Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pentingnya Gotong Royong untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan

Salah satunya adalah melalui Organisasi Penggerak yang merupakan bagian dari kebijakan Merdeka Belajar.

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Pentingnya Gotong Royong untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan
Tribunnews/Jeprima
Warga mengambil kebutuhan pokok yang digantung di Tiang Berbagi Sedekah di Masjid Mujahidin, Ciragil, Jakarta Selatan, Senin (18/5/2020). Tiang Berbagi Sedekah yang berisi berbagai kebutuhan pokok ini merupakan wujud peduli dan berbagi antar sesama sekaligus bentuk gotong royong warga di masa pandemi virus corona (Covid-19) yang bertujuan agar memudahkan pihak yang membutuhkan untuk mengambil sendiri sesuai keperluannya. Di sisi lain marwah mereka tetap terjaga tanpa harus merasa rikuh saat harus meminta. Tribunnews/Jeprima 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menekankan pentingnya bergotong royong dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

Salah satunya adalah melalui Organisasi Penggerak yang merupakan bagian dari kebijakan Merdeka Belajar.

Program ini diharapkan dapat mendorong terwujudnya ribuan sekolah penggerak di Indonesia.

Adapun fokus utama Organisasi Penggerak adalah peningkatan kualitas guru, kepala sekolah dan tenaga kependidikan berdasarkan model-model yang berhasil meningkatkan hasil belajar siswa.

Baca: PAN Minta Tapera Bantu Guru Honorer Punya Rumah

Baca: Ronny Bugis Tak Tahan Oleh Tekanan Pemberitaan Penyerangan Novel Baswedan Hingga Akui Perbuatan

Baca: Liga 1 Siap Bergulir Tapi Kok Belum Ada Panggilan lagi dari Persik Kediri kata Reksa Maulana

Dengan adanya Merdeka Belajar, guru penggerak diberikan ruang lebih untuk berinovasi untuk menemukan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakter dan kemampuan siswa.

Lalu, inovasi tersebut menjadikan sekolah di mana ia berada menjadi sebuah sekolah penggerak.

Berita Rekomendasi

Kemudian, sekolah penggerak diharapkan dapat mendorong sekolah lainnya untuk melakukan transformasi pembelajaran yang berpusat pada murid.

Namun, hal ini harus disertai dengan dukungan atau gotong royong antar berbagai pihak termasuk komunitas yang terdiri dari orang tua hingga organisasi masyarakat.

Semangat gotong royong dalam Organisasi Penggerak ini pun kembali ditekankan oleh Mendikbud Nadiem Makarim.

“Waktu itu, saya beserta tim menjanjikan bahwa paradigma Kemdikbud akan berubah menjadi jauh lebih gotong royong. Inilah buktinya pada hari ini apa yang kita maksud gotong royong,” ungkap Nadiem, dilansir dari akun resmi Instagram Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemdikbud, Kamis (4/6/2020).

“Bukan hanya janji-janji palsu gotong royong. Tapi bahkan kita akan menggerakkan sekolah dengan organisasi penggerak,” imbuhnya.

Pada fase pertama Organisasi Penggerak (2020-2022), Kemdikbud menargetkan peningkatan kompetensi 50.000 guru, kepala sekolah dan tenaga kependidikan di 5.000 PAUD, SD, SMP, serta satuan pendidikan khusus/luar biasa.

“Kita luncurkan program Organisasi Penggerak di bulan Maret dan sekarang sedang dalam proses mulai berevolusi,” ujar Direktur Jenderal GTK Iwan Syahril.

Dirinya pun berharap nantinya program ini dapat diluncurkan dan menghasilkan dampak yang lebih besar ke ekosistem.

“Terutama ekosistem yang memiliki banyak tantangan. Yuk kita gotong royong untuk ini,” katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas