Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Puluhan Ribu Peternak Ayam Terancam Gulung Tikar, Imbasnya 12 Juta Orang Terancam Menganggur

perusahaan besar mengandalkan pasar becek untuk menjual ayamnya yang membuat penjualan ayam peternak kecil semakin turun

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Puluhan Ribu Peternak Ayam Terancam Gulung Tikar, Imbasnya 12 Juta Orang Terancam Menganggur
KOMPAS IMAGES
Peternak mengecek pakan ternak ayam broiler di Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Kamis (25/2/2016 

Kondisi suram bagi para peternak itu baru akan ada secercah harapan bila Pemerintah turun tangan membantu para peternak ayam.

Caranya dengan  mengembalikan harga di tingkat peternak menjadi minimal Rp 18.000 sebagai harga acuan.

Setidaknya bila  harga jual di peternak mencapai Rp 18.000 peternak tidak merugi. 

"Selain itu selama pandemi corona dimana masyarakat  juga mengalami penurunan daya beli, Pemerintah membeli ayam dari peternak kecil  untuk  dijadikan pasar murah, menyediakan pangan hewani kepada masyarkat  kecil yang terkena dampak pandemi corona," katanya.

“Kami tidak aneh-aneh permintaannya. Beli ayam-ayam kami saja sudah membuat kami senang  dengan harga acuan sesuai biaya produksi.  Kalau diberi pinjaman lunak, kalau ayamnya tidak ada yang membeli juga percuma,” kata Kadma yang punya peternakan di Bogor dan Sukabumi ini.  

Hampir sama dikemukakan Singgih. 

Ia mengusulkan bantuan Pemerintah  selama   darurat  Pandemi Covid 19, dialokasikan juga untuk peternak rakyat. Caranya dengan membeli ayam yang ada di peternak kecil.

Berita Rekomendasi

“Pemerintah buat pasar murah bentuknya tidak hanya beras, uang tunai tapi juga dalam bentuk daging ayam,” kata Singgih.

Singgih berharap Pemerintah segera menyelamatkan para peternak ayam dengan membereskan dari hulu hingga hilir.

Bila hilir dengan membeli ayam untuk dijadikan pasar murah atau pemberian daging ayam kepada masyarakat, dan Rumah Sakit, Pemerintah  juga harus membereskan ‘hulu’ dari sektor perunggasan ini.

Singgih mengatakan, untuk menurunkan populasi ayam dan menstabilkan harga, Pemerintah harus menekan  produksi ayam berusia sehari (day old chicken/DOC) hingga 50 persen.

Bila DOC masih banyak, peternak juga enggan membesarkan karena biaya produksi yang tidak sebanding dengan harga jual disaat permintaan juga menurun akibat pandemi Covid 19.

“Hulu dengan cara menurunkan DOC sampai 50 persen, lalu hilirnya Pemerintah membuat pasar murah darurat dengan membeli ayam rakyat, jangan dari perusahaan. Perusahaan itu modalnya kuat bisa bertahan lebih lama dalam menghadapi kondisi saat ini,” ujar Singgih.

Ia optimis bila pemerintah bisa melakukan dari  hulu ke hilir, peternak rakyat bisa bertahan selama pandemi ini.

Sebaliknya, bila Pemerintah membiarkan peternak ayam berusaha sendiri menghadapi pandemi Covid 19 ini, para peternak akan berguguran dalam satu bulan ini.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas