Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kasus Suap Distribusi Pupuk, KPK Tahan Taufik Agustono, Bos Cucu Perusahaan Tommy Soeharto

Taufik sempat mangkir dari pemeriksaan penyidik pada Selasau. Melalui surat yang disampaikan kepada penyidik, Taufik berdalih saat itu sedang sakit.

Penulis: Ilham Rian Pratama
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Kasus Suap Distribusi Pupuk, KPK Tahan Taufik Agustono, Bos Cucu Perusahaan Tommy Soeharto
Tribunnews/Irwan Rismawan
Direktur PT Humpuss Transportasi Kimia (HTK), Taufik Agustono menggunakan rompi oranye usai diperiksa di Gedung KPK, Jakarta Selatan, Jumat (26/6/2020). KPK resmi menahan Taufik Agustono atas pengembangan kasus suap bidang pelayaran antara PT Pupuk Indonesia Logistik dengan PT Humpuss Transportasi Kimia dan akan menjalani tahanan selama 20 hari ke depan di Rutan KPK Kavling C1. Tribunnews/Irwan Rismawan 

Kontrak pengangkutan itu berlangsung selama tahun 2013-2018.

Pada tahun 2015, kontrak tersebut dihentikan karena Petrokimia membutuhkan kapal dengan kapasitas yang lebih besar yang tidak dimiliki oleh PT HTK.

PT HTK pun memutar otak agar kapalnya dapat digunakan kembali untuk kepentingan distribusi pupuk PT Pupuk Indonesia.

Pihak PT HTK kemudian meminta bantuan Bowo Sidik Pangarso yang kala itu merupakan anggota DPR.

PT HTK lantas mengutus Asty Winasti selaku Marketing Manager untuk bertemu Bowo.

Baca: Sosok Carlo Brix Tewu, Polisi yang Jadi Komisaris Baru PT Bukit Asam, Pernah Tangkap Tommy Soeharto

Dalam pertemuan itu, Asti meminta kepada Bowo untu mengatur sedemikian rupa agar PT HTK tidak kehilangan pasar penyewaan kapal.

Taufik bersama Asti dan Bowo kembali bertemu untuk menyepakati kelanjutan kerja sama penyewaan kapal yang sempat terhenti pada 2015.

Berita Rekomendasi

Atas hal tersebut, Bowo meminta sejumlah fee. Permintaan itu disetujui Taufik.

Hasil dari pertemuan itu pada tanggal 26 Februari 2019 dilakukan MoU antara PT PILOG (Pupuk Indonesia Logistik) dengan PT HTK terkait penggunaan kapal.

Setelah MoU terwujud kemudian disepakati pemberian fee dari PT HTK kepada Bowo dengan dibuatkannya satu perjanjian antara PT HTK dengan PT Inersia Ampak Engineers untuk memenuhi kelengkapan administrasi pengeluaran PT HTK.

Direktur PT Humpuss Transportasi Kimia (HTK) Taufik Agustono berjalan mendinggalkan Gedung KPK, usai diperiksa sebagai saksi, Jakarta, Selasa (9/4/2019). Taufik Agustono diperiksa sebagai saksi  tersangka Asty Winasti yang diduga terlibat kasus suap terkait kerja sama pengangkutan bidang pelayaran antara PT Pupuk Indonesia Logistik. Warta Kota/henry lopulalan
Direktur PT Humpuss Transportasi Kimia (HTK) Taufik Agustono berjalan mendinggalkan Gedung KPK, usai diperiksa sebagai saksi, Jakarta, Selasa (9/4/2019). Taufik Agustono diperiksa sebagai saksi tersangka Asty Winasti yang diduga terlibat kasus suap terkait kerja sama pengangkutan bidang pelayaran antara PT Pupuk Indonesia Logistik. Warta Kota/henry lopulalan (Warta Kota/henry lopulalan)

Bowo kemudian meminta kepada PT HTK untuk membayar uang muka sebesar Rp 1 miliar atas ditandatanganinya MoU antara PT HTK dan PT PILOG, yang mana permintaan itu disanggupi Taufik melalui beberapa termin pembayaran.

Pada rentang waktu 1 November 2018 hingga 27 Maret 2019 PT HTK mulai mencicil fee kepada Bowo dengan rincian: USD 59.587 pada 1 November 2018, USD 21.327 pada 20 Desember 2018, USD7.819 pada 20 Februari 2019, dan Rp 89.449.000 pada 27 Maret 2019.

Atas perbuatannya, Taufik diduga melanggar pasal 5 ayat (1) huruf a atau Pasal 5 ayat (1) huruf b atau Pasal 13 Undang-Undang tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo. Pasal 64 ayat (1) KUHP.

Selain Taufik, sejauh ini KPK telah menetapkan empat orang tersangka dalam perkara ini.

Ketiga orang itu yakni mantan Anggota DPR dari Fraksi Golkar, Bowo Sidik Pangarso, orang kepercayaan Bowo, Indung serta Marketing Manager PT HTK, Asty Winasti.

Kasus Bowo dan Asty sudah inkrah. Sementara Indung masih dalam tahap kasasi.(tribun network/ham/dod)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas