalam kesempatanya, Syahrul juga menjamin adanya ketersediaan pangan yang cukup pada periode tahun ini. Terlebih pasokan kebutuhan untuk bulan suci Ramadhan dan hari raya Lebaran.
"Ini paling penting karena untuk mengantisipasi gejolak harga pada bulan Ramadhan, kami harus memastikan bahwa kebutuhan pangan harus cukup," katanya.
Adapun dalam rapat kerja ini dihadiri jajaran eselon 1 Kementan. Ke depan, Syahrul mengaku optimistis bahwa nilai ekspor pertanian Indonesia akan meningkat tajam.
"Walaupun saya tidak menampik bawa ada beberapa tantangan produksi pertanian yang ada. Mulai dari cuaca ekstrim, hama, hingga masalah regenerasi," tutupnya.