Luther dan Helen, Dua Anak Badak Jawa Lahir di Ujung Kulon
Menteri Siti Nurbaya juga berkesempatan memberikan nama anak badak jantan dengan nama “Luther”, dan yang betina diberi nama “Helen"
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, Jakarta - Dari hasil monitoring tim Balai Taman Nasional Ujung Kulon sejak Maret hingga Agustus tahun 2020 dengan menggunakan 93 video kamera jebak, diketahui ada kelahiran dua anak Badak Jawa.
Demikian pengumuman Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang bertepatan dengan Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) 2020. Disebutkan dua anak Badak Jawa itu berkelamin jantan dan betina.
Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) KLHK, Wiratno dalam pernyataannya terkait Badak Jawa ini di Jakarta, akhir pekan ini mengungkapkan, kondisi habitat Badak Jawa di TN Ujung Kulon terbukti masih baik, yang ditandai dengan kelahiran Badak Jawa.
Diketahui tahun 2019 lalu, di TN Ujung Kulon juga terdapat empat kelahiran individu Badak Jawa.
Hingga Agustus tahun ini, jumlah kumulatif Badak Jawa menurut data terakhir KLHK, mencapai 74 individu, masing-masing 40 jantan dan 34 betina, dengan komposisi umur terdiri dari 15 adalah individu anak dan 59 merupakan pada klaster usia remaja-dewasa.
“Kelahiran Badak Jawa di TN Ujung Kulon tersebut juga mempertegas bahwa populasi Badak Jawa terus mengalami perkembangbiakan alami dengan baik, sehingga terus memberi harapan besar bagi kelangsungan hidup satwa langka spesies Badak Jawa,” jelas Wiratno.
Wiratno juga memastikan, perihal ketersediaan pakan Badak Jawa di semenanjung Ujung Kulon masih relatif sangat baik, sehingga menjadi daya dukung kehidupan dan perilaku Badak Jawa pada saat ini dan masa yang akan datang.
Baca: Badak Makin Banyak Diburu sejak Pandemi Corona Menyerang Afrika
Wiratno kemudian menegaskan bahwa, walaupun dalam situasi pandemi COVID-19, monitoring lapangan terus dilakukan diantaranya melalui video kamera jebak masih terus berlanjut. Kegiatan monitoring dan pengamanan penuh (full protection) terus dilakukan hingga akhir Desember 2020.
“Pengambilan data, penggantian baterai video kamera jebak setiap bulan, dan observasi habitat terus dilakukan. Pandemi ini tidak menghentikan kegiatan lapangan KLHK khususnya petugas konservasi di TN Ujung Kulon dan taman nasional lainnya di Indonesia ,” ungkap Wiratno.
Dirinya juga menyampaikan bahwa perintah Menteri LHK untuk tetap bekerja patroli dan kegiatan melindungi kawasan konservasi termasuk satwa liar.
Luther dan Helen
Wiratno menjelaskan, dari satu kelahiran ke kelahiran selanjutnya dari Badak Jawa ini terus menyambung, dan ini memperkuat optimisme serta semangat kita, terutama dalam situasi sangat sulit masa pandemi sekarang ini.
“Ini salah satu pesan substansial dari Menteri LHK. Ibu Menteri Siti Nurbaya juga berkesempatan memberikan nama anak badak jantan dengan nama “Luther”, dan yang betina diberi nama “Helen" jelas Wiratno.
Menteri LHK, Siti Nurbaya pada pertemuan virtual Menteri-menteri Lingkungan Hidup Negara Anggota G20 (16/09/2020), menegaskan bahwa Pemerintah sedikitnya mengalokasikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tidak kurang dari 4 Triliun Rupiah untuk rehabilitasi lahan dan konservasi.
Termasuk untuk kegiatan konservasi di Taman Nasional diantaranya TN Ujung Kulon yang merupakan rumah bagi Badak Jawa yang terus berkembang jumlah populasinya.
Wiratno menyatakan, dukungan APBN untuk konservasi dan TN setidaknya menjadi penting dan memastikan tidak terjadinya kepunahan satwa-satwa kunci seperti badak.
Badak merupakan salah satu spesies satwa langka kunci bersama-sama dengan gajah, orangutan, harimau, komodo, dan spesies flagship lainnya sebagai spesies penting di dunia.(*)