Vaksin Covid-19 Masuki Uji Klinis, Relawan Tak Rasakan Gejala Aneh Usai Disuntik
Menjadi relawan bermula dari ajakan adik kandungnya yang bekerja di bidang kesehatan.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rohaeni (33) tidak merasa takut menjadi relawan uji klinis vaksin Covid-19.
Bersama dua adiknya, dia mendatangi di Rumah Sakit Pendidikan Universitas
Padjadjaran, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (11/8/2020).
"Enggak takut karena sudah dites segalanya. Jadi buat apalah takut, paling nanti kalau ada sesuatu di tim dokter pasti akan membantu lagi," ujar Rohaeni.
Dia menceritakan, proses penyuntikan berjalan lancar sejak pagi hingga siang.
"Begitu masuk, kami didaftar dan data dulu. Terus setelah masuk ambil darah dulu. Setelah ambil darah, check up semua. Baru menunggu hasil tes darah. Setelah berhasil, kami bisa langsung vaksin," katanya.
Dia mengatakan, proses pengambilan darah berlangsung sekitar 10 menit. Setelah
proses semua itu dilakoni, baru dilakukan penyuntikan.
"Tidak kenapa-kenapa, tidak ada rasa apa pun efeknya. Nanti ada sesi vaksin kedua, dua minggu setelah ini," ujarnya.
Ibu rumah tangga itu mengungkapkan, alasan utama turut berpartisipasi adalah
membantu menyukseskan penelitian untuk mencari obat Covid-19.
"Yang pasti ingin selesai ini Covid-nya, terus membantu agar masyarakat lainnya percaya kalau vaksin ini tak berbahaya dan tak terjadi apa-apa," kata ibu satu orang anak ini.
Menurutnya, menjadi relawan bermula dari ajakan adik kandungnya yang bekerja di
bidang kesehatan. Persisnya Asisten Ketua Tim Riset Fakultas Kedokteran Unpad,
Kusnandi Rusmil.
Namun, dia juga memperoleh izin dari suaminya yang keseharian bekerja sebagai buruh.
"Disaranin adik, biar ikutan selesaikan masalah Covid-nya, karena sudah dijaga sama pemerintah juga," ujarnya.
Warga yang tinggal di kawasan Gegerkalong, Kecamatan Sukasari, itu menyarankan
agar warga lain mau menjadi sukarelawan uji klinis vaksin Covid-19.
"Lebih baik ikutan vaksin ini daripada enggak, sayang kalau misal tidak ikut. Apalagi kalau sudah ikut vaksin bisa mencegah Covid itu masuk ke tubuh," katanya.
Relawan lain bernama Fadly Barjadi Kusuma (32),seorang driver ojek online (Ojol) asal
Kecamatan Batununggal, Kota Bandung juga menceritakan saat dirinya diberikan vaksin
covid 19.
Dia datang pukul 10.00 dan keluar sekitar pukul 12.35. Selain Fadly, istrinya, Mira (32) juga sudah daftar jadi relawan vaksin pada Senin (10/8) namun belum mendapat panggilan.
"Alhamdulillah tadi lancar. Disuntik vaksinnya cuma kurang dari 1 menit. Istri sudah daftar jadi relawan juga, katanya nanti sesi dua," ujar Fadly di RS Pendidikan Unpad.
Bersama istrinya, meski ber-KTP Kota Bandung, Fadly dan Mira menempati rumah
kontrakan di Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung. Sejak tiga tahun terakhir, dia
bekerja sebagai pengemudi ojek online.
Sejak pagi hari Fadly sudah mempersiapkan mental untuk disuntik vaksin setelah pada
Senin malam dia dikabari harus datang ke RSP Unpad untuk suntik vaksin.
Dia melewatkan menerima orderan mengantar penumpang. "Setelah ini, mungkin saya
aktifkan lagi ponselnya siapa tahu ada orderan antar penumpang. Setelah itu pulang
ketemu istri dan anak," ucap Fadly.
Ditanya soal motivasi ikut jadi relawan, Fadly mengaku itu demi kebaikan dirinya sendiri
serta istri dan anaknya. Apalagi, ia setiap hari berjibaki di jalanan mengantar
penumpang.
"Saya kerja di luar. Pas saya pulang, saya tidak mau bawa virus sampai istri anak jadi korban. Motivasi besarnya buat masyarakat juga, setelah ini berhasil kan bermanfaat buat orang lain juga," ucapnya.
Sejauh ini, uji coba vaksin virus corona ini pertama kali dilakukan di dunia pada manusia. Untuk vaksin Sinovac buatan China, sudah masuk fase uji coba ke tiga yakni pada manusia.
"Soal efek samping, sempat takut sih. Tapi saya sudah melewati fase takut itu. Tapi yang paling saya takutkan itu, saya tidak bisa kerja dan tidak bisa nafkahi anak istri," ucapnya.
Pejabat Ikutan
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, dirinya bersama Kapolda Jabar
Irjen Rudy Sufahriadi dan Pangdam III Siliwangi Mayjen TNI Nugroho Budi Wiryanto
telah mendaftar sebagai relawan virus corona (Covid-19).
Hal itu disampaikan Ridwan Kamil di hadapan Presiden Jokowi saat melaporkan Penanganan Covid-19 di Provinsi Jawa Barat, melalui siaran YouTube Sekretariat Presiden.
"Saya Pak Kapolda dan Pangdam juga mendaftarkan diri sebagai relawan Pak, dari 1600-an," kata Ridwan Kamil.
Dia mengatakan, tiga pimpinan di Jawa Barat mendaftar sebagai relawan vaksin dengan maksud mengurangi hoaks, provokasi, maupun spekulasi terkait penanganan Covid-19.
