Indonesia Dorong Stabilitas Guinea –Bissau saat Pimpin Sidang di Markas PBB
Situasi politik dan ekonomi yang masih rentan, serta dampak COVID-19 menjadi tantangan yang harus dihadapi pemerintahan Perdana Menteri Nuno Nabiam
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia mendorong stabilitas Guinea-Bissau saat memimpin pertemuan DK PBB mengenai Guinea-Bissau, yang diselenggarakan di Markas Besar PBB, Senin (10/8/2020).
Wakil Tetap RI di New York, Dubes Dian Triansyah Djani berharap semua pihak perlu bekerjasama dalam upaya reformasi di Guinea – Bissau.
“Semua pihak di Guinea-Bissau perlu terus bekerja sama melanjutkan berbagai upaya reformasi dan mengatasi tantangan keamanan, guna mewujudkan stabilitas dan pembangunan bagi seluruh rakyat", ujar Dubes Dian Triansyah Djani dalam keterangannya.
Saat ini Guinea-Bissau masih dalam proses transisi politik setelah pemilihan presiden pada Desember 2019.
“Situasi politik dan ekonomi yang masih rentan, serta dampak COVID-19 menjadi tantangan yang harus dihadapi pemerintahan baru di bawah Perdana Menteri Nuno Nabiam,” lanjutnya
Selain itu, negara di Afrika Barat ini masih perlu mengatasi masalah perdagangan narkotika ilegal.
Baca: Sekjen PBB: 1 Miliar Anak di Dunia Terganggu Sekolahnya Akibat Virus Corona
Baca: Wulan Guritno Antusias Terima Tawaran Pentas Teater secara Virtual
Baca: Ngotot Minta Cerai, Rey Utami Dibujuk, Diingatkan Demi Buah Hatinya dengan Pablo Benua
Guinea-Bissau pun turut menjadi salah satu tempat transit narkotika dari Amerika Selatan menuju Eropa.
Negara-negara anggota DK PBB menekankan pentingnya melanjutkan agenda reformasi, termasuk reformasi konstitusi, UU Pemilu, dan UU mengenai Partai Politik.
“Pembentukan pemerintahan baru dan pengesahan program kerja di bawah Perdana Menteri Nabiam menjadi momentum kemajuan yang perlu dijaga,” ujar Dubes
Pertemuan DK PBB mengenai Guinea-Bissau menjadi salah satu pertemuan di bawah Presidensi Indonesia pada bulan Agustus mengenai isu Afrika.
Indonesia selalu konsisten menunjukkan keberpihakan terhadap negara-negara Afrika, sejalan dengan semangat Konferensi Asia Afrika.
Sebagaimana rekam jejak Indonesia selama menjadi anggota tidak tetap DK PBB dari tahun 2019.
Pertemuan tersebut menghadirkan pembicara Kepala Misi PBB di Guinea-Bissau (UNIOGBIS), Rosine Sori-Coulibaly dan Direktur UN Office for Drugs and Crime (UNODC), Ghada Fathi Waly, serta Ketua Peacebuilding Commission atau Deputi Wakil Tetap Brazil, Joao Genesio de Almeida Filho.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.