Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rencana Pembukaan Gerbang Wisata Bali Tahap 3 Masih Terganjal Permenkumham No 11 Tahun 2020

Terkait pembukaan pariwisata Bali pemerintah tetap akan melihat dinamika yang terjadi melalui kajian mendalam dan berpegang pada prinsip kehati-hatian

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Rencana Pembukaan Gerbang Wisata Bali Tahap 3 Masih Terganjal Permenkumham No 11 Tahun 2020
TRIBUN BALI/EKA MITA SUPUTRA
Seorang wisatawan mencoba wahana permainan flying fox di Dusun Ceningan, Klungkung, Bali beberapa waktu lalu. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Provinsi Bali rencananya akan membuka gerbang wisata tahap 3 pada 11 September 2020 mendatang.

Namun upaya tersebut dinilai masih terganjal oleh Peraturan Menteri Hukum dan HAM (PerMenkumham) no 11 tahun 2020, tentang pelarangan sementara kedatangan orang luar negeri masuk wilayah Indonesia.

Asisten Deputi Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan, Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kemenko Marves, Kosmas Harefa menyatakan, pemerintah tetap akan melihat dinamika yang terjadi, senantiasa melalui kajian mendalam dan terus berpegang pada prinsip kehati-hatian dalam membuat kebijakan.

"Permenkumham 11/2020 masih tetap berlaku, tetapi ada pengecualian tertentu, seperti medical urgent dan urusan penting yang lain, kita ikuti dinamika, tetapi kita masih akan pertimbangkan, yang pasti Kemenkumham akan merevisi sesuai dinamika. Kami bersama lintas kementerian/lembaga terkait tidak akan gegabah, dan saat ini pun lintas kementerian/lembaga lebih solid," ujarnya dalam acara Bincang Media, dihelat secara virtual, Jumat (7/8/2020).

Sebelumnya, pada Jumat 31 Juli 2020, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Pemerintah Provinsi Bali, menggelar Deklarasi Program Kepariwisataan dalam Tatanan Kehidupan Bali Era Baru dan Digitalisasi Pariwisata Berbasis Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).

Bali dan pariwisata adalah dua entitas yang saling melekat dan tak terpisahkan. Dan, pariwisata merupakan salah satu bidang yang sangat diperhatikan oleh Pemerintah.

Hal ini dikarenakan penerimaan negara melalui pariwisata sangat tinggi, juga dapat menciptakan lapangan kerja.

Berita Rekomendasi

Pperihal kesiapan Labuan Bajo sebagai bakal lokasi venue KTT G20 dan Asean Summit 2023, dari data yang dimiliki oleh ITDC (Indonesia Tourism Development Corporation), pemerintah sudah menyiapkan infrastruktur dasar dan juga sudah menyelesaikan penyusunan master plan.

Baca: Indahnya Air Terjun Lau Berte, Wisata Alam yang Menarik Dikunjungi di Langkat

"Ini sudah sangat siap untuk kita bangun, investor akan segera bangun dua hotel bintang lima, kemudian marina dan dermaga publik, berikut juga convention center dan komodo sanctuary and discovery center," ujar Edwin DS, perwakilan dari ITDC yang turut hadir sebagai salah seorang narasumber.

Masih terkait Labuan Bajo, Shana Fatina dari Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo menambahkan, target pada tahun 2021 pengelolaan Bandara Komodo akan ditangani Bandara Changi Singapura.

"Marina Labuan Bajo juga akan disiapkan tahun ini, KTT G20 kita akan sinergikan dengan target jumlah kunjungan, namun setelah acara bisa tetap dipertahankan segala sesuatunya, karena tema Labuan Bajo adalah premium eco wisata yang berkelanjutan," jelasnya.

Sebagai syarat mutlak untuk pembukaan wisata adalah penerapan protokol kesehatan di setiap destinasi wisata.

Seperti misalnya, Badan Otorita Borobudur (BOB) yang telah melaksanakan program pelatihan dan pendampingan, khusus penerapan protokol kesehatan di sektor parekraf.

"10 hari kita pelatihan secara intens dan sisanya kita lakukan pemantauan. Tujuan kami, agar setiap orang yang mengikuti pelatihan, akan menjadikan hal tersebut sebagai SOP dan kebiasaan di destinasi-destinasi, selain pula kami juga adakan pelatihan fotografi dan publikasi," jelas Indah dari BOB.

Kemudian, untuk pengembangan Kaldera Toba yang sudah ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark belum lama ini, Arie Prasetyo dari Badan Pariwisata Otorita Danau Toba (BPODT) mengungkapkan, pemerintah akan tetap fokus fokus kepada pembenahan amenitas, atraksi dan dukungan penuh kepada UMKM.

Baca: Dukung Wisata Bali, Kemenhub Kembali Uji Coba E-Pilotage di Perairan Benoa

"Dengan adanya UNESCO Global Geopark, fokus kita adalah konservasi dan pendidikan serta pengembangan masyarakat bisa ditingkatkan, harapannya ini membawa dampak perekonomian bagi masyarakat setempat dengan adanya desa wisata dengan karakter kebudayaannya yang sangat kuat. Diharapkan kita sudah mempunyai blue print yang jelas untuk 25 tahun ke depan," ujarnya.

Pemerintah telah menetapkan 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas yaitu: Danau Toba, Borobudur, Labuan Bajo, Mandalika dan Likupang.

Sejumlah turis China mendominasi kunjungan di Pantai Kelan, Badung, Selasa (23/10/2018). Pariwisata Bali dijual murah kepada wisatawan China. TRIBUN BALI/I NYOMAN MAHAYASA
Sejumlah turis China mendominasi kunjungan di Pantai Kelan, Badung, Selasa (23/10/2018). Pariwisata Bali dijual murah kepada wisatawan China. TRIBUN BALI/I NYOMAN MAHAYASA (Tribun Bali/I Nyoman Mahayasa)

Oleh karenanya Kemenko Marves wajib memfasilitasi dan mensinergikan kementerian/lembaga terkait di bawah koordinasinya, agar segala sesuatu mengenai percepatan pembangunan di 5 Destinasi Super Prioritas dapat dikerjakan secara holistik dan terintegrasi.

Forum Virtual Bincang Media antara Kemenko Marves yang diwakili oleh Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, bersama dengan awak media yang menghadirkan narasumber dari pihak pemerintah, BUMN, swasta dan pihak-pihak berkompeten lainnya, akan digelar secara berkala.

Dengan tujuan memberikan informasi berkualitas kepada masyarakat, demi mendukung pemulihan ekonomi melalui sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas