Intip Harta Kekayaan Orias Petrus Moerdak, Dirut Inalum yang Dibentak dan Diusir oleh Muhammad Nasir
Berikut Tribunnews sajikan profil dan jumlah harta kekayaan Orias Petrus Moerdak yang dirangkum dari berbagai sumber.
Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Direktur Utama PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau MIND ID, Orias Petrus Moerdak dibentak dan diusir oleh anggota komisi VII DPR RI Fraksi Partai Demokrat, Muhammad Nasir.
Diketahui kejadian terjadi saat Rapat Dengar Pendapat pada Selasa (30/6/2020).
Video yang memperlihatkan suasana pertemuan tersebut ramai diperbincangkan oleh publik.
Termasuk tidak sedikit yang penasaran dengan sosok Orias sendiri.
Berikut Tribunnews sajikan profil dan jumlah harta kekayaan Orias yang dirangkum dari berbagai sumber.
Profil Orias Petrus Moedak
Dikutip dari situs resmi inalum.id, Orias diangkat menjadi Direktur Utama PT Inalum sejak 25 November 2019.
Berdasarkan informasi yang ada, jabatan di atas bukan satu-satunya posisi strategis sebuah perusahaan yang ia duduki.
Pria kelahiran 26 Agustus 1967 ini tercatat berulang kali dipercaya menduduki jabatan strategis lantaran pengalaman yang mumpuni di dunia keuangan
Berikut daftar jabatan yang pernah diduduki alumnus Universitas Padjadjaran Bandung itu.
1. Direktur Utama PT Pelindo III.
2. Direktur Keuangan PT Pelindo II.
3. Direktur Corporate Finance PT Bahana Securities.
4. Managing Director Head of Indonesia Coverage Daiwa Capital Markets Singapore Limited
5. Senior Auditor Ernst & Young, Direktur Keuangan PT Bukit Asam Tbk.
6. Direktur Keuangan PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero).
7. Wakil Direktur Utama PT Freeport Indonesia.
Baca: Perjalanan Karier Orias Petrus Moerdak, Dirut Inalum yang Diusir Anggota DPR Saat Rapat
Harta kekayaan Orias Petrus Moedak
Berdasarkan laporan yang ada di Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) diketahui harta kekayaan Orias mencapai Rp24.135.980.327,00.
Jumlah tersebut dilaporkan pada 31 Desember 2019. Berikut rincian harga kekayaan Orias secara lengkap.
A. Tanah Dan Bangunan total Rp7.077.043.600,00 dengan rincian:
1. Tanah Dan Bangunan Seluas 526 M2/300 M2 Di Kota Jakarta Selatan yang merupakan hasil sendiri Rp3.996.418.000,00.
2. Tanah Dan Bangunan Seluas 2920 M2/54 M2 di Kupang, yang berstatus warisan Rp 30.625.600,00
3. Tanah Seluas 295 M2 di Bekasi, yang merupakan hasil sendiri Rp 100.000.000,00.
4. Bangunan Seluas 4316 M2 Di Bogor, yang merupakan hasil sendiri Rp500.000.000,00.
5. Bangunan Seluas 104.4 M2 Di Kota Jakarta Selatan, yang merupakan hasil sendiri Rp2.050.000.000,00.
6. Bangunan Seluas 21 M2 Di Kota Depok , yang merupakan hasil sendiri Rp400.000.000,00.
B. Alat Transportasi Dan Mesin total Rp1.820.000.000,00 dengan rincian:
1. Mobil, Toyota Nav1 Minibus Tahun 2013, yang merupakan hasil sendiri Rp250.000.000,00.
2. Mobil, Toyota Fortuner Minibus Tahun 2014, yang merupakan hasil sendiri Rp300.000.000,00.
3. Mobil, Suzuki Sedan/Sx4 Tahun 2017, yang merupakan hasil sendiri Rp250.000.000,00.
4. Mobil, Peugeot New 3008 At Tahun 2019, yang merupakan hasil sendiri Rp700.000.000,00.
5. Mobil, Toyota Rush 1.5s At Tahun 2019, yang merupakan hasil sendiri Rp300.000.000,00.
6. Motor, Honda V1jo2q32lo Tahun 2019, yang merupakan hasil sendiri Rp20.000.000,00.
C. Harta Bergerak Lainnya Rp2.335.000.000,00
D. Surat Berharga Rp1.200.000.000,00
E. Kas Dan Setara Kas Rp11.899.193.751,00.
F. Harta Lainnya Rp1.383.776.000,00.
Sub Total Rp25.715.013.351,00.
III. Hutang Rp1.579.033.024,00.
IV. Total Harta Kekayaan (Ii-Iii) Rp24.135.980.327,00.
Muhammad Nasir bentak dan usir Orias Petrus Moedak
Suasana rapat Komisi VII dengan Direktur Utama PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau MIND ID, Orias Petrus Moerdak diwarnai saling debat panas.
Bahkan, seorang anggota DPR sempat mengusir Orias Petrus Moedak dari ruangan rapat pada Selasa (30/6).
Debat panas itu bermula ketika anggota komisi VII DPR RI Fraksi Partai Demokrat, Muhammad Nasir menanyakan proses perlunasan utang akuisisi PT Freeport Indonesia.
Nasir ingin mengetahui kapan utang itu akan selesai.
Orias lantas menjelaskan, terdapat surat utang dengan tenor yang mencapai 30 tahun.
Meski demikian, Nasir menilai jangka waktu itu terlalu panjang.
Suasana rapat kian panas saat Nasir meminta data lengkap mengenai global bond yang telah diterbitkan.
Nasir meminta Orians untuk meninggalkan ruangan karena tak membawa data yang diminta.
"Makanya saya minta data detailnya mana? Kalau bapak sekali lagi gini saya suruh bapak keluar ruangan ini," kata dia.
Suasana rapat kian panas saat Nasir meminta data lengkap mengenai global bond yang telah diterbitkan.
Nasir meminta Orians untuk meninggalkan ruangan karena tak membawa data yang diminta.
"Makanya saya minta data detailnya mana? Kalau bapak sekali lagi gini saya suruh bapak keluar ruangan ini," kata dia.
Orias kemudian menanggapi pernyataan tersebut.
"Kalau bapak suruh keluar, izin pimpinan, saya keluar," kata Orias.
Mendengar jawaban tersebut, Nasir langsung membentak Orias sembari menggebrak meja.
"Bapak bagus keluar, karena enggak ada gunanya bapak rapat di sini. Anda bukan buat main-main dengan DPR ini," kata dia dengan nada tinggi.
Orias tampak terus menjawab singkat pernyataan-pernyataan Nasir.
"Saya tidak main-main. Saya diundang, saya datang," ucap Orias.
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)