"Dan mohon izin supaya kita me-manage komunikasi publik juga dan mengurangi hoaks dan keresahan," ucap Kang Emil.
Ia juga menyebut, bahwa Presiden Jokowi akan melihat langsung proses uji klinis di Bio
Farma.
"Jadi biasanya vaksin itu, tiga kali, dua kali di tes di negara produsennya, satu
kali terakhir di negara yang akan membeli atau membutuhkan vaksin," jelasnya.
Presiden Joko Widodo ikut menyaksikan penyuntikan perdana uji klinis vaksin Covid-19 kepada 20 perwakilan relawan.
Hal ini merupakan uji klinis tahap 3, atau yang terakhir, sebelum vaksin Covid-19 diproduksi secara masal.
Dijadwalkan penyuntikan akan dilakukan kepada 1.620 subyek relawan yang ditargetkan
semua uji klinis, termasuk otorisasi dari BPOM, akan tuntas pada Januari 2021.
Sebelum menyaksikan peristiwa penting tersebut, Jokowi melakukan peninjauan fasilitas
dan kapasitas produksi vaksin Covid-19 di Bio Farma yang didampingi Ketua Pelaksana
Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KCPEN) Erick Thohir,
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, dan
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir.
"Kita semua yang hadir bersyukur karena saat ini Indonesia memasuki tahapan penting
dalam usaha untuk mengatasi pandemi Covid-19. Kita bangga dengan kemampuan
perusahaan BUMN, Bio Farma yang bekerjasama dengan lembaga Sinovac asal China
karena sudah memasuki uji klinis tahap ketiga," kata Erick Thohir.
"Tidak banyak negara atau lembaga penelitian yang sudah mencapai uji klinis hingga tahap ini," ujarnya.
Uji klinis tahap 3 sebelum vaksin Covid-19 ini diproduksi besar-besaran merupakan
tahapan yang perlu dilalui semua produk farmasi termasuk obat-obatan dan vaksin.
Bio Farma menyatakan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (POM) RI sudah
mengetahui hasil positif dari tahapan uji klinis vaksin Covid-19, mulai dari uji pre-klinis,
uji klinis tahap 1 dan uji klinis tahap 2 yang dilakukan di China.
Kerjasama Bio Farma dengan Sinovac terjadi karena memiliki kesamaan platform antara
vaksin yang dikembangkan Sinovac dengan kemampuan Bio Farma dalam
memproduksinya yaitu inactivated vaccine.
Selain itu, pengalaman Sinovac dalam pengembangan vaksin di tengah pandemi dan
memenuhi Pre-qualifikasi WHO, seperti pembuatan vaksin SARS memperkuat
keyakinan Bio Farma bersinergi untuk menghasilkan vaksin yang dibutuhkan seluruh
dunia tersebut.
Jumlah 1.620 subjek relawan diperoleh Fakultas Kedokteran Unpad dan Bio Farma setelah melewati dua kali skrining.
Baca: Vaksin Merah Putih Diharapkan Bisa Digunakan Pertengahan 2021
Rekrutmen pertama mampu menjaring 540 subjek, sedangkan di tahap kedua diperoleh
1.080 subjek relawan.
Relawan yang terpilih setelah lolos dari pengujian imunogenitas (respon imun) dan efikasi (respon dalam melawan virus) melalui tes darah.
Penyuntikan akan dilakukan secara bertahap. Untuk gelombang pertama di minggu
kedua Agustus ini, tes vaksin diterapkan kepada 120 subjek relawan.
Baca: Vladimir Putin Umumkan Vaksin Covid-19 Pertama Buatan Rusia, Diklaim Efektif Kembangkan Imun
Uji berikutnya akan digelar pada minggu ketiga dan minggu keempat bulan ini, masing-masing sebanyak 144 relawan sehingga diperkirakan pada awal September, sebanyak 408
relawan sudah menjalani tes vaksin.
Penyuntikan dan pemantauan pasien uji klinis tahap 3 dilakukan terus menerus dan
akan berlangsung hingga minggu ketiga di bulan Desember dengan total, 1.620
relawan.
Baca: Cerita Driver Ojek Online yang Disuntik Vaksin Covid-19, Sempat Melewatkan Orderan Penumpang
Karena itu, mayoritas relawan adalah merupakan warga Bandung karena mereka harus terus dimonitor, diperiksa, dan menjalani analisa rutin dalam menilai efektifitas vaksin.
"Saya berterima kasih kepada para relawan, tim laboratorium Bio Farma dan Sinovac,
serta Universitas Padjadjaran yang bisa mewujudkan tahapan krusial ini. Kini kita tunggu
enam bulan ke depan."
"Mohon dukungan dan doa atas vaksin yang saya pastikan halal ini. Insyaa Allah, jika uji klinis fase 3 ini berjalan lancar, kita siapkan registrasi ke Badan POM untuk kemudian diproduksi masal dan bisa digunakan mengatasi virus Covid-19 ini," lanjutnya.
Erick juga menyatakan kesiapan Bio Farma meningkatkan kapasitas produksi dijalankan
dengan memanfaatkan fasilitas produksi yang sudah ada di lahan Bio Farma tanpa perlu melakukan penambahan investasi.
"Dengan kapasitas maksimal saat ini, yakni 100 juta vaksin, pada Desember 2020, Bio
Farma siap menambah kapasitas produksi sebanyak 150 juta dosis, sehingga mencapai
jumlah 250 juta dosis."
"Mudah-mudahan kapasitas yang kami miliki ini, dapat membantu pemerintah dalam menghadapi dan mengatasi pandemi Covid-19 melalui produksi vaksin Covid-19," kata Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir.(tribun network/ery/meg/yud/wly)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.