Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Saatnya Cek Arah Kiblat yang Benar, Hari Ini Matahari Tepat di Atas Ka'bah

Rashdul qiblah atau adham adalah momen yang tepat untuk mengecek arah kiblat salat umat Muslim

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Saatnya Cek Arah Kiblat yang Benar, Hari Ini Matahari Tepat di Atas Ka'bah
Husein Sanusi/Tribunnews.com
Suasana ketika matahari tepat di atas Kakbah pada Selasa (16/7/2019) pukul 12.30 Waktu Arab Saudi. Peristiwa ini bisa digunakan umat Islam untuk meluruskan arah Kiblat 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Hari ini dan besok, yakni tanggal 27-28 Mei 2020, ada fenomena menarik di dunia.

Pada dua hari tersebut, matahari diprediksi bakal melintas tepat di atas Ka’bah
--situs suci dalam agama Islam yang berada di Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi.

Berdasarkan data astronomi, peristiwa matahari melintas tepat di atas Ka'bah itu akan
terjadi pada Rabu (27/5) dan Kamis (28/5), sekitar pukul 16.18 WIB atau 17.18 WITA.

Peristiwa semacam ini dikenal dengan nama a'dham atau rashdul qiblah, yakni waktu
matahari di atas Ka'bah di mana bayangan benda yang terkena sinar matahari
menunjuk arah kiblat.

Baca: Antisipasi Kecurangan, Polisi Bakal Periksa QR Code Untuk Pastikan Keaslian SIKM Pengguna

Baca: Kebijakan Perjalanan Udara Terkait Pencegahan Corona dari 10 Negara di Dunia

Baca: Jadwal Belajar dari Rumah TVRI SD Kelas 4-6, Rabu 27 Mei 2020: Tayang Jimpitan dan Unbaedah

Baca: Mau Buka Kembali 67 Mal di Jakarta Pada 5 Juni, Pengusaha: Tenant Mengalami Kesulitan Finansial

"Saat itu, bayang-bayang benda yang berdiri tegak lurus, di mana saja, akan mengarah lurus ke Ka'bah," ujar Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kementerian Agama, Agus Salim, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (26/5).

Agus mengatakan, rashdul qiblah atau a’dham adalah momen yang tepat untuk mengecek arah kiblat salat umat Muslim, yakni dengan menyesuaikan sudut arah kiblat dengan arah bayang-bayang benda saat rashdul qiblah.

Arah kiblat sendiri adalah salah satu prasyarat dalam menjalankan ibadah salat. Sebab syarat sah dalam menunaikan kewajiban bagi umat Islam ialah berdiri menghadap kiblat.

Berita Rekomendasi

Bagi mereka yang tinggal di Mekkah, tidak terlalu sulit untuk menentukan arah kiblat, sebab di situlah letak Ka’bah berada.

Dipaparkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), berdasarkan
data astronomi, pada saat fenomena alam a’dham atau rashdul qiblah terjadi, posisi
lintang Ka’bah yang lebih kecil dari nilai deklinasi (sudut) maksimum matahari.

Hal ini menyebabkan matahari dapat melewati Ka’bah sehingga pengukuran arah kiblat akan lebih akurat jika dibandingkan dengan metode lain, seperti menggunakan kompas atau GPS.

Untuk mengecek kembali arah kiblat yakni tepatnya pada pukul 16.18 WIB dapat
dengan menggunakan sebuah batang.

"Besok pada pukul 16.18 WIB, kita bisa mencoba mengukur dengan menancapkan tiang pada permukaan tanah yang datar.

Kalau misalkan ada bayangan dari tiang itu, maka dari bayangan tiang itu sampai ke tiang adalah arah kiblatnya," ucap Kepala Bidang Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG Hendra Suwarta, Selasa (26/5).

"Jadi kalau tiang kita tancapkan, kemudian ada bayangan berkat sinar matahari. Nah, dari titik bayangan yang di tanah itu sampai ke tiang, itulah arah kiblat kita. Itu yang tepat," katanya lebih lanjut.

Jika arah kiblat yang ditentukan dari arah bayangan tiang tersebut berbeda dengan arah kiblat di masjid, maka masyarakat, katanya, cukup memiringkan arah sajadah sesuai dengan arah yang ditentukan dari bayangan tersebut.

"Jadi kalau memang ada penyimpangan agak melenceng sedikit, masjidnya, bukan berarti masjidnya harus dirobohkan. Tidak. Hanya sajadah saja dimiringkan dengan kondisi bayangan yang kita lihat besok itu," katanya.

Namun, jika matahari pada pukul 16.18 WIB besok tidak terlihat sehingga tidak bisa

memunculkan bayangan, masyarakat bisa menentukan arah kiblatnya dengan
menggunakan aplikasi arah kiblat.

"Kalau di aplikasi menggunakan perhitungan manusia. Hitung-hitungannya itu diketahui dari koordinat di Ka’bahnya dan koordinat di tempat kita, masjid kita. Nah, arah koordinat itu bisa dihitung antara koordinat itu bisa dihitung dengan rumusan," kata Hendra.

"Itu aplikasi dari rumusan yang dihitung manusia. Walaupun koreksinya memang tidak terlalu besar, tetapi sudah bisa benar. 

Hanya saja kalau mau lebih mantap bisa dengan menggunakan alam karena Allah SWT yang tentukan," katanya.

Hendra mengatakan, peristiwa matahari di atas Ka'bah tersebut hanya untuk waktu
Indonesia bagian barat dan tengah.

Sementara untuk wilayah Indonesia bagian timur, masyarakat di sana tidak akan bisa melihat peristiwa itu.

"Karena di timur, di Papua sudah malam. Jadi enggak akan mungkin. Tapi di Papua sana juga bisa melihatnya di hari yang lain.

Jadi bukan sama dengan barat dan tengah, tapi di sana itu nanti (akan bisa melihat kejadian itu) pada tanggal 16 Januari atau tanggal 28 November," kata Hendra. (tribun network/fah/dod)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas