Volume Kendaraan Keluar Jakarta Melonjak Drastis: Tol Dalam Kota Padat, Terminal Bus Ramai
PT Jasa Marga (Persero) Tbk memastikan akan menutup ruas Tol Layang Jakarta-Cikampek, Jumat (24/4/2020) pukul 00.00 WIB.
Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Volume kendaraan yang keluar dari Jabodetabek melalui gerbang tol Cikampek Utama pada 21-22 April 2020 mengalami peningkatan drastis.
Peningkatan itu bertepatan jelang pihak kepolisian memberlakukan operasi Ketupat Jaya 2020 terkait pelarangan mudik lebaran pada Jumat (24/4/2020).
Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Pol Sambodo Purnomo Yogo mengungkapkan, total ada 44.550 kendaraan yang keluar wilayah Jabodetabek melalui Gerbang Tol Cikampek Utama pada 21-22 April 2020. Kenaikan volume kendaraan itu meningkat sebanyak 27 persen dari hari biasanya.
"Berdasarkan perhitungan di Gerbang Tol Cikampek Utama, terjadi kenaikan volume arus kendaraan sebanyak 27 persen, dari 18.753 kendaraan pada tanggal 21 April menjadi 25.797 kendaraan pada tanggal 22 April 2020," kata Sambodo kepada awak media, Kamis (23/4/2020).
Kendati demikian, Sambodo menyatakan tidak mengetahui secara pasti alasan trend peningkatan volume kendaraan pada dua hari kemarin.
Khususnya kemungkinan adanya pemudik curi start sebelum adanya operasi pelarangan mudik besok.
"Belum tahu (pemudik yang curi start)," kata dia.
Seorang warga yang hendak pulang ke Bogor kemarin juga melaporkan padatnya ruas jalan tol dalam Kota sejak siang hingga sore hari. Ia bahkan sempat terjebak macet di kawasan Semanggi.
Baca: Ramadan di Masjid Agung Al Azhar, Ada Tausiah Online Ustaz Abdul Somad dan Kajian Via Podcast
"Tol padat banget, macet. Sepertinya pada mau pulang kampung," ujarnya.
Petugas Jasa Marga yang dikonfirmasi membenarkan adanya kepadatan tersebut.
Dia mengatakan, sejak diberlakukan PSBB lalu lintas di ruas Semanggi dan tol dalam kota memang terkadang macet, namun saat ini ada penambahan volume kendaraan dari biasanya.
Baca: Bela Pernyataan Jokowi, KIP: Mudik Berkaitan dengan Lebaran, Pulang Kampung ya Selamanya
"Macetnya sampai arah Cawang. Biasanya ramai padat tapi tidak macet," katanya.
Sebagai informasi, pihak Kepolisian akan memulai melakukan pengawasan warga Jabodetabek yang masih nekat memaksakan mudik lebaran pada 24 April 2020 mendatang.
Baca: Fix, Ramadan Ini Tidak Ada Salat Tarawih dan Bukber di Masjid Istiqlal
Nantinya, operasi pengawasan pelarangan mudik tersebut akan dilakukan dalam payung operasi ketupat Jaya 2020.
Hal tersebut ditegaskan oleh Dirlantas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Sambodo Purnomo Yogo setelah menindaklanjuti keputusan presiden Joko Widodo (Jokowi) yang melarang mudik.
Baca: Intip Serunya Suasana Ramadan di Kediaman Zee Zee Shahab
"Operasi ketupat terkait dengan larangan mudik ini akan kita mulai hari Kamis malam besok pukul 00.00 WIB. Jadi Jumat pukul 06.00 WIB itu sudah kita mulai dan secara serentak di seluruh Indonesia mungkin," kata Dirlantas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Sambodo Purnomo Yogo.
Ia mengatakan, operasi itu akan berlangsung hingga 7 hari setelah hari raya lebaran (H+7 Lebaran).
Sementara itu, pihaknya masih menunggu kajian dari mabes polri terkait jumlah personel yang akan diterjunkan dalam kebijakan tersebut.
"Nanti 7 hari setelah lebaran dan kita belum tahu kita tunggu himbauan pemerintah apa lebaran itu kapan dan dipastikan kegiatan ini akan berakhir sampai H+7 Lebaran," ujarnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan, pihaknya akan membentuk 19 titik pos pengamanan dan pemantauan yang tersebar di titik perbatasan keluar dan masuk Jabodetabek.
Nantinya, mereka akan mengawasi pengendara yang masih mencoba nekat mudik.
"Larangan mudik ini dilakukan dengan pendekatan dan pemeriksaan terhadap kendaraan kendaraan yang melintasi checkpoint cek poin yang pada operasi ketupat ini," pungkasnya.
19 Titik Pos Pantau
Polda Metro Jaya membangun 19 pos terpadu pengamanan dan pemantauan untuk mengawasi masyarakat Jabodetabek yang masih nekat mudik ke kampung halaman pada 24 April 2020 mendatang.
