Menristek Ingin Suplemen Untuk Mencegah Covid-19 Berasal dari Obat Herbal Asli Indonesia
Pemerintah bersama perguruan tinggi dan lembaga riset sedang mengembangkan obat berbahan herbal menjadi suplemen untuk mencegah Covid-19.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Adi Suhendi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah bersama perguruan tinggi dan lembaga riset sedang mengembangkan obat berbahan herbal menjadi suplemen untuk mencegah Covid-19.
Di antaranya adalah jahe merah, jambu biji, dan minyak kelapa murni.
Hal itu disampaika Menteri Riset dan Teknologi atau Kepala Badan Riset dan Inovasi (Menristek/Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro dalam Live Streaming Dialog Menristek/Kepala BRIN Bersama Para Peneliti/Perekayasa Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19, Senin (18/5/2020).
Baca: Persija Jakarta Salurkan Bantuan untuk Dua Rumah Sakit Bantu Perangi Covid-19
"Untuk pencegahan, selain vaksin, bisa juga arahnya ke suplemen.Kita mau suplemen yang kita bangun untuk berhadapan dengan Covid-19 adalah suplemen yang berasal dari obat herbal asli Indonesia," ujar Menristek.
"Baik dalam bentuk Obat Herbal Terdaftar (OHT) maupun nantinya obat modern asli Indonesia," jelasnya.
Bahan herbal yang dikemas dalam bentuk suplemen itu diharapkan cocok untuk meningkatkan daya tahan tubuh sehingga dapat mengantisipasi dan mengatasi penyakit Covid-19.
Baca: Strategi Produsen Minuman Asal Thailand Dekatkan Produk ke Konsumen saat New Normal
Selain itu, Menristek juga mendorog pengembangan inovasi dilakukan sejumlah lembaga riset untuk mendorong keberadaan alat kesehatan, pengujian, dan obat-obatan.
Inovasi yang tengah dikembangkan oleh sejumlah lembaga meliputi alat skrining atau test kit, baik berupa PCR ataupun rapid test, ventilator, vaksin, dan obat pemulih dari bahan alami Indonesia.
Uji coba obat penyembuh seperti pil-pil dari luar negeri maupun obat lainnya sedang diujicoba.
Eksperimentasi plasma darah juga sedang dikembagkan di Indonesia.
Vaksin Covid-19 juga sedang dikembangkan oleh Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman.