Soal Banjir Ibu Kota, Azas Tigor Beri Kritikan: Kota Jakarta Amburadul Dipimpin Anies Baswedan
Ketua Forum Warga Kota Jakarta Azas Tigor mengkritik Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan terkait penanganan banjir.
Penulis: Indah Aprilin Cahyani
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Ketua Forum Warga Kota Jakarta mengomentari intensitas banjir Ibu Kota sudah menjadi fenomena harian.
Hal itu disampaikan Ketua Forum Warga Kota Jakarta, Azas Tigor Nainggolan.
Azas Tigor mengkritik penanganan banjir yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
"Bahwa ada fakta di mana memang perencanaan pembangunan perawatan Kota Jakarta ini amburadul di bawah Gubernur Anies Baswedan. Itu jelas lah," papar Azas Tigor.
Tigor menekankan kepada Pemprov DKI untuk tidak memberikan argumen seperti pengurangan titik dan soal kecepatan surut.
Baca: Banjir di Mana-mana, BMKG: Indonesia Sedang Alami Fenomena Cuaca Ekstrem
Lebih lanjut, ia menyarankan untuk Anies mengakui saja jika belum bekerja dalam mengatasi banjir, dilansir kanal YouTube KompasTV, Selasa (25/2/2020).
"Akui saja bahwa saya (Anies Bawedan) belum bekerja, beresin got, beresin drainase, belum membantu warga Jakarta supaya lebih prepare menghadapi banjir," ujar Tigor.
Azas Tigor menambahkan persoalan banjir di wilayah Jakarta merupakan tanggung jawab Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI.
Baca: Istana Kepresidenan Kebanjiran, Menteri PUPR Sudah Siapkan 2 Pompa Air: Dimana Banjirnya? Tidak Ada
Anies Baswedan Enggan Komentari Banjir Jakarta
Hujan mengguyur sejumlah wilayah Jakarta sejak Senin(24/2/2020).
Mengakibatkan Jakarta dan sekitarnya kembali terendam banjir, Selasa (25/2/2020).
Anies Baswedan menyampaikan lebih dari 200 RW di Ibu Kota terkena dampak banjir.
Hal itu berdasarkan informasi yang diterimanya, dikutip Kompas.com.
Anies pun enggan berkomentar banyak ketika disinggung banjir yang sudah berkali-kali terjadi di Jakarta sejak awal tahun 2020.
Baca: Banjir Kembali Rendam Jakarta, Mardani Ali Sera Beri Wejangan untuk Anies Baswedan: Ini Ujian
Anies menyebut pihaknya saat ini sedang konsentrasi menangani korban banjir.
"Sekarang konsentrasi pada penanganan, cuaca seperti ini masih akan terjadi beberapa waktu ke depan," papar Anies saat memantau Pintu Air Manggarai, Jakarta, Selasa pagi.
Selain itu, Anies menyinggung ramalan BMKG pada Desember 2019 lalu yang menyebut cuaca ekstrem akan terjadi hingga Maret 2020.
Ketika ditanya antisipasi Pemprov DKI, Anies juga enggan berkomentar terkait bagaimana menghadapai cuaca ekstrem tersebut.
"Cukup," kata Anies sambil berjalan meninggalkan para wartawan.
Baca: Tinjau Pintu Air Manggarai, Anies Baswedan: Ada 200 dari 2.738 RW Terdampak Banjir Hari Ini
Anies Baswedan Tinjau Pintu Air Manggarai
Sebelumnya, Anies Baswedan, menyebut banjir disebabkan karena tingginya curah hujan lokal yang mengguyur kawasan Ibu Kota.
Minggu (23/2/2020) pagi, Anies Baswedan meninjau lansung pintu air Manggarai, Menteng, Jakarta Pusat.
Anies Baswedan, menyebut banjir disebabkan karena tingginya curah hujan lokal yang mengguyur kawasan Ibu Kota.
Minggu (23/2/2020) pagi, Anies Baswedan meninjau lansung pintu air Manggarai, Menteng, Jakarta Pusat.
Baca: Jakarta Banjir Lagi, Anies Baswedan Fokus Penanganan: Rapat Batalkan, Turun ke Lapangan
Hal itu disampaikan dalam video yang diunggah kanal YouTube KompasTV, Minggu (23/2/2020).
Anies saat tiba di pintu air Manggarai, ketinggiannya sempat mencapai 895 sentimeter atau berstatus siaga 2.
"Jakarta mengalami hujan lokal yang cukup besar."
"Pagi ini kita lihat data dari BMKG curah hujan yang surut dari kawasan sisi timur Bekasi sampai Tangerang," papar Anies.
Selain itu, Anies juga melihat curah hujan melalui monitor.
Baca: Lagi-lagi Banjir di Jakarta, Anies Baswedan : Cuaca Seperti Ini Masih Akan Terjadi ke Depan
"Tapi di alat monitor tadi Manggarai curah hujannya 228 mm yang intensif tadi malam," ujarnya.
Artinya, ia menambahkan jika berdasarkan kategorisasi yang disebut sebagai hujan lebat bila diatas 100 mm.
"Bila di atas 150 mm itu disebut ekstrem," kata Anies.
"Dan tadi malam kita alami di Jakarta itu 228 mm termasuk kategori ekstrem," sambungnya.
Sementara itu, Anies Baswedan menyebut dengan surutnya permukaan air laut, akan mempermudah penyurutan banjir di daratan DKI Jakarta.
Baca: Banjir di Kramat Jati Setinggi Pinggang Orang Dewasa
Menurut Anies, permukaan air laut pasang hingga pukul 10.00 WIB pagi.
"Sambil kita menunggu permukaan air laut mulai surut."
"Permukaan air laut mulai surut sampai dengan jam 7 malam."
"Dengan permukaan air laut surut, Insya Allah nanti penurunan akan lebih cepat”, ujar Anies kepada media (22/2/2020).
Elektabilitas Anies Baswedan Menurun
Elektabilitas Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan turun karena belum bisa menangani persoalan banjir.
Data itu berdasarkan Lembaga Survei Politika Research and Consulting (PCR) dan Paramater Politik Indonesia.
Elektabilitas Anies Baswedan dari sebelumnya sebesar 15 persen menjadi 11,9 persen.
Hal itu disampaikan dalam video yang diunggah kanal YouTube KompasTV, Minggu (23/2/2020).
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno menyebut elektabilitas Anies yang turun diduga karena mengatasi banjir Jakarta.
Baca: Jakarta Banjir Lagi, di Bekasi hingga Jakarta Pusat Tinggi Air Mencapai Selutut Orang Dewasa
"Kecenderungan elektabilitas Anies itu turun."
"Anies saat ini elektabilitasnya 11,5 persen kalau sebelumnya kan Anies tinggi 15-20 persen andai Pilpres itu dilakukan hari ini."
"Saya menduga kenapa elektabilitas Anies ini turun dalam waktu dekat ini karena banjir yang terjadi di Jakarta sejak 1 Januari 2020," papar Adi.
Adi Prayitno menilai persoalan banjir itu cukup efektif untuk membunuh kredibilitas Anies sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Menurutnya, jika Anies tidak bisa mengakomodasi isu banjir dengan kerja yang nyata maka kemungkinan besar elektabilitas Anies diprediksikan akan terus menurun.
(Tribunnews.com/Indah Aprilin Cahyani) (Kompas.com/Rindi Nuris Velarosdela)