Doni Monardo Telepon Semua Gubernur, Pangdam, dan Kapolda, Minta Acara yang Picu Kerumunan Dilarang
Doni Monardo kembali mengingatkan semua gubernur, pangdam dan kapolda di seluruh Indonesia untuk melarang semua bentuk kegiatan pengumpulan massa.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Satgas Penanganan Covid-19, Letjen TNI Doni Monardo kembali mengingatkan semua gubernur, pangdam dan kapolda di seluruh Indonesia untuk melarang semua bentuk kegiatan pengumpulan massa.
Sebab, kerumunan selalu berpotensi mengabaikan protokol kesehatan di masa pandemi corona.
"Untuk itu, siapa pun yang punya niat berkunjung ke daerah, membuat acara, dan berpotensi menimbulkan kerumunan serta melanggar protokol kesehatan, wajib dilarang. Demi menyelamatkan rakyat kita agar terhindar dari penularan virus COVID-19," kata Doni, Kamis (19/11/2020).
Doni sebelumnya telah menghubungi Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi.
Dalam percakapan via telepon itu Ia menyampaikan bahwa belajar dari kejadian di Jakarta beberapa hari lalu (kegiatan Habib Rizieq -Red) maka gubernur wajib melakukan pencegahan agar tidak terjadi pengumpulan massa dalam bentuk acara apa pun di masa mendatang.
"Semua kegiatan wajib taat dan patuh kepada protokol kesehatan. Protokol kesehatan adalah harga mati," kata Doni.
Doni pun berharap para gubernur, pangdam dan kapolda segera membuat jumpa pers sekaligus menyampaikan ke publik bahwa di masa pandemi ini masyarakat harus disiplin dan patuh pada protokol kesehatan sesuai arahan Presiden Jokowi.
Para tokoh ulama, tokoh masyarakat atau siapa pun dapat menunda segala bentuk aktivitas yang berpotensi menimbulkan kerumunan dan melanggar protokol kesehatan.
"Bagi yang berniat menggelar acara, maka saya ingatkan, tugas kita melakukan pencegahan. Para tokoh, ulama harus menjadi teladan, memberi contoh mencegah agar tidak terjadi pelanggaran protokol kesehatan," kata Doni.
Menurutnya, seperti yang terjadi di Jakarta, jika terlambat dicegah, dan saat massa sudah berkumpul, maka ketika dibubarkan sangat berpotensi terjadi gesekan.
"Makanya saya minta kepada semua pemimpin di daerah untuk melakukan pencegahan, mengingatkan agar apa yang terjadi di Jakarta minggu lalu tidak terulang di tempat lain," ucap Doni.
Baca juga: FPI: Habib Rizieq Shihab Pilih Tak Lakukan Kegiatan yang Timbulkan Kerumunan Massa
"Kalau massa sudah berkumpul dan kita bubarkan maka bisa terjadi hal hal yang tidak diinginkan. Pasti jatuh korban. Makanya harus tegas sejak awal, agar kerumunan yang melanggar protokol kesehatan tidak terjadi. Ingat, Covid ini nyata, bukan konspirasi. Yang meninggal di Indonesia sudah lebih 15 ribu orang, dan dunia lebih 1,5 juta jiwa," kata tegas mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus ini.
Doni berjanji akan menelepon satu per satu gubernur, pangdam dan kapolda seluruh Indonesia untuk mengingatkan agar benar-benar menjalankan larangan kerumunan massa.
"Jika para pemimpin di daerah tegas menjalankan dan mematuhi protokol kesehatan maka kita sudah melindungi rakyat kita," ujarnya.
Menurut Doni, percepatan penanganan membutuhkan peran serta semua pihak. Tanpa dukungan kolektif dari masyarakat, rantai penyebaran COVID-19 akan terus terjadi.
Menghindari kerumunan, salah satunya, menjadi langkah yang nyata untuk memutus rantai penyebaran tersebut.
"Upaya bersama dalam perubahan perilaku dibutuhkan dalam adaptasi masa pandemi ini. Salus populi suprema lex, keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi," kata Doni.(tribun network/yud/dod)