KITA Cirebon Dekalarasi Bareng Pemulung di TPA Kopi Luhur
KITA yang dideklarasikan 19 Agustus 2020 terus bergerak dalam politik kesadaran serta mengawal tujuan berbangsa dan bernegara.
Editor: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kerapatan Indonesia Tanah Air (KITA) yang dideklarasikan 19 Agustus 2020 terus bergerak dalam politik kesadaran serta mengawal tujuan berbangsa dan bernegara.
Setelah Jakarta, Medan, Yogjakarta, Bandung, dan Banten, kini giliran KITA Cirebon menggelar deklarasi, Rabu (30/9/2020).
Hal unik, deklarasi ini hanya dihadiri secara fisik oleh 19 Pengurus KITA dan Para Pemulung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kopi Luhur, Kecamatan Argasunya, Kota Cirebon, Jawa Barat.
Baca: Soal Pilkada 2020, KITA Minta Jokowi Dengar Usulan NU dan Muhammadiyah
Ketua KITA, Maman Imanulhaq mengatakan persoalan masyarakat Indonesia bukan hanya menghadapi pandemi Covid 19, tetapi juga kemiskinan ekstrim, ketersesakan kota, dan pengelolaan sampah.
“Kita butuh keseriusan, kecerdasan, dan sikap gotong royong menghadapi patalogi sosial yang terjadi di tengah masyarakat," kata Maman Imanulhaq dalam keterangan yang diterima.
Baca: Maman: Protokol Kesehatan Kunci Sukses Pilkada 2020
KITA Cirebon yang meliputi Cirebon, Kota Cirebon, Kuningan, Majalengka, Indramayu, dan Subang dipimpin Majelis Hikmah Kiai Jamaluddin, Ketua Kebijakan Abdul Muiz Syeroji, Sekjen Rofahan, dan Dewan Perwakilan Ade Durywan.
Ketua KITA Cirebon, A Muiz Syaeroji mengatakan keragaman yang menjadi ciri khas Indonesia adalah anugerah yang harus dirawat agar bangsa ini terus melangkah maju, bergerak menjadi bangsa yang berdaulat, berdikari, dan berkepribadian.
“Semangat tauhid mengajarkan kita, bahwa bila kita yakin Allah Satu, maka kita wajib bersatu," katanya.
Rayakan 60 tahun Pidato Bung Karno di PBB
Selain Deklarasi di Cirebon, KITA pun menggelar peringatan 60 tahun Pidato Bung Karno dalam Sidang Umum PBB ke-15 pada 30 September 1960.
Peringatan digelar di Pasar Gembrong, Jakarta.
Pidato Bung Karno yang berjudul To Build the world a new menjelaskan tentang perlunya membangun kembali dunia baru.
Baca: Politisi PKB Maman Imanulhaq Tolak WNI Eks ISIS Pulang dan Beri Kritikan: Lucu Juga Pemerintah Ini
“Dunia yang telah porak poranda pascaPerang Dunia I, Perang Dunia II, dan masalah Asia Afrika serta pembelahan akibat imprealisme dan komunisme harus segera diakhiri. Kita adalah warna dunia yang harus bersatu dalam tatanan dunia baru," kata Ketua Majelis Hikmah Taufik Rahzen mengambil intisari pidato Bung Karno.
Bung Karno pada saat itu mencanangkan dan menawarkan bahwa Pancasila, lima prinsip dasar sebagai panduan bangsa Indonesia yakni Believe in God, Nationality, Humanity, Democracy, dan Social Justice.