Dirlantas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Sambodo Purnomo Yogo mengatakan, pos itu nantinya akan dibangun di perbatasan atau pintu keluar yang biasa dilewati para pemudik dari Jabodetabek. Dari 19 titik pos terpadu, 3 titik akan ditempatkan di jalan tol.
"Pos pengamanan terpadu 19 pos yang berfungsi sebagai cek poin. Dari 19 cek poin tersebut, nantinya 3 cek poin ada di tol di Cikarang, Cimanggis dan di Bitung," kata Sambodo.
Sambodo menambahkan, 16 titik pos lainnya nanti akan berada di jalan arteri non tol. Rinciannya, 5 titik ada di kota Tangerang yaitu di Batu Ceper, Ciledug, Kebon Nanas, Jati Uwung dan Lippo Karawaci.
Kemudian, dua titik lainnya ada di Tangerang Selatan yang berada di Puspitek dan Cicurug. Selanjutnya, dua titik di Depok yang berada di Jalan Raya Bogor Cibinong dan Citayam.
Sisanya, di Bekasi Kota ada tiga titik yang berada di Sumber Artha, Bantargebang dan Cakung. Dan di Kabupaten Bekasi, nantinya ada 4 titik yaitu di Cibagusan, Waringin, Bojong Baru dan di Tambun.
"Titik tersebut kita akan melaksanakan pemeriksaan dan penyekatan. Batasan pemeriksaan penyekatan para pemudik ini hanya berlaku bagi angkutan penumpang baik pribadi maupun angkutan umum. Termasuk juga sepeda motor," jelasnya.
Di sisi lain, ia menuturkan, angkutan logistik yang membawa kebutuhan sehari-hari seperti truk dan lainnya masih diperbolehkan lewat di perbatasan tersebut.
"Jadi larangan mudik ini tidak berlaku bagi angkutan barang atau logistik yang mengangkut kebutuhan sehari-hari."
"Kalau itu boleh lewat. Jadi sekali lagi untuk pelarangan mudik ini adalah angkutan penumpang bagi keadaan pribadi yang stand umum atau sepeda motor," ujarnya.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan, nantinya pos pengamanan itu akan dibantu dari personel TNI dan Dinas Perhubungan.
Mereka bersama-sama untuk memantau warga yang masih nekat untuk melaksanakan mudik lebaran.
"Kita minta bantuan dari teman-teman TNI untuk pengamanan tersebut dan apa tugasnya itu menyangkut masalah kriminal masalah keamanan," jelasnya.
Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan, upaya yang dilakukan ini bertujuan untuk mencegah adanya penyebaran virus Corona meluas ke daerah-daerah di Indonesia.
Ia berjanji, nantinya petugas yang bertugas di pos pemantauan akan melakukan edukasi secara humanis dan persuasif.
"Kegiatan yang kita lakukan untuk mencegah penyebaran Covid-19. Kita akan mengedepankan persuasif dan humanis untuk dalam kegiatan ini dan sambil menunggu keputusan dari pemerintah terkait sanksi," ungkapnya.
Yusri mengharapkan, masyarakat dapat mengerti untuk mengikuti imbauan pemerintah mengenai pelarangan mudik. Hal ini tidak lain untuk keselamatan dan kesehatan masyarakat Indonesia dari virus Corona.
"Semoga masyarakat bisa mengerti bahwa mari kita jaga jarak dan sebaiknya kita di rumah saja. Ini mau tidak mau harus kita laksanakan dan untuk memutus rantai penyebaran Covid-19 dan kami mengharapkan masyarakat mengerti dan ini untuk keselamatan masyarakat sendiri," sebutnya.
Terminal Bus Ramai
Selain adanya peningkatan kendaraan pribadi yang keluar DKI Jakarta, Terminal Kampung Rambutan juga mencatat adanya peningkatan penumpang di terminal keberangkatan sejak pagi hari.
Peningkatan penumpang ini menjelang adanya operasi ketupat jaya 2020 mengenai pelarangan mudik lebaran.
Kepala Terminal Kampung Rambutan, Made Joni Sasrawan mengatakan, total ada 837 penumpang yang tinggalkan Jakarta pada Kamis (23/4) pukul 06.00 hingga 12.00 WIB.
"Mayoritasnya ke Jawa Barat," kata Made kepada awak media.
Ia mengatakan, angka itu diakui mengalami peningkatan dibandingkan hari-hari biasanya. Namun, kata Made Joni, peningkatannya tidak signifikan.
"Ada peningkatan, cuma masih rendah kalau dibanding hari normal."
Peningkatan jumlah penumpang jug terjadi di Terminal Bus Jatijajar, Kota Depok, Jawa Barat. Pantauan Tribun di lokasi, para penumpang ini terus berdatangan membawa koper, hingga tumpukan kardus.
“Saya mau pulang ke Tasik, disini kerja juga sudah enggak bisa,” ujar salah seorang penumpang bus jurusan Tasik-Depok.
Sementara itu, Bambang salah seorang pegawai PO Bus Sinar Jaya, menuturkan dirinya tak menampik peningkatan jumlah penumpang terjadi sejak adanya pengumuman dilarang mudik oleh Presiden Jokowi.
