Mengenal Sekolah Gratis Mobil Kelas Berjalan (MKB) Kak Seto, Peminat Membludak, Pendaftaran Ditutup
Mengenal sekolah gratis Mobil Kelas Berjalan (MKB) Kak Seto yang berada di Tangerang Selatan. Bagaimanakah prosedur pembelajarannya? Simak di sini.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Sekolah gratis Mobil Kelas Berjalan (MKB) Kak Seto menutup pendaftaran calon peserta didik baru pada Senin (8/6/2020) lalu.
Kepala Relawan MKB Kak Seto, Nurul Jova Oktafiansyah, mengungkapkan hal ini dikarenakan membludaknya calon peserta didik.
"Dengan berat hati, kami menutup penerimaan siswa baru lebih awal. Yaitu per tanggal Senin, 8 Juni 2020," ungkap Jova kepada Tribunnews melalui pesan WhatsApp, Selasa (9/6/2020).
Lantas apa itu MKB Kak Seto sehingga banyak sekali peminatnya?
Jova menjelaskan, MKB Kak Seto adalah lembaga pendidikan di bawah yayasan yang didirikan oleh Psikolog anak ternama Indonesia, Seto Mulyadi.
"Program MKB adalah program CSR dari Yayasan Kazeto Putra Perkasa, oleh karena itu kami memiliki jumlah maksimal siswa yang dapat ditampung," ujarnya.
"Lembaga ini dibuat khusus anak kurang mampu yang harus putus sekolah karena faktor minimnya biaya," tambah dia.
Baca: PMII Soroti Cara Mendikbud Kelola Sistem Pendidikan di Fase Pandemi Corona
Sehingga, Jova menyebut ada penyaringan dalam penerimaan peserta didik agar tepat sasaran.
"Kami juga melakukan serangkaian seleksi calon siswa berupa seleksi pemberkasan dan akademik. Kami sangat berharap program ini bisa tepat sasaran dan selalu bermanfaat untuk siswa," ungkap Jova.
Adapun MKB Kak Seto sampai saat ini berlokasi di satu tempat, yaitu Bintaro, Tangerang Selatan (Tangsel).
"Hingga saat ini belum ada cabang di kota lain," ujarnya.
MKB Kak Seto memiliki jenjang pendidikan setara SD, SMP, dan SMA.
Sementara itu model yang digunakan MKB Kak Seto ialah model pembelajaran klasikal.
"Model ini dipilih untuk menciptakan kondisi yang memungkinkan terselenggaranya kegiatan pembelajaran secara baik dan menyenangkan," ungkapnya.
MKB Kak Seto hanya masuk setiap Sabtu dan Minggu jam 13.00 sampai 17.30 WIB.
Baca: 5 Kegiatan Ini Bisa Bantu Hilangkan Rasa Bosan Anak di Masa Pandemi
Kegiatan belajar dilakukan di Gedung Homeschooling Kak Seto di Bintaro Sektor 9, Tangsel.
"Sangat cukup, MKB sudah melakukan hampir 9 Tahun. Kami menggunakan Kurikulum Paket Kesetaraan yang menjadi acuan Modul yang dikeluarkan Tim Kurikulum Homeschooling Kak Seto," jelas Jova.
Menurut Jova, kurikulum yang digunakan di MKB Kak Seto sudah cukup tepat dan berkualitas.
"Selain itu untuk mengisi aktivitas hari Senin sampai Jumat, kami memberikan Tugas Project Sosial bagi anak yang sangat bermanfaat," ujarnya.
Jova juga menjelaskan ada kegiatan penunjang soft skill yang didapatkan peserta didik di MKB Kak Seto.
"Banyak sekali kegiatan yang menunjang soft skill adik-adik, seperti kelas menyetir, menggambar tas, cooking class, komputer, hingga drama teater," ungkapnya.
Baca: Kasus Corona Melonjak Tajam, Begini Cara Menjaga Psikologis Keluarga di Masa Pandemi
Selain itu masih ada kelas menari, belajar berwirausaha, prakarya dan hasta karya, psikoedukasi, pojok curhat, kelas inspirasi profesi, serta konseling kelompok.
Peserta didik di MKB Kak Seto bisa mendapatkan ijazah paket kesetaraan A, B, dan C.
"Apabila siswa rajin mengerjakan tugas, rajin masuk sekolah, berperilaku baik, dan lulus UTS-UAS, pasti dapat ijazah paket kesetaraan baik SD, SMP, dan SMA," ungkap Jova.
Sementara itu hingga saat ini ada 34 relawan pengajar di MKB Kak Seto.
Relawan pengajar tidak hanya berasal dari profesi guru.
"Tetapi berasal dari berbagai kalangan pekerja kantor, wirausaha, dan lain-lain. Kami bergabung menjadi seorang relawan karena bentuk rasa peduli kami terhadap pendidikan bangsa," ujar Jova.
Adapun MKB Kak Seto sudah berjalan selama 9 tahun.
"Setiap tahunnya MKB Kak Seto selalu menerima warga belajar baru. MKB Kak Seto dibentuk atas kepedulian bersama akan pentingnya hak pendidikan untuk semua anak Indonesia," ungkapnya.
Baca: Jadi Korban Pemerkosaan, Remaja Pembunuh Bocah Curhat, Kak Seto : Dia Meminta Maaf
Beberapa ketentuan di MKB Kak Seto
Jova juga mengungapkan persyaratan untuk yang pernah putus sekolah.
"Apabila ada calon siswa yang pernah putus di kelas 2 SMA, berarti yang dikumpulkan ialah Ijasah SMP, dan raport kenaikan Kelas 2 SMA," ungkapnya.
Apabila raport naik kelas 2 SMA tidak ada, peserta didik mengulang dari kelas 1 SMA.
"Begitu juga untuk tingkatan lainnya," ungkapnya.
Anak yang telah putus sekolah bisa juga mendaftar, namun ada batas usia.
Untuk Paket A (Setara SD) maksimal 15 tahun.
Untuk Paket B (Setara SMP) maksimal 18 tahun.
Untuk Paket C (Setara SMA) maksimal 23 tahun.
"Apabila lebih dari umur itu kami tidak akan menerima," ungkap Jova.
Jova juga mengungkapkan, apabila kasus peserta didik masih Bersekolah ditempat lain, namun tidak mampu melanjutkan karena biaya, tetap bisa mendaftarkan diri.
"Tetapi kami butuh surat keterangan pindah dari sekolah sebelumnya, karena siswa yang bersangkutan pastinya masih terdaftar di Sisdiknas sebagai siswa di sekolah sebelumnya," ungkapnya.
Sementara itu Jova mengungkapkan peserta didik akan kembali masuk sekolah pada 11 Juli 2020 mendatang.
"Namun untuk teknis belajarnya apakah online atau tatap muka langsung masih menunggu surat edaran dari pemerintah terkait," ujarnya.
(Tribunnews.com/Wahyu Gilang P)