Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bupati Banyumas Bikin Hand Sanitizer Bahan Ciu: Daripada untuk Mabuk-mabukan

Bupati Banyumas Achmad Husein membuat cairan pembersih tangan atau hand sanitizer berbahan ciu untuk menangkal virus corona atau Covid-19.

Penulis: Indah Aprilin Cahyani
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Bupati Banyumas Bikin Hand Sanitizer Bahan Ciu: Daripada untuk Mabuk-mabukan
KOMPAS.COM/FADLAN MUKHTAR ZAIN
Bupati Banyumas Achmad Husein membuat cairan pembersih tangan atau hand sanitizer berbahan ciu untuk menangkal virus corona atau Covid-19. 

TRIBUNNEWS.COM - Bupati Banyumas Achmad Husein membuat cairan pembersih tangan atau hand sanitizer untuk menangkal virus corona atau Covid-19.

Cairan itu berbahan dasar ciu, minuman keras tradisional itu diproduksi warga Wlahar, Wangon, Banyumas, Jawa Tengah.

Husein menyebut, pembuatan hand sanitizer berbahan ciu juga bertujuan agar minuman alkohol itu tidak untuk mabuk-mabukan.

Adapun masyarakat setempat diperkirkaan dapat memproduksi ciu sebanyak 2.000 liter dalam sehari.

"Dari pada di sana untuk mabuk-mabukan," ujar Husein di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Jumat (20/3/2020), dikutip Kompas.com.

Baca: Ada Satu Pasien Suspect Corona Lagi Masuk RSUD Banyumas, Baru Pulang dari Hongkong

Baca: Baru Pulang Dari Hongkong TKW Asal Banyumas Ini Suspect COVID-19

Bupati Banyumas Achmad Husein 1
Bupati Banyumas Achmad Husein membagikan handsanitizer yang diproduksi anggota Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Banyumas kepada pengguna jalan di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (19/3/2020)

Lebih lanjut, Husein mengatakan, ide tersebut muncul karena kelangkaan hand sanitizer yang terjadi beberapa waktu terakhir.

"Saya akan berusaha keras membuat hand sanitizer sebanyak mungkin dengan botol-botol sederhana."

Berita Rekomendasi

"Sumber alkohol sudah ada," kata Husein.

Husein menambahkan dirinya telah melakukan uji coba pembuatan hand sanitizer berbahan ciu tersebut.

Ia mencoba membuat hand sanitizer dengan kadar alkohol mencapai lebih dari 96 persen.

"Saya pakai gliserin untuk penghalus dan hidrogen peroksida, itu antiseptik," ucapnya.

Sementara itu, Husein telah bekerja sama dengan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) untuk merealisasikan ide tersebut dalam pembuatan alatnya.

Baca: Minta Dukungan Pemekaran, DPRD Kabupaten Banyumas Sambangi Anggota DPD RI Jateng

Baca: Susah Dapat Hand Sanitizer demi Tangkal Covid-19? Ahli Virologi: Kita Masih Punya Pembersih Lantai

"Saya sudah koordinasi dengan Puspiptek untuk meningkatkan kadar alkohol antara 70 persen hingga 90 persen, lagi dibuatkan alatnya."

"Dalam waktu dekat sudah bisa direalisasikan," jelas Husein .

Husein juga memaparkan, nantinya hand sanitizer berbahan ciu akan dibagikan gratis kepada masyarakat yang membutuhkan.

"Nanti dari kami gratis, (ciu) akan kami beli sebanyak-banyaknya," paparnya.

Sebelumnya diberitakan, Pemkab Banyumas berupaya membuat sendiri hand sanitizer dengan memanfaatkan potensi daerah yang ada.

Pemkab Banyumas berencana mengembangkan sentra ciu di Desa Wlahar sebagai pusat produksi produksi hand sanitizer.

Sebenarnya Desa Wlahar, Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas ini sudah dikenal lama sebagai tempat pembuatan minuman beralkohol.

Masyarakat setempat menyebut minuman keras tersebut dengan istilah ciu.

Baca: 3 Pasien Corona RSPI Sulianti Saroso Dirawat di ICU Gunakan Ventilator, Keadaanya Cukup Berat

Baca: Sikapi Penyebaran Corona, Australia Berlakukan Lockdown Hari Ini Pukul 21.00 Waktu Setempat

Para pengrajin banyak yang merasa minder karena tempat tesebut sebagai produksi ciu yang merupakan minuman beralkohol.

Casmadi (70), warga Gerumbul Karanglo, RT 01 RW 03, Desa Wlahar, Kecamatan Wangon tidak merasakan hal itu.

Pria usia 70 tahun itu bekerja sebagai pengrajin ciu sudah bertahun-tahun lamanya.

Casmadi menjelaskan, bahan-bahan utama yang dibutuhkan dalam pembuatan ciu tersebut.

Bahan-bahan yang diperlukan seperti gula jawa sekira 30 kilogram, tape singkong sekira 1,5 kilogram, dan tape beras sekira 1 kilogram.

Kemudian, semua bahan-bahan itu dimasukan ke dalam sebuah wadah tong dan direndam selama 10 hari.

Selama 10 hari itulah terjadi proses fermentasi yang nantinya akan disuling untuk menghasilkan ciu.

"Satu tong besar itu bisa menghasilkan 25 liter ciu."

"Kalau yang kecil biasanya menghasilkan 20 liter," ujar Casmadi kepada TribunBanyumas.com, Jumat (20/3/2020).

Baca: Di Cianjur, Warga Berburu Chloroquin ke Apotek Setelah Baca Jurnal Virus Corona, Stok Habis

Baca: Media Asing Soroti Pariwisata Indonesia yang Terancam Virus Corona

Baca: Cegah Penyebaran Virus Corona, Seluruh Ruangan Kantor Kemenpora Disemprot Desinfektan

Ciu Wlahar dijual per liter mulai dari Rp 20 ribu dan Rp 30 ribu jika sudah disuling.

Casmadi menyebut, saat meminum ciu merasakan efek hangat di tubuh. 

"Jika diminum sensasinya hangat di tenggorakan dan perut."

"Sebenarnya mirip dengan ciu bekonang di Kabupaten Karanganyar," katanya.

Ciu Wlahar rata-rata memiliki kadar alkohol sekira 25-50 persen.

Sedangkan syarat dalam membuat hand sanitizer adalah kadar alkoholnya minimal berada di kisaran 70-80 persen.

Casmadi mengungkapkan, bahwa dirinya tidak pernah membuat Ciu Wlahar dengan kadar alkohol mencapai 70 persen.

Menurutnya, jika harus mencapai 70 persen diperlukan ongkos produksi yang banyak.

Semakin banyak bahan baku untuk pembuatan ciu, semakin bagus dan semakin tinggi kadar alkohol yang dihasilkan.

(Tribunnews.com/Indah Aprilin Cahyani) (Kompas.com/Kontributor Banyumas, Fadlan Mukhtar Zain) (TribunBanyumas.com/Permata Putra Sejati)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas