Mengenal 3 Kapolda di Jawa: Jenderal Bintang 2 Polri yang Bisa Ramaikan Bursa Calon Kapolri Baru
Sosok tiga Kapolda yang berdinas di Jawa diprediksi bakal meramaikan kandidat calon Kapolri baru.
Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
TRIBUNNEWS.COM - Sosok tiga Kapolda yang berdinas di Jawa diprediksi bakal meramaikan kandidat calon Kapolri baru.
Kendati demikian, Mabes Polri belum mengumumkan nama-nama kandidat yang akan memimpin Korps Bhayangkara menggantikan Jenderal Polisi Idham Azis.
Seperti dikabarkan, Jenderal Pol Idham Azis akan pensiun pada Januari 2021 mendatang.
Maka, narasi tokoh-tokoh calon penggantinya mencuat belakangan ditambah lagi rotasi di tubuh Polri yang baru saja dilakukan termasuk mengganti sejumlah Kapolda.
Baca juga: POPULER NASIONAL Perintah Dadakan Danjen Kopassus | Waspada BRI Palsu untuk Pencairan BLT
Dikabarkan Tribunnews.com sebelumnya, Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S Pane mengatakan ada 3 Komjen yang akan pensiun dan otomatis akan digantikan 3 perwira berpangkat irjen.
"Siapapun jenderal bintang dua Polri yang naik menjadi bintang tiga tentu berpeluang untuk masuk dalam bursa calon Kapolri," jelasnya.
Lalu inilah 3 Kapolda dan sosoknya yang dirangkum Tribunnews.com dikaitkan naik pangkat dan bisa masuk bursa calon Kapolri baru:
Tribunnews.com menuliskan, Irjen Pol Muhammad Fadil Imran resmi menggantikan Irjen Pol Nana Sudjana menjadi Kapolda Metro Jaya.
Hal itu setelah pengumuman resmi yang disampaikan Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Pol Argo Yuwono di Mabes Polri pada Senin (16/11/2020).
Penggantian jabatan ini buntut dicopotnya Irjen Pol Nana Sudjana dari jabatan Kapolda Metro Jaya.
Kemudian, Irjen Pol Nana Sudjana dipindahtugaskan menjadi Koordinator Ahli Kapolri.
Lantas siapakah sosok Irjen Pol Mohammad Fadil Imran ini?
Diketahui, nama Fadil Imran sudah tidak asing lagi di jajaran kepolisian.
Sebab, namanya kerap kali disebut berpotensi menjadi kandidat kuat Kapolri pengganti Idham Azis.
Fadil Imran merupakan alumni Akademi Polisi (Akpol) 1991 yang berpengalaman di bidang reserse.
Dikutip dari Surya.co.id, M Fadil Imran dilahirkan di makassar, Sulawesi Selatan 51 tahun lalu.
Dia memiliki rekam jejak menduduki beberapa jabatan penting di Polri.
Baca juga: Kapolda Metro Jaya dan Kapolda Jawa Barat Dicopot, Posisinya Digantikan Nama Ini
Mulai dari Polres KP3 Tanjung Priok, Polres Kepulauan Riau, Polres Metro Jakarta, Polda Metro, hingga Mabes Polri.
Pada tahun 2008, Fadil Imran pernah menjabat sebagai Kasat III Ditreskrimum Polda Metro Jaya.
Pada tahun yang sama, ia kemudian menjabat sebagai Kapolres KP3 Tanjung Priok.
Setahun kemudian, tepatnya pada tahun 2009, ia menjabat Wadir Reskrimum Polda Metro Jaya.
Setelah tiga tahun menjabat, pada tahun 2011, Imran dimutasi untuk menduduki jabatan Kasubdit IV Dittipidum Bareskrim Polri.
Masih pada tahun yang sama, ia kemudian menduduki jabatan Direktur Ditreskrimum Polda Kepri.
Lalu, dua tahun kemudian, pada tahun 2013, ia menjabat sebagai Kapolres Metro Jakarta Barat.
Dua tahun kemudian, pada 2015, ia dipindah untuk menduduki jabatan Analis Kebijakan Madya (Anjak Madya) Bidang Pidum Bareskrim Polri.
Setahun kemudian, pada tahun 2016, ia menjabat sebagai Direktur Ditreskrimsus Polda Metro Jaya.
