Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dua Program Merdeka Vokasi Perbesar Kepastian Lulusan Vokasi Terserap DUDI

Ditjen Pendidikan Vokasi luncurkan program SMK–D2 Jalur Cepat dan Program Peningkatan Prodi Diploma Tiga menjadi Sarjana Terapan D4.

Editor: Content Writer
zoom-in Dua Program Merdeka Vokasi Perbesar Kepastian Lulusan Vokasi Terserap DUDI
Istimewa
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, meluncurkan Program Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) – Diploma Dua (D2). 

TRIBUNNEWS.COM – Hari ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, meluncurkan Program Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) – Diploma Dua (D2) Jalur Cepat dan Program Peningkatan Prodi Diploma Tiga menjadi Sarjana Terapan (Diploma Empat-D4).

Kedua program Merdeka Vokasi yang mengusung semangat Merdeka Belajar ini merupakan terobosan Ditjen Pendidikan Vokasi untuk mewujudkan percepatan misi Kemendikbud dalam memperbesar keterserapan lulusan pendidikan vokasi oleh Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI).

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menyambut baik dua program ini. Menurut Nadiem, dua program ini merupakan terobosan baru yang tidak hanya menambah daya tarik pendidikan vokasi juga memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk dapat memilih yang terbaik untuk dirinya. Selain itu, kedua program ini memberikan kesempatan pendidikan vokasi untuk mempersiapkan calon tenaga kerja yang handal dan matang.

“Melalui program ini, siswa bebas memilih lulus di akhir tahun ketiga atau melanjutkan ke Diploma Dua jalur cepat. Lalu melalui Program Peningkatan Prodi Diploma Tiga menjadi Sarjana Terapan (Diploma Empat-D4), peserta didik berkesempatan menambah satu tahun untuk mendapatkan keterampilan yang lebih dalam sehingga berpeluang mendapatkan pekerjaan yang lebih baik,” ujar Mendikbud melalui video dalam telekonferensi pada kegiatan peluncuran Program Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) – Diploma Dua (D2) Jalur Cepat dan Program Peningkatan Prodi Diploma Tiga menjadi Sarjana Terapan (Diploma Empat-D4) di Madiun, Jumat (13/11/2020).

Tujuan dari kedua program ini adalah peserta didik mendapatkan kesempatan sebanyak mungkin pengalaman dari DUDI. Pada akhirnya, kesempatan lulusan vokasi mendapatkan pekerjaan yang layak semakin besar karena sudah selaras dengan kebutuhan DUDI.

“Kedua program ini merupakan dua dari sekian banyak program Merdeka Vokasi yang berorientasi pada sambung-suai pendidikan vokasi dengan DUDI, yang secara berkala akan diluncurkan ke depannya,” ucap Mendikbud mengakhiri sambutannya.

Pendidikan vokasi diarahkan untuk dapat menghasilkan lulusan yang terampil, kompeten, berdaya saing, dan berkarakter sesuai dengan kebutuhan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI). Oleh karena itu, perlu adanya komitmen kuat berbagai pihak untuk membangun “linkandmatch” (sambung-suai) antara  dunia  pendidikan  vokasi  dengan  DUDI.  Sambung-suai ini sangat dibutuhkan untuk menghadirkan lulusan yang relevan dengan pasar kerja sehingga keterserapan lulusan lebih terjamin.

Berita Rekomendasi

Menjawab komitmen sambung-suai dunia pendidikan vokasi dan DUDI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Vokasi membangun skema pendidikan yang mengajak peran DUDI berkontribusi lebih besar dalam pendidikan, yaitu Program Sekolah Menengah Kejuruan-Diploma Dua Jalur Cepat dan Program Diploma tiga menjadi Diploma empat. Semakin awal DUDI bisa terlibat di dalam pengembangan SDM, maka semakin baik kualitas lulusan yang dihasilkan.

Program Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) – Diploma Dua (D2) Jalur Cepat

Program Jalur Cepat SMK-D2 merupakan realisasi skema sambung-suai dunia pendidikan dan DUDI yang melibatkan tiga pihak, yaitu SMK, Pendidikan Tinggi Vokasi (PTV), dan DUDI. PTV yang dimaksud bisa berupa Politeknik, akademi komunitas, universitas/institut, dan sekolah tinggi yang memiliki program diploma dua (D-2).

Prinsip dasarnya adalah, program ini harus berbasis kebutuhan nyata dari DUDI. Tanpa itu, maka program ini tidak dapat berjalan. Kebutuhan nyata DUDI adalah lulusan dengan KOMPETENSI (hardskillsdan softskillstinggi) yang memiliki mental Siap Kerja dan Siap          Belajar Sepanjang Hayat.

Program ini merupakan program yang mendorong peserta didik SMK dapat lebih cepat mendapatkan kompetensi yang lebih tinggi melalui mekanisme yang lebih praktis. Tentunya disertai dengan gelar atau level ijazah yang lebih tinggi. Untuk bisa mendapatkan Diploma Dua, peserta didik Program Jalur Cepat SMK-D2 yang telah menjalankan pendidikan di SMK selama tiga tahun (termasuk praktik kerja lapangan selama enam bulan), dapat secara merdeka memilih meneruskan langsung satu setengah tahun pendidikan di PTV (termasuk satu tahun magang).

“Skemanya, siswa menempuh enam semester di SMK dan tiga semester menjadi mahasiswa di level pendidikan tinggi, jadi pengalaman bekerja di industri akan lebih banyak,” jelas Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto saat membuka peluncuran kedua program Merdeka Vokasi tersebut melalui panggilan video, Jumat (13/11).

