Kunci Utama Pembangunan Adalah Desa
Dari luas jumlah lahan di Indonesia mencapai 190 juta hektare, 91 persen merupakan wilayah desa dan 9 persen sisanya merupakan wilayah kota.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masa depan Negara Indonesia berada di desa. Untuk itu, pembangunan desa harus tetap menjadi prioritas selama masa pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Dari luas jumlah lahan di Indonesia mencapai 190 juta hektare, 91 persen merupakan wilayah desa dan 9 persen sisanya merupakan wilayah kota
Pernyataan itu disampaikan Wakil Menteri Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia, Budi Arie Setiadi.
Baca juga: Wamendes: BLT Dana Desa Menjadi Jaring Pengaman Sosial di Tengah Covid-19
"Memakmurkan desa. Konsepsi pembangunan sejak 2014. Indonesia sentris. Pembangunan berwawasan Indonesia. Dan tema besar Nawacita membangun dari pinggir," kata dia di acara diskusi Indeks Desa Mandiri Dalam Otonomi Daerah yang diselenggarakan Pusat Kajian Otonomi Daerah FH UKI dan Fakultas Hukum FH UKI, Kamis (22/10/2020).
Sejauh ini, dia menilai upaya pengelolaan desa belum dilakukan secara maksimal. Sampai saat ini, masih tercatat ada desa kategori tertinggal, meskipun jumlahnya telah berkurang dibandingkan sebelumnya.
Tercatat, kata dia, ada sekitar 20.000 desa yang masuk kategori tertinggal dari sekitar 74 ribuan desa di Indonesia.
Berdasarkan data yang disampaikan, rata-rata desa kategori tertinggal berada di wilayah Indonesia timur, seperti Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat.
"Provinsi tertinggi rata-rata Indeks Desa Membangun, desa di Bali dan Yogyakarta skoring tertinggi dan terendah di Papua," kata dia.
Baca juga: Wamendes Minta Pemuda Jadi Pendorong Kemajuan di Desa
Untuk itu, kata dia, pembangunan di desa harus tetap dilakukan. Dia mengungkapkan kunci utama pembangunan adalah desa.
Dia menjelaskan, kunci utama pembangunan desa berada di partisipasi warga terutama anak-anak muda.
"Anak muda, SDM (Sumber Daya Manusia,-red) kreatif, dan partisipasi warga ciri potensi desa memiliki potensi untuk maju. Jangan biarkan anak muda di desa tinggal ke kota," ujarnya.
Selama mengunjungi sejumlah desa di Indonesia, dia melihat, desa maju merupakan desa yang menjadi subjek pembangunan.
Untuk itu, dia memotivasi agar pembangunan terus dilakukan bertumpu pada kearifan lokal masing-masing wilayah.
"Tiga potensi kekuatan Indonesian, yaitu pertanian, perikanan, dan pariwisata. Lahan subur, laut luas dan bicara pariwisata dengan alam dan warisan budaya. Ketiga sektor ini ada di desa. Bangun desa bangun masa depan Indonesia," tambahnya.
Sementara itu, Dosen FH UKI, yang juga Ketua Pusat Kajian Otonomi Daerah (PusKOD) Agustin Teras Narang, mengatakan Lembaga yang dipimpinnya khusus mengkaji isu-isu terkait Otonomi Daerah di Fakultas Hukum UKI.
Menurut dia, pembentukan lembaga itu dilakukan untuk advokasi, asistensi, penelitain dan merekomendasikan kepada daerah dalam melakukan penyelenggaraan pemerintahan daerah.
"Dan saat ini kami memberitahukan diskusi ke 3 PusKOD ini mengambil tema "Indeks Desa Mandiri (IDM) dalam otonomi daerah" sebagai pencapaian harus dilihat di mana esensi pemerintahan daerah yang paling bawah" kata Teras Narang yang juga anggota DPD RI ini
Pembicara Lainnya, Dr. Hendri Jayadi Pandiangan Pengajar Fakultas Hukum UKI menitikberatkan pada Program Nawacita alinea ke 3 dan Revolusi Mental, dengan regulasi terkait dalam penerapan pengembangan desa, baik infrastruktur maupun perningkatan SDM.
Selain itu Fasilitator dalam pengantar pembuka diskusi, Reinhard Parapat yang juga selaku sekertaris eksekutif PusKOD FH UKI menyatakan Desa secara esensial Pemerintahan Otonomi Daerah masuk ditingkat ke 4, tingkatan paling bawah dari 4 tingkatan NKRI, 1. Pemerintah Pusat, 2. Pemerintah Propinsi, 3. Kabupaten/Kota dan 4. Desa.
Dan arah/target pencapaian Indek Desa Mandiri (IDM) didasarkan atas substansi berbagai aturan dan dalam melaksanakan kebijakan konsep pembangunan nasional dalam semua aspek strategis yang ditetapkan secara nasional.
Seiring dalam Pemerataan pembangunan Nasional, dipastikan IDM telah sejalan dengan strategi pencapaian sasaran strategis jangka pendek, jangka menegah dan jangka panjang secara berkesinambungan.
Harapan PusKOD FH UKI dapat memberikan kontribusinl positip buat masyrarakat dan pemeritah daerah.
"Kontribusi positif yang akan kami dapatkan menjadi bahan penyampaian kepada beberapa wilayah yang akan kami kerjasamakan dalam riset/penelitian," tambahnya.
Diskusi ini di moderatori oleh Hendri Simarmata sebagai senior advidsor di PusKOD FH-UKI