Jokowi: Jangan Ada yang Merasa Paling Agamis dan Paling Pancasilais
Jokowi mengingatkan pentingnya saling mengingat bahwa demokrasi memang menjamin kebebasan, namun kebebasan yang menghargai hak orang lain
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) seluruh komponen masyarakat bisa bergotong royong, saling membantu, dan saling mengingatkan dalam kebaikan dan tujuan yang mulia dalan menghadapi sutuasi krisis pandemu Covid-19 ini.
Menurut Presiden, penting juga saling mengingat bahwa demokrasi memang menjamin kebebasan, namun kebebasan yang menghargai hak orang lain.
Hal itu disampaikan Jokowi saat pidato sidang tahunan MPR-RI dan sidang bersama DPR-RI dan DPD-RI Tahun 2020 di Gedung Parlemen MPR/DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (14/8/2020).
"Jangan ada yang merasa paling benar sendiri, dan yang lain dipersalahkan. Jangan ada yang merasa paling agamis sendiri. Jangan ada yang merasa paling Pancasilais sendiri," kata Jokowi.
"Semua yang merasa paling benar dan memaksakan kehendak, itu hal yang biasanya tidak benar," tambahnya.
Baca: Jokowi : Pandemi Covid-19 Mengubah Cara Kerja dan Seluruh Sektor Kehidupan
Presiden pun menyampaikan rasa syukur karena Indonesia, mayoritas rakyat dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote, menjunjung tinggi kebersamaan dan persatuan, penuh toleransi serta saling peduli.
"Sehingga masa-masa sulit sekarang ini bisa kita tangani secara baik," ujar Jokowi.
Kepala Negara meyakini Indonesia justru bisa membajak momentum krisis untuk menjalankan strategi-strategi besar bangsa.
"Saatnya kita bajak momentum krisis untuk melakukan lompatan-lompatan besar," jelas Jokowi.