Syarat khusus lainnya yaitu, Kurikulum disusun bersama (SMK, PTV dan DUDI) sejak semester 1 s/d 9, serta selama Sembilan semester tersebut, para dosen PTV dan expert DUDI bergabung dengan para guru SMK untuk terjun langsung mengajar para siswa SMK sejak kelas 10 SMK sampai dengan mereka lulus D2 pada semester 9. Capaian pembelajaran selama di SMK, akan diakui (berbobot) sekitar 18 sks (sudah ditempuh) ketika mengawali masuk ke level Pendidikan tinggi di PTV.

Lebih lanjut, Wikan menjelaskan bahwa minimal satu semester saat SMK, dialokasikan untuk program praktek kerja industri (Prakerin). Begitu juga saat di perguruan tinggi, untuk semakin meningkatkan SOFTSKILL dan KARAKTER Keberkerjaannya, mahasiswa semester delapan dan sembilan mengalokasikan dua semester untuk magang di DUDI. Dengan penguatan Softkills dan Karakter, maka secara otomatis hardskills-nya juga semakin terasah dan semakin matang.

Program magang di semester delapan dan sembilan merupakan program magang yang dilakukan di DUDI maupun dalam program Pembelajaran Industri, yaitu pembelajaran di PTV berbasis produksi atau jasa yang mengacu kepada standar dan prosedur yang berlaku di DUDI. Program ini terinspirasi oleh DUAL SYSTEM yang diterapkan di Pendidikan Vokasi Jerman, yaitu magang sambil kuliah, di industri.

Untuk menyelenggarakan program ini, SMK bekerja sama dengan PTV yang memiliki program studi yang linier, sehingga dalam empat setengah tahun, peserta didik berhak mendapatkan gelar Diploma Dua selain ijasah SMK serta memiliki kompetensi untuk menjadi teknisi atau SDM yang terampil.

Program Peningkatan Prodi Diploma Tiga (D3) menjadi Sarjana Terapan (Diploma Empat-D4)
Program Peningkatan Prodi Diploma Tiga menjadi Sarjana Terapan (Diploma Empat-D4) adalah salah satu program strategis inovasi Ditjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud dalam rangka meningkatkan sambung-suai pendidikan vokasi dengan DUDI.

Melalui program ini, dengan semangat Merdeka Vokasi, Kemendikbud membuka kesempatan untuk program Diploma Tiga (D3) meningkatkan program studinya menjadi Sarjana Terapan (D4) sehingga memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bisa mendapatkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi yang memberikan peluang untuk bisa mengisi posisi supervisor produksi dan pelaksana lapangan handal yang dibutuhkan oleh DUDI.

Untuk ini, PTV dapat mengajukan peningkatan prodi dengan syarat mereka sudah memiliki atau melibatkan rekanan DUDI pada program D4 tersebut.

“Jadi, kalau PTV ingin Prodi D3-nya ditingkatkan menjadi Sarjana Terapan, syaratnya adalah memiliki rekam jejak sudah berhasil LinkandMatchdengan beberapa DUDI yang bereputasi. Serta, harus memiliki visi pengembangan prodi yang kuat dan visioner, jauh ke depan, termasuk dalam hal pengembangan kerjasama luar negeri dan pengembangan kewirausahaan yang Tangguh. Ini sangat penting”, tandas Wikan.

Program Peningkatan Prodi D3 menjadi Sarjana Terapan (D4) merupakan perubahan program studi D3 yang memiliki peringkat akreditasi minimal B atau baik sekali menjadi program studi Sarjana Terapan pada bidang ilmu yang serumpun pada perguruan tinggi.

Dan bagaimanapun, implementasi program ini akan tetap membuka peluang bagi perguruan tinggi untuk tetap mempertahankan Diploma Tiga. “Selain peluang kerja yang dapat diisi lulusan Sarjana Terapan, tetapi masih ada peluang bekerja bagi lulusan D3. Maka jika menginginkan, PTV dapat mempertahankan Prodi Diploma Tiga.”, jelas Wikan.

Program peningkatan prodi ini diprioritaskan bagi prodi-prodi yang sudah mengembangkan dan melaksanakan program kolaborasi dengan kampus luar negeri yang bereputasi, memiliki peta jalan pengembangan prodi hingga 15 tahun ke depan serta strategi promosi prodi sarjana terapan ke masyarakat dan DUDI.

Namun bagi PTV yang masih menginginkan prodi-nya tetap pada jenjang D3, maka dipersilakan untuk tidak memilih opsi meng-upgrade, atau meningkatkan menjadi Sarjana Terapan/D4.

Kurikulum

Kurikulum yang disusun dalam Program SMK-D2 Jalur Cepat dan Program Peningkatan Prodi D3 menjadi sarjana terapan harus mengimplementasikan konsep kurikulum Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka. Kurikulum juga harus disusun bersama pihak industri dan calon pengguna lulusan, dengan penerapan minimal magang di DUDI selama minimal  satu  semester  dan  skema  pembelajaran  berbasis  praktik  kerja  (project based learning).

“Praktik kerja bisa berasal dari industri maupun masyarakat. Hasil pembelajarannya harus bermanfaat nyata bagi industri dan masyarakat,” papar Wikan.

Peluncuran Program SMK-Diploma Dua Jalur Cepat dan Program Peningkatan Diploma Tiga menjadi Sarjana Terapan dilaksanakan di PT Inka yang dihadiri oleh perwakilan dari SMK dan Politeknik yang bermitra dengan DUDi serta perwakilan DUDI di antaranya PT Inka, PT PAL, PT Adiluhung Saranasegara Indonesia, Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia. Pada kesempatan yang sama dilakukan Penandatanganan PKS dan Penyerahan Surat Penugasan Program Diploma Dua Jalur Cepat. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas