Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ini Alasan Jokowi Tak Beberkan Riwayat Perjalanan Pasien Corona

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan alasan pemerintah tidak menyampaikan riwayat perjalanan secara detail terkait pasien positif corona.

Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Ayu Miftakhul Husna
zoom-in Ini Alasan Jokowi Tak Beberkan Riwayat Perjalanan Pasien Corona
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Presiden Joko Widodo menyampaikan keterangan kepada wartawan di beranda belakang Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (3/3/2020). Presiden menyatakan telah memerintahkan para menteri untuk mengingatkan para pejabat publik dan pihak rumah sakit agar tidak membuka data pasien positif corona serta mengajak masyarakat untuk tidak panik namun tetap waspada dan beraktivitas seperti biasa. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan alasan pemerintah tidak menyampaikan riwayat perjalanan secara detail terkait pasien positif corona.

Jokowi mengungkapkan, sebenarnya pemerintah ingin menyampaikan hal itu, namun demikian setelah beberapa pertimbangan hal itu tidak dilakukan.

Hal itu dikatakan Jokowi saat menjawab pertanyaan media di Bandara Soekarno-Hatta, Jumat (13/3/2020).

Hal itu dikarenakan pemerintah tak ingin masyarakat panik dan resah, selain itu juga mempertimbangkan efek ke depannya bagi pasien itu sendiri.

"Sebetulnya inginnya kita sampaikan, tetapi kita juga berhitung mengenai kepanikan dan keresahan di masyarakat, juga efek nantinya terhadap pasien apabila sembuh," kata Jokowi, seperti disiarkan Kompas TV.

Jokowi juga mengatakan bahwa tindakan yang dilakukan pemerintah ini mungkin berbeda dengan negara lain yang secara detail mengungkap riwayat perjalanan pasien.

Menurutnya, setiap negara memiliki kebijakan yang berbeda-beda dalam hal ini.

Baca: Kenali 5 Ciri-ciri Orang Terinfeksi Virus Corona, Berikut 11 Cara Pencegahan Covid-19!

Baca: Penjelasan Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia soal Bagaimana Menyikapi Virus Corona

Berita Rekomendasi

Namun demikian, ia menegaskan bahwa pemerintah melalui tim reaksi cepat covid-19, akan selalu melakukan pelacakan jika ada kasus baru.

"Jadi setiap negara saya kira memiliiki policy yang berbeda-beda, tetapi yang jelas setiap ada cluster baru, pasti tim reaksi cepat kita langsung memagari," kata Jokowi.

Pihaknya telah dikoordinasi BNPB, didampingi Kemenkes, TNI, Polri untuk melakukan pelacakan.

"Kita telah secara khusus mengadakan rapat paripurna mengenai corona sekali dan rapat terbatas sudah 5 kali," kata Jokowi.

"Rapat internal sehari bisa dua sampai tiga kali membahas khusus mengenai virus corona ini," sambungnya.

Jokowi juga menegaskan bahwa pemerintah selalu berkoordinasi dengan lembaga-lembaga terkait termasuk pemerintah daerah.

Terkait lockdown wilayah yang terkena virus corona, Jokowi mengaku belum sampai memikirkan hal itu.

"Belum berpikir ke arah sana, tapi saya sangat menghargai kerjasama seluruh kementerian dan lembaga termasuk juga pemerintah daerah," kata Jokowi.

Baca: BREAKING NEWS: Pasien 59 Tahun yang Meninggal di RSUD Solo Positif Terinfeksi Virus Corona

Baca: Informasi soal Corona Satu Pintu, Jokowi Tak Berikan Pemda Kewenangan Umumkan Pasien Corona

Sebelumnya, juru bicara Pemerintah Indonesia dalam menangani virus corona, Achmad Yurianto, juga menyatakan pemerintah tidak akan me-lockdown atau mengunci wilayah yang terjangkit virus corona.

Menurutnya, mengambil opsi lockdown justru akan meningkatkan adanya peluang penularan virus corona.

"Kami tidak akan memakai opsi lockdown, karena kalau di-lockdown, malah kita tidak akan bisa berbuat apa-apa," ujar Yuri di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Kamis (12/3/2020), dikutip dari Kompas.com.

Meskipun sejumlah negara sudah menerapkan kebijakan tersebut, Yuri menyebut, justru kasus di wilayah tersebut berpeluang akan bertambah.

"Konsekuensinya, kasus (Covid-19) di wilayah itu bisa jadi akan naik dengan cepat," jelasnya.

Yuri lalu mencontohkan opsi lockdown pada kapal pesiar Diamond Princess.

Ia berujar, kapal tersebut menjadi satu di antara lokasi awal virus corona di China, setelah adanya upaya mengunci orang-orang di dalam kapal.

"Begitu di-lockdown (karantina di dalam kapal), (jumlah positif Covid-19) naik angkanya."

Baca: Koalisi Masyarakat Sipil Minta Pemerintah Perbaiki Pola Komunikasi Terkait Penanganan Corona

Baca: Yusril Sarankan Pemerintah Tangani Wabah Corona Seperti Tanggap Darurat Bencana Alam

Update Virus Corona

Laporan realtime laman Thewuhanvirus.com, jumlah pasien terinfeksi virus corona mencapai 134.797 kasus.

Update terbaru korban meninggal dunia akibat virus corona mencapai 4981 orang hingga Jumat (13/3/2020) siang.

Jumlah korban meninggal akibat virus corona ini sejalan dengan jumlah pasien yang sembuh yang mencapai 70.387 pasien.

Data terbaru perihal penyebaran virus corona yang telah menyebar ke 128 negara.

Di Indonesia, sebanyak 5 pasien dari 35 kasus yang terkonfirmasi dinyatakan telah sembuh.

Adapun dua di antara total kasus yang terkonfirmasi dinyatakan meninggal dunia. 

Terbaru, pasien 01 dan pasien 03 yang terinfeksi virus corona (Covid-19) dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang.

Pasien 01 dari hasil uji laboratorium kedua dinyatakan telah negatif dari virus corona.

"Ya ini ada berita bagus, jadi pasien nomor 01 itu sudah negatif dua kali," kata Direktur Utama Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Muhammad Syahril.

"Alhamdulillah fisiknya sangat baik," kata Syahril seperti dikutip dari Kompas.com.

Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso dr Mohammad Syahril dalam konferensi pers, di RSPI Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara, Kamis (12/3/2020).
Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso dr Mohammad Syahril dalam konferensi pers, di RSPI Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara, Kamis (12/3/2020). (Tribunnews.com/ Vincentius Jyestha)

Selain pasien 01, pasien 03 juga dinyatakan sembuh dari Covid-19.

"Kedua klinisnya sudah bagus, keadaan umumnya baik dan bisa kita nyatakan sembuh dalam pelayanan ini," terang Syahril.

Syahril juga mengatakan, bahwa keduanya sudah diperbolehkan pulang sore ini.

Ia mengatakan, enam pasien lainnya yakni 02, 04, 10, 11, 23, dan 27 juga uji klinisnya cukup baik.

Bahkan, untuk pasien 10 sedang ditunggu konfirmasi hasil uji laboratorium kedua.

"Yang kemarin satu pasien nomor 10 kita masih menunggu konfirmasi hasil laboratorium yang kedua."

"Belum kita terima jadi belum bisa kita pulangkan hari ini," kata Syahril.

(Tribunnews.com/Tio/Nanda/Metta Kompas.com/Ihsanuddin/Rakhmat Nur Hakim/Ryana Aryadita Umasugi) 

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas