Kemenlu RI: 3 WNI yang Diculik Perompak di Gabon Telah Dibebaskan
Kementerian Luar Negeri RI (Kemlu RI) menyatakan 3 warga negara Indonesia (WNI) yang diculik Perompak di Gabon telah dibebaskan.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Luar Negeri RI (Kemlu RI) menyatakan 3 warga negara Indonesia (WNI) yang diculik Perompak di Gabon telah dibebaskan.
Ketiganya merupakan awak kapal ikan yang sedang melaut di perairan dekat ibu kota Libreville, Gabon.
Mereka diculik pada tanggal 3 Mei 2020.
“Dapat kami sampaikan bahwa benar ada tiga warga negara Indonesia yang telah diculik pada tanggal 3 Mei 2020,” ujar Direktur Perlindungan WNI (PWNI), Judha Nugraha dalam konferensi pers daring dengan media, Rabu (10/6/2020).
Baca: Kejar Target 20.000 Per Hari, Pemeriksaan Spesimen Terkait Covid-19 Pada 10 Juni Sebanyak 17.757
Judha mengatakan ketiga WNI tersebut diculik bersama dengan 2 warga negara Senegal dan 1 warga negara Korea Selatan.
“Alhamdulillah mereka telah dibebaskan pada tanggal 8 Juni yang lalu,” ungkap Judha.
Para WNI tersebut dinyatakan dalam kondisi sehat.
Saat ini Kemlu dan Perwakilan RI sedang mengupayakan proses pemulangan ketiga WNI itu.
Baca: Update Covid-19 di Indonesia: Kasus Positif Bertambah 1.241, Ada Rekor Tambahan Pasien Sembuh
“Kami sedang upayakan proses pemulangannya. Proses pemulangan ini bekerja sama dengan pemilik kapal,” lanjutnya.
Dilansir AFP, Selasa (5/5/2020), perompak membajak dua kapal penangkap ikan yang tengah melaut dan menculik enam awak kapal yang termaksud 3 WNI.
Diketahui, ini merupakan kedua kalinya perompak beraksi di lepas pantai Gabon sejak awal tahun.
Baca: BREAKING NEWS: Zuraida Hanum Dituntut Hukuman Seumur Hidup Atas Pembunuhan Suami Sendiri
Pada Desember 2019, kelompok perompak menyerang sejumlah kapal di lepas pantai Libreville.
Saat itu mereka menangkap empat pelaut China dan membunuh seorang kapten kapal asal Gabon.
Kawasan Teluk Guinea sepanjang 5.700 kilometer yang membentang dari Senegal hingga Angola diberitakan menjadi lokasi baru aksi perompak, pencurian dan penculikan untuk meminta tebusan.