Survei SMRC: 47 Persen Warga Anggap Hubungan Bisnis Indonesia dan China Tidak Terkait Komunisme
Survei menunjukkan 47 persen warga menganggap kerjasama Indonesia dan China adalah murni bisnis yang saling menguntungkan.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) terbaru menunjukkan 47 persen warga menganggap kerjasama Indonesia dan China adalah murni bisnis yang saling menguntungkan. Responden menilai tidak ada kaitan dengan paham komunisme atau PKI.
Menurut Direktur Eksekutif SMRC Sirojudin Abbas hal tersebut menunjukkan kampanye negatif untuk membangun citra bahwa peningkatan hubungan perdagangan Indonesia dengan China adalah sesuatu yang berdampak buruk karena akan menghidupkan kembali komunisme tidaklah efektif.
Survei SMRC, kata Sirojudin, menunjukkan persentase warga yang setuju dengan pendapat kerjasama Indonesia dan Tiongkok dapat menghidupkan kembali paham komunisme dan PKI di Indonesia hanyalah 26 persen.
Baca: Legislator PPP Tegaskan Penayangan Film Dokumenter G30S/PKI Tetap Diperlukan
Namun demikian, Abbas menyatakan angka tersebut tidak bisa dianggap remeh.
Hal itu disampaikannya saat mempresentasikan hasil survei nasional SMRC bertajuk Sikap Publik atas Isu Kebangkitan PKI secara virtual pada Rabu (30/9/2020) di Jakarta.
“Kita harus ingat bahwa menurut survei ini sebenarnya warga yang percaya dengan isu kebangkitan PKI hanya 14 persen. Dan yang percaya kebangkitan PKI sudah menjadi ancaman lebih kecil lagi. Jadi kalau ada 26 persen warga yang menganggap kerjasama dengan Tiongkok dapat membangkitkan kembali paham komunisme, itu menunjukkan bahwa kekhawatiran itu sebenarnya masih hidup dan sangat mungkin dieksploitasi," kata Sirojudin.
Baca: Gubernur Lemhanas : Komunisme Sudah Mati, Kalau Ada Gejala Tinggal Laporkan ke Pihak Berwenang
Pandangan yang setuju dengan pendapat kerjasama Indonesia dan China dapat menghidupkan kembali paham komunisme dan PKI, kata Sirojudin, berbeda antara kelompok demografis.
Persentase pria yang setuju dengan pendapat tersebut sekitar 29 persen, sementara 24 persen perempuan setuju.
Sedangkan warga kota yang setuju dengan pendapat tersebut 26 persen, sementara di desa 27 persen.
Warga yang setuju dengan pendapat tersebut, kata Sirojudin, lebih banyak pada warga yang tinggal di Bali, Nusa Tenggara yakni 53 persen, Jawa Barat 39 persen, dan Kalimantan 38 persen, sementara di daerah lain, persentasenya di bawah 30 persen.
Baca: Survei SMRC: 14% Populasi Indonesia Setuju Sekarang Terjadi Kebangkitan PKI
Dari sisi agama, lanjut Sirojudin, yang beragama Islam dan setuju dengan pendapat tersebut hanya 26 persen, sementara yang beragama lainnya 33 persen.
Dilihat dari faktor suku, kata Sirojudin, yang setuju dengan pendapat tersebut lebih banyak berdarah Minang yakni 55 persen dan Sunda 37 persen.
Dari sisi usia, kata Sirojudin, kelompok berumur 21 ke bawah paling tinggi yang percaya dengan pendapat tersebut 37 persen dan kelompok umur lainnya di bawah 26 persen.