Dahnil Anzar: Pandemi Bisa Membangun Solidaritas di Tengah Potensi Perang di Laut China Selatan
Dahnil menilai satu di antara penyebab berakhirnya Perang Dunia I adalah karena adanya wabah flu spanyol
Penulis: Gita Irawan
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak mengungkap adanya wabah covid-19 untuk membangun solidaritas di tengah potensi perang di Laut China Selatan.
Menurutnya hal itu terlihat pada wabah Flu Spanyol yang terjadi ketika Perang Dunia I.
Dahnil menilai satu di antara penyebab berakhirnya Perang Dunia I adalah karena adanya wabah yang disebut-sebut telah membunuh 50 juta orang di seluruh dunia tersebut.
Baca: Mayat Pria Tanpa Identitas Ditemukan Pemburu Landak Dalam Kondisi Sudah Membusuk di Kuningan
Baca: Laut China Selatan Memanas, Moeldoko : Indonesia Harus Netral
Baca: Indonesia Siagakan 4 Kapal Perang Antisipasi Konflik di Laut China Selatan
Hal tersebut diungkapkan Dahnil dalam diskusi virtual bertajuk "Keseiapsiagaan Komponen Bangsa dalam Menghadapi Ancaman Nirmiliter" yang digelar ITSPKU Muhammadiyah Surakarta pada Minggu (21/6/2020).
"Salah satu yang membuat perundingan negara sekutu dengan Jerman itu mudah karena ada Flu Spanyol, wabah yang mematikan 50 juta orang. Artinya wabah itu tidak kemudian menciptakan perang lagi, tapi justru jadi alat perdamaian. Semuanya berdamai. Ya sudahlah kita kerja bareng-bareng keluar dulu dari wabah," kata Dahnil.
Karenanya ia berharap wabah covid-19 yang melanda dunia bisa dimanfaatkan negara-negara di dunia khususnya Indonesia untuk membangun solidaritas dunia bukan pertikaian.
"Saya berharap kondisi potensi perang yang mungkin bisa terjadi dan mudah-mudahan tidak akan pernah terjadi. Itu dunia dan Indonesia bisa "menggunakan wabah" ini sebagai upaya membangun kesadaran kolektif. Ini bukan lagi saatnya bertikai, tapi ini saatnya membangun solidaritas dunia," kata Dahnil.
Ia sendiri melihat terdapat ancaman terhadap Indonesia melihat adanya potensi perang di Laut China Selatan yang lokasinya dekat dengan Laut Natuna Utara.
Dalam hal itu ia pun menilai Indonesia tidak boleh terlibat jika memang perang antara Amerika Serikat dan China beserta sekutu mereka pecah di Laut China Selatan.
"Jadi sesungguhnya ada ancaman di tengah wabah. Terutama di Laut China Selatan. Amerika, China. Amerika pasti ajak sekutunya. Kemudian China juga ajak sekutunya. Yang paling kita khawatirkan kau kemudian Laut China Selatan juga dekat dengan wilayah kita. Kita tidak mau jadi proksi dalam perang itu. Dan kita tidak boleh jadi proksi. Tentu dalam konteks konstitusi kita, kita tentu ikut menjaga ketertiban dunia. Kita tidak akan ikut pakta pertahanan manapun," kata Dahnil.