Imran berhasil membongkar kasus pembajakan film Warkop DKI Reborn, dan berhasil membekuk satu orang pelaku, berjenis kelamin wanita berinisial P (31).
Masih pada tahun yang sama, ia bergeser untuk menjabat sebagai Wakil Dirtipideksus Bareskrim Polri.
Setahun kemudian, ia menjabat sebagai Dirtipid Siber Bareskrim Polri (2017) dan berhasil membongkar kasus besar yang berkaitan dengan organisasi siber terorganisir Muslim Cyber Army (MCA) pada Februari 2018 silam.
Dan pada tahun 2019, Imran menjabat sebagai Staf Ahli Sosial Budaya (Sahli Sosbud) Kapolri Jendral Idham Aziz hingga tahun 2020, sebelum akhirnya dimutasi menjadi Kapolda Jatim pada bulan Mei 2020.
Sebelum ditugaskan menjadi Kapolda Metro Jaya, Fadil Imran menjabat sebagai Kapolda Jawa Timur.
2. Irjen Ahmad Luthfi
Sementara diberitakan Tribunlampung.co.id, nama Ahmad Lutfi mencuat di antara nama jenderal lain yang dimutasi Kapolri Jenderal Idham Azis pada 1 Mei 2020.
Berdasarkan Surat Telegram (ST) yang diterbitkan Kapolri Jenderal Idham Azis, yakni ST/1337/V/KEP/2020 dan ST/1338/V/KEP/2020, tertanggal 1 Mei 2020, Brigjen Ahmad Lutfi promosi jabatan.
Sebelumnya Brigjen Ahmad Lutfi menjabat sebagai Wakapolda Jawa Tengah.
Dengan keluarnya Skep Kapolri itu, Ahmad Lutfi ditunjuk menjadi Kapolda Jawa Tengah.
Artinya Ahmad Lutfi akan naik pangkat menjadi bintang dua yaitu Inspektur Jenderal (Irjen).
Ahmad Lutfi menyita perhatian karena dia adalah satu-satunya jenderal bukan lulusan Akademi Kepolisian (akpol) yang bisa merengkuh jabatan bergengsi Kapolda Jawa Tengah.
Sampai-sampai Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mengatakan, pengangkatan Ahmad Lutfi adalah hal yang paling fenomenal dalam mutasi jabatan di tubuh Polri kali ini.
Jamak diketahui jabatan bergengsi di tubuh Polri dikuasai para alumni Akpol.
Karena itu penunjukan Ahmad Lutfi sebagai Kapolda Jawa Tengah menjadi sorotan bagi IPW.
Neta mengatakan, sejak duduk sebagai Kapolresta Solo, karier Luthfi memang begitu cepat menanjak.
Kondisi ini terbilang fenomenal untuk sebuah jenjang karier di Korps Bhayangkara.
Oleh karena itu, IPW menduga Luthfi sudah disiapkan untuk menduduki jabatan tinggi di Polri pada masa yang akan datang.
“Sepertinya yang bersangkutan sedang dipersiapkan Jokowi untuk menjadi calon Kapolri ke depan. Bisa jadi akan dipersiapkan menggantikan Idham Azis,” jelasnya.
Ahmad Lutfi diketahui bukanlah lulusan Akpol.
Ahmad Lutfi adalah lulusan Sekolah Perwira Militer Sukarela (Sepa Milsuk) angkatan ke-2 tahun 1989.
Sejak polisi berpisah dari TNI, nama Sepa Milsuk kini berganti menjadi Penerimaan Polri Sumber Sarjana (PPSS).
Sepa Milsuk adalah jalur masuk ABRI bagi lulusan perguruan tinggi.
Di Sepa Milsuk 1989, Ahmad Lutfi satu angkatan dengan Menteri Kesehatan Terawan.
Terawan adalah seorang dokter tentara berpangkat Mayjen.
Sepa Milsuk Angkatan ke-2 Tahun 1989 ini dilantik perwira pada tanggal 29 Juni 1989 di Kodikal.
Kodikal merupakan nama lembaga pendidikan TNI Angkatan Laut sebelum berubah menjadi Kodiklatal.
Menurut Neta, perwira non Akpol itu menjadi Wakapolda Jawa Tengah usai mengikuti pendidikan.
