Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengamat Kritik Sikap Gatot Nurmantyo yang Dukung Aksi Mogok Buruh

Emrus Sihombing mengkritik langkah mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo yang mendukung aksi mogok buruh.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Pengamat Kritik Sikap Gatot Nurmantyo yang Dukung Aksi Mogok Buruh
Rina Ayu/Tribunnews.com
Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Emrus Corner, Emrus Sihombing mengkritik langkah mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo yang mendukung aksi mogok buruh.

Menurut Emrus, Gatot tengah mencari panggung politik melalui isu gerakan 30 September dan dukungan terhadap buruh melakukan aksi mogok kerja pada 6-8 Oktober 2020 yang dilakukan untuk menolak omnibus law RUU Cipta Kerja.

Direktur Eksekutif Emrus Corner, Emrus Sihombing mengatakan, komunikasi yang disampaikan Gatot terkait gerakan 30 September dan dukungan terhadap buruh yang menolak RUU Cipta Kerja memang tidak lepas dari kepentingan politik.

Baca: Kemunculan Ryamizard dan Pesan Agum Gumelar kepada Gatot Nurmantyo Cs

Sebagai jenderal TNI yang sudah purna tugas, lanjut Emrus, status Gatot saat ini sudah seperti warga negara biasa. Memiliki hak untuk memilih dan dipilih dalam pemilihan umum.

"Hipotesis saya dari pesan yang disampaikan Pak Gatot, wajar kalau ada yang bilang dia mencari panggung menuju Pilpres. Tapi kebenarannya seperti apa, hanya Pak Gatot yang tahu," kata Emrus, Minggu (4/10/2020).

Emrus menilai, pernyataan Gatot terkait buruh dan RUU Cipta Kerja bisa dianggap menunggangi kepentingan gerakan buruh. Sebab, kata Emrus, amat sulit untuk tidak mengatakan bahwa aktor-aktor baik lapangan maupun non lapangan dalam sebuah demonstrasi tidak saling menunggangi.

"Realitas politik termasuk demo buruh, amat sulit kita untuk tidak mengatakan bahwa demonstrasi itu tidak saling menunggangi. Tidak ada perilaku mereka itu mekanistis, timbul begitu saja. Pak Gatot punya agenda, pengunjuk rasa pasti punya agenda. Tujuannya apa dulu. Kalau untuk kepentingan bangsa dan negara itu tidak masalah. Kalau untuk kepentingan individu, itu baru tidak boleh," kata Emrus.

BERITA REKOMENDASI
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas