Cerita Menlu Retno Marsudi Dikirimi Pesan oleh Dubes Jepang Tengah Malam
"Mungkin dia lupa memeriksa arloji, ini jam berapa? Dia mengirim pesan jam 11.40," ucap Retno Marsudi
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Untuk membahas kerja sama antarnegara, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan tidak keberatan jika harus dikirimi pesan tengah malam.
Retno menceritakan dirinya pernah dikirimi pesan oleh Duta Besar (Dubes) Jepang untuk Indonesia, Masafumi Ishii untuk membicarakan kerja sama antara Indonesia-Jepang.
Baca: Bareskrim Selidiki Dugaan TPPO 14 ABK WNI di Kapal Berbendera China
Padahal, waktu hampir menjelang tengah malam.
"Mungkin dia lupa memeriksa arloji, ini jam berapa? Dia mengirim pesan jam 11.40, hampir tengah malam untuk membahas kerjasama," ujar Menlu menceritakan kisahnya dalam sebuah siaran langsung yang digelar foreign policy community of Indonesia (FPCI), Jumat (8/5/2020).
"Saya tidak tau apa Duta Besar saya (di luar negeri) dapat melakukan hal yang sama, tapi di sini para duta besar dapat mengirimkan saya pesan kapan saja, itu tidak masalah," lanjutnya
Terlepas dari batasan waktu, Retno Marsudi mengaku tidak masalah jika harus membahas kerja sama antara Indonesia dengan perwakilan negara sahabat di Indonesia kapan pun itu.
Dalam pertemuan daring tersebut, Dubes Jepang menanyakan soal kepemimpinan Indonesia untuk memperkuat solidaritas dan sentralisasi ASEAN dalam situasi Covid-19, maupun situasi di tantangan lainnya.
Menlu Retno menjawab, Indonesia telah menciptakan kerjasama yang inovatif dengan negara-negara sahabat di situasi penyebaran wabah Covid-19, termasuk dengan Jepang.
Salah satunya bekerja sama untuk memproduksi alat pelindung diri (APD) atau gaun bedah untuk memenuhi pasar Jepang maupun di Indonesia.
Baca: Jokowi Instruksikan Bansos Sembako untuk Warga Jakarta dalam Bentuk Beras Saja
"Jangan khawatir, selama kita membicarakan tentang hal-hal yang baik, maka saya lebih dari siap untuk membahasnya," ujar Menlu
"Jadi, akhirnya kami (Indonesia) dan Jepang juga menemukan solusi," lanjutnya.