“Namanya juga orang Indonesia, sebelum ada sanksinya itu larangan jadi buru-buru pada mudik,” kata Bambang.
Bambang berujar, terkait larangan mudik yang diketahui akan berimbas juga kepada PO Bus, dirinya hanya bisa pasrah dengan keadaan.
“Kalau orang kaya saya mah pasrah saja, sekarang mau protes sama siapa juga. Kalau dilarang mudik terus saya gak ada penghasilan, emang pemerintah mau nanggung biaya hidup saya sama yang lain?,” ujarnya.
Kereta Setop Operasi
PT Kereta Api Indonesia (KAI), menghentikan operasional keberangkatan dan kedatangan seluruh Kereta Api (KA) jarak jauh serta lokal mulai 24 April 2020.
Kepala Humas PT KAI Daop 1 Jakarta, Eva Chairunisa, mengatakan kebijakan ini seiring dengan adanya larangan mudik dari pemerintah di tengah wabah virus corona atau Covid-19.
"KA jarak jauh yang tidak beroperasi berasal dari Stasiun Gambir, Stasiun Pasar Senen, dan Stasiun Jakarta Kota dengan tujuan akhir Bandung, Cirebon, Tegal, Semarang, Yogyakarta, Solo, Surabaya, Malang, dan wilayah lain," ucap Eva.
Ia menambahkan, secara total ada 70 KA jarak jauh di area Daop 1 Jakarta yang dibatalkan, yang terdiri dari 67 reguler serta 3 kereta tambahan yang hanya beroperasi saat hari libur.
Lanjut Eva, sementara itu perjalanan KA lokal yang dibatalkan yaitu 31 perjalan, diantaranya 6 KA Pangrango (Bogor - Sukabumi), 12 KA Merak (Rangkasbitung - Merak), 6 kereta api Walahar (Tanjung Priuk – Purwakarta PP), 4 kereta api Jatiluhur (Tanjung Priuk – Cikampek PP), dan 3 kereta api Siliwangi (Sukabumi – Ciranjang)," ujar Eva.
"Para calon penumpang yang sudah memiliki tiket dan terdampak situasi ini, akan menerima pengembalian tiket secara penuh oleh perusahaan," ucap Eva.
Eva juga menyebutkan, calon penumpang juga dapat membatalkan tiketnya melalui aplikasi KAI Access atau langsung mendatangi loket di staiun.
"Proses pembatalan tiket melalui aplikasi dapat dilakukan hingga maksimal 3 jam sebelum jadwal keberangkatan, dan uang akan ditransfer paling lambat 45 hari kemudian," kata Eva.
"Untuk pembatalan tiket di loket staasiun, dapat dilakukan maksimal 30 hari setelah jadwal keberangkatan dengan menunjukkan kode booking, dan uang akan langsung diganti secara tunai atau melalui transfer," lanjut Eva.
Menurut Eva, pembatalan ini untuk sementara ditetapkan hingga 30 April 2020, dengan mengikuti evaluasi dan perkembangan yang berlangsung.
"PT KAI Daop 1 Jakarta memohon maaf kepada penumpang yang perjalanannya tertunda. Langkah ini dilakukan guna menekan penyebaran Covid-19 pada masa angkutan Lebaran 2020," kata Eva.
Sebagai informasi, berikut stasiun yang melayani pembatalan tiket setiap hari mulai pukul 08.00 sampai 16.00 WIB. Di antaranya:
1. Stasiun Gambir
2. Stasiun Pasar Senen
3. Stasiun Jakarta Kota
4. Stasiun Bogor Paledang
5. Stasiun Cikampek
6. Stasiun Rangkasbitung
7. Stasiun Serang
8. Stasiun Bekasi
PT Jasa Marga (Persero) Tbk memastikan akan menutup ruas Tol Layang Jakarta-Cikampek, Jumat (24/4/2020) pukul 00.00 WIB.
Hal ini menyusul kebijakan larangan mudik seperti yang disampaikan Presiden RI Joko Widodo sekaligus tindaklanjut surat dari Kepala Korps Lalu Lintas Kepolisian Negara Republik Indonesia tanggal 23 April 2020.
"Informasi yang kami terima dari Kepolisian, penutupan Jalan Tol Jakarta-Cikampek Elevated tersebut, rencananya akan dimulai pada hari Jumat (24/4/2020) pukul 00.00 WIB," kata Corporate Communication & Community Development Group Head Jasa Marga, Dwimawan Heru.
Menurutnya, jalan Tol Jakarta-Cikampek (jalur bawah) akan tetap beroperasi, namun diberlakukan penyekatan di beberapa titik.
"Kami siap mendukung Kementerian Perhubungan dan Kepolisian, untuk memberlakukan penyekatan di beberapa titik di jalan tol yang dioperasikan Jasa Marga, dalam rangka memastikan kendaraan yang lewat, sesuai dengan aturan yang ditetapkan Pemerintah," ucapnya.(Tribun Network/igm/har/nas/wly)