Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Disindir PKS, Ketua Komisi XI: Peningkatan Utang di 2020 Ditujukan Merespon Dampak Covid-19

Ketua DPP PKS Bukhori Yusuf mengatakan setahun pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden

Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Disindir PKS, Ketua Komisi XI: Peningkatan Utang di 2020 Ditujukan Merespon Dampak Covid-19
Istimewa
Ketua Komisi XI Dito Ganinduto. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPP PKS Bukhori Yusuf mengatakan setahun pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin diwarnai kecenderungan royal terhadap utang.

Ketua Komisi XI DPR RI Dito Ganinduto mengatakan peningkatan utang di tahun 2020 memang ditujukan untuk merespon dampak Covid-19.

Awalnya, Dito mengatakan APBN 2020 yang disusun sebelum terjadinya pandemi memiliki orientasi agar defisit anggaran dijaga pada angka 1,76 persen.

Baca juga: PKS Sebut Pemerintahan Jokowi Royal Terhadap Utang, Nasdem: Itu karena Pandemi

"Namun setelah adanya pandemi, extraordinary policy harus dilakukan untuk merespon dampak dari pandemi Covid-19. Yakni fiscal policy digunakan sebagai tools untuk merespon berbagai kebijakan disektor kesehatan, sosial, dan ekonomi," ujar Dito, ketika dihubungi Tribunnews.com, Rabu (21/10/2020).

Hal itu kemudian diwujudkan dengan lahirnya Perppu 1/2020 yang kemudian menjadi UU Nomor 2 Tahun 2020, yang mana memberikan pelebaran defisit APBN di atas 3% dan kemudian kembali dibawah 3% di tahun 2023.

Baca juga: Setahun Pemerintahan Jokowi, Fraksi PKS: Ambyar, Hampir Semua Sektor Kehidupan Alami Penurunan

Melihat indikator ditengah pandemi Covid-19 ini, politikus Golkar tersebut menegaskan peningkatan pada defisit fiskal di tahun 2020 sebesar -6,3% terhadap PDB dilakukan dengan tujuan memberikan stimulus di masa pandemi.

Berita Rekomendasi

Komisi XI bersama Pemerintah, kata dia, juga telah memutuskan kebijakan melalui burden sharing untuk pembiayaan public goods dan non-public goods.

"Sehingga adanya peningkatan utang di tahun 2020 memang ditujukan untuk merespon dampak Covid-19 baik disisi kesehatan, sosial, dan ekonomi," jelasnya.

Dengan membagi beban ini, Dito mengatakan pemerintah bisa lebih fokus untuk akselerasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) guna mendorong program pemulihan ekokomi nasional (PEN).

Baca juga: Survei Sebut 55 Persen Masyarakat Minta PSBB Dihentikan, PKS: PSBB Masih Perlu Diberlakukan

"Saya kira saat ini, kita perlu bersama-sama optimis bahwa pemerintah menjalankan setiap kebijakan dengan prudent dan transparan sehingga kita semua dapat segera melewati pandemi Covid-19 ini," tandas Dito.

Sebelumnya diberitakan, Ketua DPP PKS Bukhori Yusuf menilai setahun pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin berjalan secara represif.

Hal itu berkaitan dengan penangkapan yang dilakukan terhadap mereka yang berseberangan dan selalu mengkritisi pemerintah, misalnya yang terakhir adalah penangkapan terhadap aktivis Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI).

"Pemerintahan Presiden Jokowi sangat represif," kata Bukhori saat dihubungi Tribunnews, Selasa (20/10/2020).

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas