Pelajar di Gowa Bunuh Diri Diduga karena Stres PJJ, KPAI Soroti Peran Sekolah dan Orang Tua
Retno menilai sebaiknya sekolah memberikan pendampingan kepada siswa yang mengalami psikologis selama menjalani PJJ.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti angkat bicara mengenai kasus bunuh diri pelajar SMA di Kecamatan Manuju, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Pelajar ini bunuh diri diduga stres menjalani pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Retno menilai sebaiknya sekolah memberikan pendampingan kepada siswa yang mengalami psikologis selama menjalani PJJ.
"Peran wali kelas dan guru bimbingan konseling menjadi sangat strategis dalam membantu anak-anak yang memiliki masalah psikologi, termasuk kesulitan dalam mengikuti pembelajaran jarak jauh," kata Retno melalui keterangan tertulis, Senin (19/10/2020).
Menurut Retno, pendampingan perlu dilakukan oleh wali kelas maupun guru BK untuk mengetahui kendala yang dihadapi siswa selama PJJ.
Retno mengatakan konsultasi dapat dilakukan melalui aplikasi pesan singkat.
Baca juga: Siswi Tewas Diduga Bunuh Diri, Rekaman Video Korban Minum Racun Beredar
Bagi Retno, anak-anak sebenarnya hanya ingin mencurahkan keluh kesahnya kepada pihak lain.
"Kerap kali, anak-anak hanya butuh didengar, ada saluran curhat selain ke sahabatnya, bisa juga ke guru BK dan wali kelas agar dapat diberikan solusi yang tepat," ungkap Retno.
Selain sekolah, peran orang tua juga sangat besar dalam mencegah depresi pada anak.
Menurut Retno, suasana yang tidak nyaman atau pertengkaran dengan teman mungkin tampak sederhana bagi orang dewasa. Namun, berbeda jika kondisi tersebut dialami oleh remaja.
Jika dibiarkan berlarut-larut, hal ini bisa memicu depresi pada remaja.
"Peran orang tua sangat besar dalam mencegah depresi pada anak," ucap Retno.
Retno mengatakan remaja sering mengalami perubahan suasana hati atau mood.
Itulah sebabnya, remaja yang terlihat murung atau sedih sering kali dianggap hal biasa, misalnya karena patah hati, mendapat nilai jelek, atau merasa kurang perhatian dari orang tua.
"Padahal, bisa jadi itu gejala depresi pada remaja. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa berlanjut dan menyebabkan munculnya keinginan untuk menyakiti diri sendiri, bahkan bunuh diri," ungkap Retno.
Seperti diketahui, pelajar kelas 2 SMA berinisial MI (16 tahun) di Kecamatan Manuju, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, ditemukan terbujur kaku di bawah tempat tidurnya pada Sabtu (17/10/2020) 08.30 Wita.
Jasad MI pertama kali ditemukan adiknya, IR (8) yang kemudian memanggil pertolongan lantaran saat peristiwa berlangsung kedua orang tua korban tengah berada di kebun.
Baca juga: Status Galau Siswi di Gowa Sebelum Tewas Minum Racun: Diseriusin Malah Bermain, Calon Mayat, Itta
Aparat kepolisian yang tiba di lokasi mengamankan cangkir teh berisi cairan biru serta kemasan racun rumput tak jauh dari jasad korban dan telepon seluler milik korban.
Polisi yang melakukan penyelidikan mendapatkan sebuah rekaman video mencengangkan berdurasi 32 detik dari telepon seluler milik korban dimana MI merekam dirinya saat menenggak racun.
Tak hanya itu, polisi juga menemukan fakta bahwa MI nekat mengakhiri hidupnya lantaran depresi dengan beban tugas daring dari sekolahnya.
Hal ini diperparah dengan akses internet yang masih sulit di kampung korban.
"Penyebab korban bunuh diri akibat depresi dengan banyaknya tugas tugas daring dari sekolahnya dimana korban sering mengeluh kepada rekan-rekan sekolahnya atas sulitnya akses internet di kediamannya yang menyebabkan tugas-tugas daringnya menumpuk," kata Kasat Reskrim Polres Gowa, AKP Jufri Natsir.