Demi Bisa Mudik, Ada Warga yang Rela Bayar Rp 450 Ribu untuk Sembunyi di Bagasi Bus
Selain nekat rupanya pemudik itu peran rela merogok kocek. Mereka rela membayar ongkos hingga Rp 450 ribu.
Editor: Malvyandie Haryadi
Kolaborasi #MediaLawanCovid19 meluncurkan kampanye dan konten edukasi bersama bertajuk “Jangan Mudik” (Media Lawan Covid-19)
Ia pun tak memungkiri bila masyarakat yang mudik tersebut adalah perantau yang sudah tak bekerja lagi di Jakarta.
"Kalau sudah begitu siapa yang harus disalahkan," ujarnya.
Kurnia pun mengungkapkan kondisi di lapangan bahwa para pemudik itu terlantar.
Menurutnya kebanyakan pemudik sudah tak memiliki pekerjaan di kota.
Oleh sebab itu mereka pun terpaksa dan nekat untuk pulang ke kampung.
Ia pun mengatakan fakta lain di lapangan, bahwa masih ada kendaraan gelap yang beroperasi hingga lolos razia.
Terkait kejadian tersebut, diketahui bus AKAP memang melayani banyak tujuan.
Seperti tujuan wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Biasanya mereka membawa penumpang dari Jabodetabek keluar ke beberapa provinsi tersebut.
Namun sejak pelarangan mudik dan pengoperasian bus AKAP pun beralihfungsi menjadi kendaraan mengangkut logistik.
Kebijakan banting setir itu pun dilakukan agar masih tetap beroperasi di tengah PSBB.
Selain itu kebijakan tersebut juga berlaku agar pengusaha bus tak mengangkut para pemudik.
Larangan pemerintah untuk mudik ternyata masih tak menyurutkan para perantau.