PDIP Copot Rieke Diah Pitaloka dari Jabatan Pimpinan Baleg DPR
Hendrawan mengatakan, dari informasi yang diterimanya, posisi Rieke akan digantikan oleh M. Nurdin.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Fraksi PDI-P memberhentikan Rieke Diah Pitaloka dari posisi Wakil Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR.
Anggota Baleg dari Fraksi PDI-P Hendrawan Supratikno mengaku mendapatkan informasi tersebut dari internal Baleg.
"Betul, saya dapat informasi itu (Rieke diberhentikan) dari Baleg, kan saya anggota Baleg," kata Hendrawan saat dikonfirmasi, Rabu (8/7/2020).
Hendrawan mengatakan, dari informasi yang diterimanya, posisi Rieke akan digantikan oleh M. Nurdin.
"Iya benar (M. Nurdin), Komjen Muhammad Nurdin (gantikan Rieke) yang kita dengar semua. Tinggal penetapannya di Baleg," ujar dia.
Baca: PA 212 Ancam Gelar Aksi Besar-besaran Jika RUU HIP Tak Dicabut, Tuntut Inisiator Diproses Hukum
Kendati demikian, Hendrawan tak mengetahui penyebab Fraksi PDI-P memberhentikan Rieke dari posisi tersebut.
Menurut dia, hal tersebut harus ditanya kepada pimpinan Fraksi PDI-P.
"Itu saya tidak tahu, itu ditanyakan kepada pimpinan fraksi," kata dia.
Kompas.com sudah menghubungi Sekretaris Fraksi PDI-P Bambang Wuryanto untuk menanyakan hal tersebut.
Namun, belum ada respons dari yang bersangkutan.
Catatan Tribunnews.com, akhir-akhir ini PDIP dituduh sebagai partai politik yang 'ngotot' mengusung RUU HIP.
RUU ini dibahas di Baleg DPR RI dan menjadi kontroversi karena sejumlah pihak mengkaitkannya dengan komunisme.
Aksi unjuk rasa penolakan terhadap Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila ( RUU HIP) yang dilakukan oleh organisasi keagamaan yang tergabung dalam Aliansi Nasional Anti-Komunisme pada Rabu (24/6/2020) berbuntut panjang.
Hal itu menyusul adanya aksi pembakaran bendera PDI Perjuangan oleh massa aksi di tengah unjuk rasa yang dilakukan di depan gedung DPR RI itu.
Karier Politik Rieke
Rieke Diah Pitaloka dilantik sebagai anggota DPR RI periode 2019-2024.
Itu artinya sudah tiga periode ia menduduki kursi wakil rakyat.
Dalam karier politik, Rieke Diah Pitaloka pernah menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pimpinan Muhaimin Iskandar.
Namun tak lama kemudian Rieke memilih mundur.
Setelah itu, Rieke memutuskan untuk bergabung ke Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) pimpinan Megawati Soekarnoputri.
Diusung PDI-P, Rieke mencalonkan diri dalam Pemilihan Umum Legislatif tahun 2009.
Rieke Diah Pitaloka terpilih sebagai anggota DPR RI periode 2009-2014 untuk Daerah Pemilihan Jawa Barat II.
Di DPR, Rieke menjadi salah satu anggota dari Komisi IX yang berkonsentrasi pada bidang kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
Kemudian pada tahun 2013 Rieke juga sempat mencalonkan diri sebagai Gubernur Jawa Barat bersama Teten Masduki.
Namun saat itu perolehan suara Rieke dan Teten tak cukup untuk membuat mereka menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat.
Pada pemilu legislatif 2014, untuk kedua kalinya Rieke maju sebagai calon legislatif DPR dapil Jawa Barat VII. Kendaraannya PDIP.
Ia kembali lolos ke Senayan dan menjadi anggota DPR periode 2014-2019 dengan perolehan suara 255.044 suara.
Dan hari ini, Selasa (1/10/2019) Rieke kembali dilantik menjadi anggota DPR RI periode 2019-2024.
Untuk ketiga kalinya, Rieke kembali dipercaya masyarakat Indonesia menjadi penyalur aspirasi rakyat dan pengawas kebijakan-kebijakan eksekutif.
Vokal suarakan hak buruh
Selama menjabat sebagai anggota dewan, nama Rieke Diah Pitaloka cukup sering didengar.
Hal ini karena sikap vokal Rieke dalam menanggapi berbagai persoalan sosial.
Ia merupakan salah satu anggota Panitia Khusus Rancangan Undang-Undang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN).
Rieke Diah Pitaloka juga mendirikan sebuah yayasan yang diberi nama "Yayasan Pitaloka" yang bergerak di bidang sastra dan sosial kemasyarakatan.
Tak hanya itu, meski sudah menjadi dewan kehormatan, Rieke masih kerap turun ke lapangan untuk mendampingi masyarakat yang tengah menyampaikan aspirasinya melalui aksi unjuk rasa.
Pada tahun 2018, bahkan Rieke turut serta dalam aksi May Day yang digelar di sekitar Monas.
Saat itu Rieke Diah Pitaloka hadir memimpin massa sebagai Ketua Umum Konfederasi Rakyat Pekerja Indonesia (KRPI) dalam peringatan Hari Buruh Internasional itu.
Rieke menegaskan, dalam aksinya memperjuangkan nasib buruh, KRPI berjuang dengan damai tanpa harus ada caci maki terhadap pihak manapun.
Rieke mengatakan, dalam aksi ini, KRPI meminta agar pemerintah memperhatikan nasib para pekerja.
Harus ada Tri Layak yang didapat para buruh, yakni Kerja Layak, Upah Layak dan Hidup Layak.
Populer sebagai Oneng
"Oneng", itulah nama lain yang melekat pada sosok pesinetron dan penulis buku Rieke Diah Pitaloka. Nama itu tersemat padanya karena sempat membintangi serial sitkom Bajaj Bajuri.
Saat itu Rieke memerankan tokoh Oneng, seorang ibu rumah tangga yang sangat lugu dan dan berpendidikan rendah.
Ia digambarkan sebagai seorang wanita yang berpikiran lambat, selalu mengerjakan berbagai pekerjaan rumah tangga, atau bukan sebagai wanita karier.
Namun peran Rieke di sitkom Bajaj Bajuri tersebut sangat bertolak belakang dari kehidupan sebenarnya. Rike merupakan wanita dengan pendidikan tinggi.
Ia merupakan Sarjana di Fakultas Sastra Belanda Universitas Indonesia (UI). Tak hanya itu, Rieke juga bergelar Sarjana Filsafat di STF Driyakara, Jakarta.
Lulus dari pendidikan S1, Rieke melanjutkan pendidikan di jurusan Filsafat UI.
Bahkan tesisnya yang berjudul Banalitas Kejahatan: Aku yang tak Mengenal Diriku, Telaah Hannah Arendt Perihal Kekerasan Negara dijadikan buku dengan judul Kekerasan Negara Menular ke Masyarakat diterbitkan oleh Galang Press.
Tak hanya di bidang akademis, Rieke juga menunjukkan eksistensinya di isu-isu sosial dan politik.
Alhasil ia juga dikenal sebagai seorang aktivis yang vokal menyuarakan beragam keresahan masyarakat.
Sumber: Tribunnews.com/Kompas.com