Tangis Calon Taruna Akmil yang Ingin Jadi Tentara Agar Ibunya Bangga
Sebab dari ia kecil, kata Adit, ibunya telah bersusah payah bekerja untuk membesarkannya dan kedua saudaranya.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Hasanudin Aco
"Waktu itu, adik pernah bilang, enak ya jadi anak tentara. Enak ya punya bapak. Di situ kayak... ya saya langsung kayak.. sebagai ibaratnya kakak yang dituakan karena kakak pertama sudah tidak itu.. kayak.. jadi saya harus bisa jadi tentara buat adik saya, buat ibu, apalagi yang adik sejak lahir sampai sekarang belum pernah bertemu bapak.. jadi.. motivasi itu ada ya karena ibu, kakak, dan adik," kata Adit yang kemudian menarik napas panjang, menunduk, kemudian mengusap air matanya.
Perjuangan Adit untuk meraih keinginannya yang mulia tidaklah main-main.
Sejak lulus program akselerasi di SMA pada 2017 lalu, sudah dua kali ia gagal masuk Akademi Kepolisian karena belum cukup umur untuk masuk Akademi Militer.
Kemudian di tahun ketiganya lulus yakni pada 2019 ia mencoba masuk Akmil dan gagal di tingkat Panitia Daerah (Panda).
Barulah pada tahun ini dia lulus sebagai Calon Taruna Akmil Magelang.
Selama menjalani serangkaian seleksi sebagai Calon Taruna di Akmil Magelang, Adit pun masih kerap ingat dengan ibu, kakak, dan adiknya di rumah.
"Setiap di barak saya suka teringat. Ibu lagi apa ya, Dinda, kakak, adik, berangkatnya sama siapa, malam-malam perempuan. Jadi sebelum tidur saya suka kepikiran ibu, suka sedih saja," ungkap Adit.
Tak lupa ia berterima kasih kepada keluarganya di rumah, khususnya ibunya, atas segala doa dan perjuangan yang mengantarkannya selangkah lagi untuk menempuh pendidikan di Akmil Magelang.
Mengucapkan rasa sayang ke keluarganya, Adit meminta keluarganya untuk terus mendoakannya agar bisa kuat menjalani pendidikan di Akmil Magelang dan lulus dengan pangkat Letnan Dua.
"Kalau Adit keluar dari sini bisa banggain keluarga, bisa banggain Dinda, bisa banggain Mas Dika, bisa bikin ibu menangis, tapi menangis karena bangga. Bukan karena kekecewaan ke Adit selama Adit di rumah," ungkap Adit yang kemudian menunduk menahan tangis.
Berjuang Setelah Setahun Ditinggal Wafat Suami
Mengenakan seragam sopir Transjakarta, Ayu menceritakan perjuangannya membesarkan Adit dan dua orang anaknya yang lain.
Ayu menceritakan, dirinya ditinggal ayah Adit yang seorang tentara pada 2003 silam ketika tengah mengandung anak ketiganya.
Setahun setelah kematian suaminya itu, Ayu mulai berusaha bangkit dan berjuang dengan mencari pekerjaan.