Tak seperti biasanya, usai mengikuti pendidikan, perwira Polri menjadi Analis Kebijakan (Anjak) dulu atau menjabat posisi di Mabes Polri dengan pangkat tetap Kombes, baru kemudian mendapat promosi menjadi Brigjen.
Profil Brigjen Ahmad Lutfi
Nama: Brigjen Ahmad Lutfi SH SST MK
TTL: Surabaya, 22 November 1966
Pendidikan
Sepa 1989
Selapa 2000
Sespim 2005
Lemhanas PPRA 2017
Artikel Tribunnews.com mengabarkan profil Irjen Ahmad Dofiri, yang menjadi pengganti Irjen Rudy Sufahriadi.
Kapolda Jawa Barat, Irjen Rudy Sufahriadi dicopot dari jabatannya karena lalai dalam menegakkan protokol kesehatan.
Sementara itu, Rudy dimutasi menjadi Widyaiswara Tingkat I Sespim Lemdiklat Polri.
Posisi Kapolda Jabar akan diisi oleh Irjen Ahmad Dofiri.
Argo tak menjelaskan secara lebih rinci alasan pencopotan kedua jenderal polisi berbintang dua tersebut.
Namun, diketahui terjadi sejumlah kerumunan massa belakangan ini di daerah Jakarta dan Jawa Barat yang melibatkan Pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab.
Dikutip dari bandungkab.go.id, Irjen Ahmad Dofiri lahir di Indramayu pada 4 Juni 1967.
Ahmad Dofiri menikah dengan wanita bernama Diana Wahyuni .
Dari pernikahannya, mereka memiliki tiga orang anak, yakni M. Galih Pratama, Nabila Andya Riva, dan M. Daffa Trinanda.
Irjen Ahmad Dofiri mengawali karier kepolisiannya sebagai Kanit Resintel Polsekta Tangerang Polda Metro Jaya pada 1990.
Baca juga: Kontroversi Rizieq Shihab, Dari Denda Rp 50 Juta Hingga Lengsernya Dua Kapolda
Ia pernah menjabat sebagai Kassubag Jabpamentil Bagian SDM Polri pada 2005.
Irjen Ahmad Dofiri merupakan kapolres ke-3 sejak berdirinya Polres Bandung pada 24 Februari 2004.
Ia menjadi Kapolres Bandung sejak 7 Juli 2007.
Prediksi Bursa Calon Kapolri
Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S Pane menyebutkan pemilihan calon Kapolri harus dipilih dari kepangkatan yang tertinggi yaitu jenderal bintang tiga atau Komisaris Jenderal (Komjen).
Komjen adalah jabatan yang satu level di bawah jabatan Kapolri yang berpangkat bintang empat.
Dengan kata lain, saat ini ada 14 personel Polri berpangkat Komjen yang berpotensi menjadi pengganti Kapolri Idham Azis.
Namun, kata Neta, tidak semua jenderal bintang tiga tersebut bisa melaju sebagai calon Kapolri.
Pasalnya, ada 3 Komjen yang akan memasuki masa pensiun menjelang suksesi Kapolri. Ketiganya akan mulai pensiun pada November, Desember dan Januari 2020 mendatang.
"Hanya beberapa saja yang bisa ikut bursa, sisanya tidak bisa ikut karena karena memasuki masa pensiun," kata Neta saat dikonfirmasi, Kamis (19/11/2020).
3 Komjen yang akan pensiun adalah Kepala BNN Komjen Heru Winarko, Sekjen Kementerian KKP Komjen Antam Novambar, dan Sekretaris Utama Lemhanas Komjen Didid Widjarnardi.
Dengan adanya 3 orang jenderal bintang tiga pensiun itu, otomatis ada tiga orang perwira tinggi Polri berpangkat Inspektur Jenderal (Irjen) yang akan naik menjadi pangkat Komjen.
Dari sejumlah nama yang beredar, memang ada tiga jenderal bintang dua yang menguat untuk naik pangkat menjadi Komjen menjelang suksesi Kapolri. Mereka disebut juga akan ikut bersaing dalam bursa calon Kapolri mendatang.
"Siapapun jenderal bintang dua Polri yang naik menjadi bintang tiga tentu berpeluang untuk masuk dalam bursa calon Kapolri," jelasnya.
(Tribunnews.com/Chrysnha, Igman Ibrahim, Maliana, Yurika)(Surya.co.id/Luhur Pambudi)(Tribunlampung.co.id/Wakos Reza Gautama)