Selalu Dipercaya Jadi Menteri Jokowi, Sofyan Djalil: Rumusnya Kerja yang Baik, Tidak Perlu Neko-neko
Sofyan menegaskan, semasa menjadi menteri Presiden Jokowi dua periode ini, yang perlu dilakukan hanyalah bekerja dengan baik dan tidak neko-neko.
Editor: Dewi Agustina
Laporan wartawan Tribunnetwork, Lusius Genik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sofyan A Djalil, Menteri Agraria dan Tata Ruang dan Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) RI Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024 dilantik Presiden Joko Widodo menjadi Menteri ATR/BPN pada Oktober 2019 tahun lalu.
Selama masa kepemimpinan Jokowi sejak tahun 2014, Sofyan sudah dipercaya di tiga pos kementerian, yakni Menteri Koordinator Perekonomian pada 2014-2015, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional atau Kepala Badan Pembangunan Nasional (Bappenas) pada 2015-2016 dan yang terakhir Menteri Agraria dan Tata Ruang dan Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN).
Lantas, sebenarnya apa rumus Pria kelahiran Aceh 23 September tahun 1953 selalu dipercaya Jokowi menempati posisi menteri di kabinet kerjanya?
Dalam sebuah wawancara khusus dengan Tribun Network di Kantor ATR/BPN, Jakarta, Kamis (26/2/2020), Sofyan Djalil mengungkapkan ia tak memiliki rumus khusus.
Ia menegaskan, semasa menjadi menteri di bawah naungan Presiden Jokowi dua periode ini, yang perlu dilakukan hanyalah bekerja dengan baik dan tidak neko-neko.
Ia mengatakan, jalani saja hidup ini karena semuanya sudah ada yang menentukan, begitu pula mengenai nasib baiknya selalu dipercaya jadi menteri oleh Jokowi.
"Rumusnya hanya kerja yang baik saja. Tidak perlu ngoyo, tidak neko-neko, jalani saja hidup ini, semua sudah ditentukan, ada garis tangan, maka garis itu saya rekomendasi anda jangan sering-sering cuci tangan," kata Sofyan A Djalil.
Baca: Bamsoet Dorong Empat Pilar MPR RI Masuk Materi Pembekalan Advokat
Baca: Penghentian Sementara Visa Umroh Jangan Rugikan Masyarakat
Sofyan menjelaskan, alangkah beruntungnya masyarakat yang terlahir di Indonesia. Di Indonesia, siapapun bisa menjadi apapun.
"Itu untungnya Indonesia, hanya kadang kesempatan kan," katanya.
Sofyan mengungkapkan rasa syukurnya karena selama menjadi menteri, ia hanya perlu melaksanakan tugasnya dengan baik. Tentunya termasuk memenuhi target yang telah diinstruksikan oleh Presiden Jokowi.
Karena itu pula, Sofyan mengakui bahwa ia dikenal baik oleh semua orang di sekelilingnya, termasuk Jokowi.
"Jadi saya Alhamdulillah pernah jadi menteri dan bekerja dengan baik. Orang kenal bahwa saya orang yang tidak neko-neko, kalau ada target bisa kita selesaikan, ada tugas bisa laksanakan dengan baik," ujar Sofyan.
Namun demikian, ia tak pernah merasa bahwa ia lebih dari siapapun. Semuanya terasa biasa saja, sebagaimana ia tak pernah berubah seperti lagu "Aku Masih Seperti yang Dulu."
"Saya hanya baik ke semua orang, saya tidak pernah merasa menjadi menteri tapi tidak pernah merasa bagaimana, biasa saja. Kalau bertemu teman lama saya bilang, saya suka lagu Melayu, "Aku masih seperti yang dulu," ungkapnya.
Baca: Gisel dan Tyas Mirasih Bakal Datangi Polda Jatim Hari Ini atas Kasus Dugaan Pembobolan Kartu Kredit
Baca: Bullying Siswi SMP di NTT, Ditampar Berulang Kali, Teman yang Lain Girang Tepuk Tangan
"Kalau Anda kenal saya 20 tahun lalu masih seperti sekarang. Tidak pernah berubah," imbuh Sofyan.
Namun demikian, Sofyan menegaskan bahwa yang paling penting harus memiliki interpersonal skill yang bagus, kemampuan dan cara penyampaian diri yang baik.
"Siapapun bisa di Indonesia menjadi apapun," katanya kembali mengingatkan.
Sofyan menjelaskan, di masa ini, mencari orang yang punya kompetensi baik itu sangat sulit. Menurutnya itu adalah salah satu masalah yang sedang dihadapi di Indonesia.
Selain itu, saat ini, lanjut Sofyan, banyak orang berkompetensi namun tak memiliki integritas.
"Itu yang jadi masalah, kompetisi, integritas, itu penting sekali. Banyak orang berkompetensi, tapi integritas sudah tercoreng karena kadang banyak orang-orang yang cari uang hari ini," ujarnya.
Untuk itu, ia berpesan agar anak muda bahwa investasi nama baik lebih menguntungkan dibandingkan berinvestasi dalam bentuk uang.
Sofyan menjelaskan, jika nama Anda terkenal baik di manapun, uang dengan sendirinya akan mengikuti.
Baca: Sahrul Gunawan Pusing Arab Saudi Tunda Perjalanan Umrah, Bisa Rugi Hingga Miliaran Rupiah
Baca: Tak Ambil Pusing Soal Penghentian 36 Kasus, Firli Bahuri: yang Mengkritik Itu Sayang dengan KPK
"Padahal uang itu akan mengikuti sendiri. Kerja yang baik, bangun reputasi yang baik, punya integritas, punya kompetensi, uang akan cari sendiri," katanya.
Buah dari investasi nama baik itu, diceritakan Sofyan, terwujud ketika ia tak menjadi menteri pada tahun 2009.
"Saya tidak jadi menteri tahun 2009, begitu tidak jadi menteri, orang tawarkan kerja di mana-mana, komisaris di mana-mana, advisor di mana-mana, nama baik itu penting sekali," tandas Sofyan.