Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pembunuh Staf KPU Yahukimo Teridentifikasi, Pelaku Diduga Kabur ke Pegunungan

Kepolisian telah mengantongi identitas pelaku yang diduga membunuh staf Komisi Pemilihan Umum (KPU) Henri Jovinsky.

Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Pembunuh Staf KPU Yahukimo Teridentifikasi, Pelaku Diduga Kabur ke Pegunungan
Kontributor Tribunnews.com/B Ambarita
Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Mustofa Kamal. 

Ia mengatakan Henri adalah anak yang baik.

Pria yang lahir di Purwokerto, 4 Juni 1995 tersebut dikenal sebagai anak yang tidak suka mengeluh.

Termasuk saat ditempatkan di Yahukimo, pascaditerima menjadi ASN KPU RI 2019 lalu.

Anak pertama dari dua bersaudara itu bahkan senang saat ditugaskan di Yahukimo.

Setelah dua minggu persiapan, Henri langsung terbang ke Yahukimo.

Baca: BREAKING NEWS: Seorang Staf KPU Yahukimo Tewas Ditikam Orang Tak Dikenal, Ini Kronologi Kejadiannya

"Tes tahun 2018, kemudian diterima Juni 2019. Saat ditempatkan di Yahukimo, dia senang tidak mengeluh tidak keberatan. Ia ingin menyumbang ilmunya di sana (Yahukimo)," katanya.

Beberapa hari sebelum peristiwa pilu itu pun Henri masih berkomunikasi dengan ibunya, Vivin Monica (54) melalui aplikasi WhatsApp.

Berita Rekomendasi

"Komunikasi dengan Henri intens, kalau pas di Papua sering telepon. Tetapi kalau Yahukimo, hanya kalau ada signal saja. Sabtu atau Minggu kemarin masih kirim pesan ke mamahnya (Vivin). Bilang kalau sudah di Yahukimo," ujarnya.

Sejak ditempatkan di Yahukimo, Henri tidak pernah mengeluh.

Henri menceritakan pengalaman-pengalamannya selama bertugas, termasuk penyambutan-penyambutan ketika pertama kali Henri tiba.

Pertemuannya pada Agustus lalu rupanya menjadi pertemuan terakhir baginya.

Henri sempat pulang ke Purwokerto selama dua hari karena terjadi kerusuhan.

"Sempat pulang tahun lalu, ada kerusuhan. Tetapi karena sebagai ASN harus ada di sana, dia langsung berangkat lagi. Kami hanya menjemput dan mengantar ke bandara," kenangnya.

Kesedihan tak dapat ditutupi oleh ibunya.

Vivin masih sesenggukan meratapi kepergian anak pertamanya.

Ia bahkan harus dipapah saat harus berjalan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas