Presiden: Angka Kematian Tidak Bisa Ditekan, Ketidakpastian Terus Berlanjut
Jokowi mengatakan meski Pemerintah sudah memastikan mendapatkan vaksin pada akhir 2020 dan 2021 mendatang, penyebaran Covid-19 harus dikendalikan.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan meski Pemerintah sudah memastikan mendapatkan vaksin pada akhir 2020 dan 2021 mendatang, penyebaran Covid-19 tetap harus dikendalikan.
Baik itu menekan penyebaran Covid-19 agar tidak meluas, meningkatkan angka kesembuhan, serta mengurangi angka kematian akibat virus Corona atau SARS-CoV-2.
Hal itu disamapikan Presiden dalam rapat pengarahan gubernur se-Indonesia secara virtual dari Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat, Selasa, (1/9/2020).
"Saya minta kepada para gubernur untuk pengendalian Covid-19 ini betul-betul tetap menjadi fokus dan konsentrasi kita karena memang kita perlu memperkuat ketahanan kita, endurance kita, agar sampai betul-betul pada seluruh rakyat kita vaksin semuanya," kata Presiden.
Menurut Presiden apabila pandemi Covid-19 tidak terkendali, masyarakat akan terus diliputi rasa tidak aman.
Akibatnya dunia usaha tidak mau bergerak, dan ekonomi tidak kunjung bangkit.
"Apabila kurva covid ini tidak bisa kita tekan dengan cepat apalagi angka kematian atau fatality rate-nya tidak bisa kita turunkan dengan tajam dan angka kesembuhan tidak bisa kita tingkatkan secara drastis maka situasi ketidakpastiannya akan terus berlanjut. Ini yang kita semuanya harus tahu yang akan membuat masyarakat kembali diliputi rasa tidak aman," tuturnya.
Kondisi ketidakpastian akibat pandemi Covid-19 menurut Presiden berimbas pada keputusan para pelaku usaha untuk bersikap wait and see.
Baca: Peringatan 70 Tahun Hubungan Bilateral Indonesia-Tiongkok, Jokowi Sampaikan Ini ke Xi Jinping
Menunggu momentum yang tepat untuk berinvestasi.
"Mereka selalu menyampaikan wait and see. Saya kira ini yang harus kita hindari, akibatnya ekonomi negara kita tidak akan bisa cepat pulih," pungkasnya.