Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar mengatakan penanganan Covid-19 di tingkat desa sudah sangat efektif.

Hal itu merujuk kepada jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) yang telah ditangani pemerintah Desa.

Karena secara aturan, desa hanya boleh menagani ODP.

Sejauh ini Mendes sebut, hampir 200 ribu ODP ditangani pemerintah desa.

Baca: Dana Desa Tersalur 90 Persen, Mendes Abdul Halim Beri Penjelasan

Jumlah ini jauh lebih tinggi dibandingkan di Kota, hanya menangani sekitar 29 ribu ODP.

"Ternyata Desa ODP yang ditanganinya jauh lebih tinggi daripada nasional. Ada hampir 200 ribu ODP yang ditangani pemerintah desa dengan memakai dana desa," ujar Mendes dalam Webinar "Desa Berinovasi di Masa New Normal" 2020, pada Senin (22/6/2020).

"Tapi di Kota, ODP-nya hanya 29 ribu sekian. Ini data efektivitas penanganan Covid-19 di desa," kata Mendes.

Ketika naik ke tingkap PDP, jumlah yang ditangani desa sangat kecil dibanding kota.

Baca: Mantan Mendes PDTT Usul BUMN Masuk ke Sektor Pertanian dan Bentuk Business Model

"Ketika masuk PDP, maka desa tinggal 2.594. Penanganan PDP di kota naik menjadi 13.510. Ini karena memang sejak awal kita sampaikan agar PDP segera diselesaikan di tingkat yang lebih atas," kata dia.

"Kemudian yang positif juga lebih kecil di kota 40.400, di desa 891," jelas Abdul Halim.

Data ini kata dia, menunjukkan penanganan Covid-19 di desa sudah sangat efektif dan sesuai dengan proporsinya.

Hal itu menurut dia, tidak lepas dari penggunaan dana desa untuk menangani Covid-19.

Satu fungsinya membuat relawan desa melawan Covid-19.

Baca: Mendes Tegaskan BLT Dana Desa Ditujukan untuk Pemenuhan Kebutuhan Pokok

Relawan itu memiliki peran memberikan edukasi, sosialisasi dan kegiatan-kegiatan pencegahan Covid-19.

Dan tak kalah pentingnya dia menjelaskan, untuk menyiapkan ruang isolasi yang dikelola oleh pemerintah.

"Menurut evaluasi Kementerian Desa, itu sudah efektif sesuai dengan proporsinya. Artinya warga masyarakat desa itu sebenarnya paham," ucapnya.

Karena itu yang perlu dipikirkan sekarang adalah bagaimana new normal membawa kepada perubahan paradigma, perubahan sudut pandang, perubahan sikap dan perilaku warga masyarakat utamanya dalam kesehatan.

"Karena masyarakat desa sehat, semua tidak ada penyakit yang membahayakan di desa, termasuk daya tahan terhadap Covid-19 ini bisa ditangani dengan maksimal maka jaminannya adalah seluruh Indonesia juga sehat," ujarnya.

"Semua warga desa sehat maka Indonesia sehat. Kenapa? karena Desa adalah Indonesia dan Indonesia adalah Desa," cetusnya.(*)