Generasi Baru Spesies Langka Bekantan si Kera Hidung Mancung Lahir, Dunia Sambut Gembira
Bayi bekantan dari indukan yang berbeda, lahir dalam waktu yang hampir bersamaan dengan Hari Hak Asasi Hewan sedunia.
Editor: Anita K Wardhani
Sedangkan David Arthur Breckenridge yang juga pernah menjadi relawan konservasi bekantan SBI dari Kanada, sangat gembira mendengar kabar kemajuan populasi bekantan di Stasiun Riset Pulau Curiak.
“The total population of both groups together has nearly doubled since 2016. Safe to say it was a wise choice to focus your efforts on Curiak, because it is clearly a very supportive habitat. Lovely to hear someone concerned that the population of proboscis monkeys may be growing too fast, for once! music to my ears. People of South Borneo please recognize this asset, and the pioneering individuals behind it. Congratulations from your long-nose friends in Canada," ujarnya.
Sementara itu, tanggapan Founder SBI, Amalia Rezeki, saat ditemui Banjarmasinpost.co.id, mengatakan, sangat merasa terharu atas perhatian dan apresiasi masyarakat dari berbagai belahan dunia, terhadap keberhasilan upaya pelestarian bekantan di stasiun riset bekantan pulau Curiak.
“Alhamdulillah. Saya ucapkan terima kasih dan puji syukur atas perhatian serta apresiasi teman-teman dari berbagai belahan dunia yang peduli akan kerja keras kita bersama dalam menjaga alam dengan melestarikan bekantan. Ini semua adalah kerja keras dari semua pihak, terutama pemangku kepentingan yang peduli terhadap bekantan dinegeri ini," jelasnya.
Perempuan peraih penghargaan internasional ASEAN, Youth Eco Champion Bidang Lingkungan tahun lalu ini mengatakan terima kasih juga kepada Banjarmasinpost.co.id yang telah memperkenalkan dan menayangkan berita ini, sehingga mengugah komentar serta perhatian dan Apreseasi dari para pemerhati konservasi lingkungam di belahan dunia.
"Kini, bekantan tidak hanya milik Kalsel atau Indonesia saja, akan tetapi sudah menjadi milik dunia dan merupakan salah satu primata ikonik yang unik dan eksotik. Keberadaannya di alam mulai terancam punah. Untuk itu Lembaga Konservasi Internasional IUCN ( International Union for Conservation of Nature and Natural Resources ) memasukannya dalam daftar merah, sebagai Endangered Spesies, yang keberadaannya di alam liar terancam punah serta dilindungi," tegasnya.
Hal yang sama diungkapkan Ketua Forum Konservasi Flora dan Fauna Kalsel, Zulfa Asma Vikra, SH, MH. Dikatakan, perhatian mata dunia tentang keberhasilan dalam menjaga alam dan melestarikan bekantan adalah sesuatu yang positif dan menepis stigma sebagai negara perusak alam, khususnya hutan.
"Saya mengapresiasi keberhasilan dari tim SBI dalam upaya pelestarian bekantan di Kalsel ini. Ini merupakan angin segar yang dapat menumbuhkan semangat kita untuk terus menjaga dan merawat alam demi keberlangsungan peradaban manusia yang selaras antara manusia dan lingkungannya, sekaligus mendukung program pembangunan pemerintah yang berkelanjutan serta lestari," lanjutnya.
(Banjarmasinpost.co.id/Stanislaus Sene)
Artikel ini telah tayang di banjarmasinpost.co.id dengan judul Dunia Sambut Gembira Kelahiran 3 Ekor Bekantan di Pulau Curiak Kalsel,