Sejarah Hari Anak Nasional, HAN 2020 Bertema 'Anak Terlindungi, Indonesia Maju'
Simak tentang sejarah Hari Anak Nasional, HAN 2020 bertema 'Anak Terlindungi, Indonesia Maju'.
Penulis: Lanny Latifah
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Hari Anak Nasional diperingati setiap 23 Juli, tepat pada hari ini Kamis (23/7/2020).
Pada tahun ini perayaan Hari Anak Nasional sedikit berbeda karena dirayakan dalam kondisi pandemi Covid-19.
Namun, Kemenpppa membuktikan pandemi tidak menyurutkan komitmen melaksanakan Hari Anak Nasional (HAN) tahun ini secara virtual.
Tema HAN untuk tahun ini adalah "Anak Terlindungi, Indonesia Maju".
"Hal ini sebagai motivasi bahwa pandemik tidak menyurutkan komitmen untuk tetap melaksanakan HAN tahun ini secara virtual, tanpa mengurangi makna HAN."
"Diharapkan peringatan HAN yang dikemas secara online dapat menjangkau lebih banyak anak dari 34 provinsi di Indonesia termasuk Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus (AMPK)," ungkap Menteri PPPA, I Gusti Ayu Bintang Darmawati, dalam Pedoman Pelaksanaan HAN 2020.
Sejarah Hari Anak Nasional
Di Indonesia, Hari Anak Nasional dirayakan setiap 23 Juli.
Dilansir wikipedia, hal tersebut sesuai Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1984 tanggal 19 Juli 1984.
Dalam Keputusan tersebut, tujuan digelarnya Hari Anak Nasional adalah untuk memberikan anak-anak pengembangan karakter yang akan melengkapi pendidikan formal dan informal mereka.
Serta untuk meningkatkan kesadaran (untuk orang tua dan pemangku kepentingan) masalah sosial yang mempengaruhi anak-anak.
Setiap tahunnya, pemerintah merayakan Hari Anak Nasional dengan tema yang berbeda-beda.
Baca: Peringatan Hari Anak Nasional 2020 Kamis 23 Juli 2020 dengan Tema Anak Terlindungi, Indonesia Maju
Baca: Sambut Hari Anak Nasional, Bobo Gelar Rangkaian Program Bobo Creative Week
Baca: Hari Anak Nasional 2020 Bertema Anak Terlindungi, Indonesia Maju Diperingati Secara Virtual
Makna Hari Anak Nasional 2020
Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) dimaknai sebagai kepedulian seluruh bangsa Indonesia terhadap perlindungan anak Indonesia agar tumbuh dan berkembang secara optimal, dengan mendorong keluarga Indonesia menjadi lembaga pertama dan utama dalam memberikan perlindungan kepada anak.
Upaya ini akan menghasilkan generasi penerus bangsa yang sehat, cerdas, ceria, berakhlak mulia dan cinta tanah air.
Selain itu, peringatan HAN di masa pandemi Covid-19 ini adalah momentum untuk meningkatkan kepedulian semua pilar bangsa Indonesia, baik orang tua, keluarga, masyarakat, dunia usaha, media massa, dan pemerintah terhadap pemenuhan hak dan perlindungan khusus anak.
Tujuan Hari Anak Nasional 2020
Dikutip dari Pedoman Pelaksanaan HAN 2020, tujuan umum diperingati HAN 2020 adalah sebagai bentuk penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak anak sebagai generasi penerus bangsa.
Sementara itu, tujuan khusus diperingati HAN 2020, sebagai berikut:
1. Memberikan pemahaman anak merupakan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa dan karenanya anak harus memiliki bekal keimanan, kepribadian, kecerdasan, keterampilan, jiwa dan semangat kebangsaan sertakesegaran jasmani agar dapat tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang berbudi luhur, bersusila, cerdas, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Dengan demikian upaya pembinaan anak perlu pula diarahkan untuk menggugah dan meningkatkan kesadaran akan hak, kewajiban dan tanggung jawab kepada orang tua, masyarakat, bangsa, dan Negara.
2. Mendorong pemerintah, dunia usaha, lembaga kemasyarakatan, dunia pendidikan, dan media massa menjadi leading sector untuk melakukan kerja aktif yang berimplikasi terhadap tumbuh kembang anak dengan cara melakukan pemenuhan hak dan perlindungan khusus anak di sektor masing-masing.
3. Mendorong terwujudnya Indonesia Layak Anak (IDOLA) 2030.
4. Menurunkan angka kekerasan terhadap anak.
Data Simfoni (Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak) KemenPPPA menyebutkan pada 2019 terdapat 19.626 kasus kekerasan terhadap anak, sedikit lebih rendah dibandingkan 2018, yaitu sebanyak 21.374 kasus.
Bila dilihat dari jumlah korban kekerasan terhadap anak pada 2019, jumlah korban sebanyak 11.370 anak menurun dibandingkan tahun 2018 sebesar 12.395.
5. Meningkatkan peran keluarga dalam pengasuhan
6. Memastikan anak-anak tetap di rumah dan bergembira selama masa pandemi Covid-19.
(Tribunnews.com/Latifah)