Pengamat: Pernyataan Puan Soal Pancasila Harus Dimaknai Secara Jernih
Karyono menilai, penggalan kalimat dalam pidato pengantar yang disampaikan Puan merupakan suatu harapan
Penulis: Malvyandie Haryadi
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo angkat bicara soal pidato pengantar Ketua DPP PDIP bidang Politik dan Keamanan Puan Maharani tentang Pancasila dan Sumatera Barat yang disampaikan dalam acara pengumuman rekomendasi bakal calon kepala daerah.
Karyono menilai, penggalan kalimat dalam pidato pengantar yang disampaikan Puan merupakan suatu harapan. Namun demikian, kalimat berisi harapan tersebut telah menimbulkan kesan negatif dalam perbincangan publik.
"Jika dipahami secara jernih, dengan mengesampingkan sikap sinis dan politis, pernyataan tersebut tidak menunjukkan frasa yang tendensius menuduh masyarakat Sumbar tidak Pancasilais," kata Karyono, Jumat (11/9/2020).
Baca: Polemik Pidato Puan Maharani tentang Sumbar, Ahmad Basarah Beri Penjelasan Lengkap
Seperti diketahui, dalam pidato pengantar saat memberikan rekomendasi bakal calon gubernur dan wakil gubernur Sumatera Barat, Mulyadi-Ali Mukhni, Puan menyebut 'semoga Sumatera Barat menjadi provinsi yang memang mendukung Negara Pancasila. Bismillah, merdeka.'
Karyono mengatakan, dalam kalimat itu tidak ada frasa yang secara tendensius menghina masyarakat Sumbar.
Bahkan, ia berpendapat, seharusnya yang perlu digali dari pernyataan Puan adalah latar belakang pemikiran atau alasan munculnya sebuah harapan tersebut.
"Konteks latar belakang atau dasar pemikiran dari pernyataan yang diributkan itu justru yang lebih substansial, bukan sekadar mempersoalkan teks narasi dengan membumbui propaganda," kata Karyono.