Sampaikan Apresiasi Pada Indonesia, ARNO Minta ASEAN Serius Tanggapi Krisis Rohingya
Dr Mohammad Habib Ullah kepedulian itu telah dianggap sebagai demonstrasi nyata persaudaraan
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM -- Organisasi Nasional Arakan Rohingya (ARNO) menyampaikan terima kasih kepada masyarakat dan Pemerintah Indonesia karena telah membantu sekiranya puluhan pengungsi Rohingya yang sempat berhari-hari terombang-ambing di atas kapal di perairan Indonesia pada Jumat (26/6/2020).
Menurut ketua ARNO, Dr Mohammad Habib Ullah kepedulian itu telah dianggap sebagai demonstrasi nyata persaudaraan, kepemimpinan dan gerakan kemanusiaan terkemuka.
"Organisasi Nasional Arakan Rohingya (ARNO) mengucapkan terima kasih yang tulus kepada masyarakat dan Pemerintah Indonesia atas upaya dermawan mereka untuk menyelamatkan sekitar 100 pengungsi Rohingya, yang terdampar dan dalam kesulitan di laut di Aceh, dan untuk menyediakan tempat tinggal sementara bagi mereka dan bantuan di bidang kemanusiaan," dalam keterangannya, Minggu (28/6/2020).
Baca: Malaysia Tak Mampu Tampung Pengungsi Rohingnya Lagi, Minta ASEAN Cari Solusi
Baca: Nelayan Aceh Bersikeras Tolong Pengungsi Rohingnya: Warga Siap Tampung Mereka, Uangnya Cari Patungan
Baca: Hari Pengungsi Sedunia, Penanganan Covid-19 pada Pencari Suaka di Indonesia Disoroti
ARNO meminta agar pemerintah Indonesia terus memberikan bantuan sementara sampai tersedia sumber daya yang sesuai bagi para pengungsi untuk mendapatkan tempat berlindung yang aman dan sumber makanan.
Agar penduduk Rohingya bisa kembali ke rumah dengan cara yang aman dan bermartabat, ARNO meminta para pemimpin di dalam Perhimpunan Bangsa Bangsa (PBB) Asia Tenggara (ASEAN) untuk mengatasi akar permasalahan dari krisis Rohingya dan masalah pengungsi mereka.
Ia juga meminta para pimpingan PBB untuk menekan pemerintah Myanmar untuk mengakhiri genosida dan apartheid di Myanmar yang menyebabkan kondisi untuk menciptakan peluang bagi jaringan perdagangan terlarang berkembang di kawasan dan mempengaruhi ASEAN dan negara-negara lain.
Satu diantaranya mendukung hak masyarakat Rohingya untuk diakui secara hukum sebagai etnis minoritas di Myanmar serta pemulihan kewarganegaraan penuh yang konsisten dengan kebangsaan etnis lain di Myanmar.
"ASEAN harus bersatu dalam menciptakan solusi jangka panjang yang memfokuskan upaya konkret untuk saling memberikan kerjasama dan bantuan teknis untuk semua negara di kawasan untuk mengakhiri perdagangan manusia dan penyelundupan manusia yang terus terjadi," ungkapnya
Menurutnya upaya yang dilakukan pemimpin di kawasan cendrung loyo. Hal tersebut menyebabkan para pengungsi Rohingya kembali melakukan perjalanan ke laut.
"Mencegah kapal berlabuh tidak akan menghentikan atau mencegah perdagangan di laut lepas," lanjutnya
ARNO juga meminta Amerika Serikat dan Uni Eropa membantu ASEAN untuk memastikan penyelesaian perjanjian internasional untuk menghentikan dan mencegah perdagangan manusia diberlakukan di Myanmar.
"Kami meminta semua negara memberikan bantuan untuk program penegakan hukum yang sah, yang meliputi penuntutan pelaku, sehingga perdagangan manusia, kejahatan terhadap kemanusiaan dihentikan di
wilayah," tutupnya
Sekiranya ada 99 orang pengungsia Rohingya yang diselamatkan di lepas pantai Lhokseumawe, Aceh Utara, Indonesia oleh penduduk setempat, Kamis (26/6/2020).
Dari jumlah tersebut 48 diantaranya merupakan wanita, 34 anak-anak dan 17 pria.