Pengamat: PKS Perlu Antisipasi ''Kader Sakit Hati'' Bisa Menyeberang ke Partai Gelora
hadirnya partai baru bentukan Anis Matta dan Fahri Hamzah ini merupakan hal lazim di tengah iklim kebebasan berdemokrasi
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Sanusi

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo menyoroti hadirnya Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia bentukan eks para petinggi Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Menurut Karyono, hadirnya partai baru bentukan Anis Matta dan Fahri Hamzah ini merupakan hal lazim di tengah iklim kebebasan berdemokrasi yang ditandai dengan euforia multi-partai.
Baca: Pada 10 Malam Terakhir Ramadhan, Partai Gelora Indonesia Meraih SK Menkumham
Di satu sisi munculnya Partai Gelora semakin mewarnai dunia perpolitikan di Indonesia.
Tapi di sisi lain, hadirnya partai Gelora bisa jadi sekadar menjadi parasit bagi PKS.
"Setidaknya, dengan hadirnya Partai Gelora yang didirikan barisan sakit hati mantan para petinggi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu dapat menjadi ancaman bagi PKS," kata Karyono kepada Tribunnews, Kamis (21/5/2020).
Pasalnya, kata Karyono, salah satu celah yang bisa dimanfaatkan oleh Partai Gelora adalah dengan merebut suara pemilih partai yang dipimpin oleh Sohibul Iman tersebut.
Hal itu bisa terjadi, terlebih Anis Matta dan Fahri Hamzah dapat dikatakan sebagai tokoh berpengaruh yang pernah duduk di PKS.
Selain itu, kedua tokoh itu bisa menjadi magnet baru dalam mendorong migrasi para kader dan basis pemilih PKS.
"Kader-kader partai yang sakit hati berpotensi menyeberang ke partai Gelora," jelas Karyono.
Lebih lanjut, Karyono mengatakan, salah satu ceruk utama partai Gelora pimpinan Anis Matta ini tentu akan membidik basis pemilih PKS. Jika ini dilakukan serius, maka berpotensi menurunkan perolehan suara PKS.
Meskipun, hal itu tidak mudah dilakukan Anis Matta karena kader PKS cukup solid, terlebih lagi basis pemilihnya sadar ideologis.
Di sisi lain, Partai Gelora juga tidak mudah mendapatkan dukungan dari kalangan pemilih di luar basis PKS.
Pasalnya, selain harus bersaing dengan partai lain yang saling berebut ceruk pemilih dari pelbagai segmen. Hambatan lain yang mengganggu partai Gelora adalah terbentuknya imej sebagai partai barisan sakit hati.
"Karena partai Gelora didirikan sejumlah mantan pengurus PKS yang berkonflik. Oleh karenanya, kondisi yang kemungkinan bisa terjadi justru, partai Gelora tidak lolos ambang batas parlemen. Sehingga skenario yang terjadi partai Gelora sekadar menjadi parasit yang menggerogoti kekuatan PKS," jelas Karyono.
Namun, lanjut Karyono, untuk membaca fenomena politik tersebut, perlu penelitian secara mendalam untuk melihat kecenderungan pemilih PKS-Partai Gelora dalam dinamika politik lima tahun ke depan.
"Dengan data survei itulah kita bisa meramal nasib kedua partai tersebut secara presisif," katanya.