Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hari Guru Nasional 2020 Jatuh pada 25 November, Ini Link Download Logo dan Pedoman Upacara HGN ke-75

Hari Guru Nasional 2020 Jatuh pada 25 November, Lengkap dengan Link Download Logo dan Pedoman Upacara HGN ke-75 serta sejarah diperingatinya HGN

Penulis: Arif Fajar Nasucha
Editor: Daryono
zoom-in Hari Guru Nasional 2020 Jatuh pada 25 November, Ini Link Download Logo dan Pedoman Upacara HGN ke-75
kemendikbud.go.id
Hari Guru Nasional 2020 Jatuh pada 25 November, Ini Link Download Logo dan Pedoman Upacara HGN ke-75 

TRIBUNNEWS.COM - Hari Guru Nasional ke-75 akan diperingati pada Rabu 25 November 2020, besok.

Tema Peringatan Hari Guru Nasional Tahun 2020 adalah "Bangkitkan Semangat Wujudkan Merdeka Belajar".

Sedangkan logo Peringatan Hari Guru Nasional Tahun 2020 merupakan desain karya Teguh Prasongko E., pemenang sayembara logo Hari Guru Nasional yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Berdasar Surat Mendikbud nomor 115583/MPK.A/TU/2020 tentang Pedoman Peringatan HGN Tahun 2020, dihimbau insan pendidikan untuk menyaksikan program peringatan Hari Guru Nasional Tahun 2020 "Bangkitkan Semangat Wujudkan Merdeka Belajar" di TVRI pada hari Rabu 25 November 2020, pukul 19.00 WIB.

Baca juga: Guru Honorer yang Lolos Menjadi PPPK Dapat Tunjangan Rp 4 Juta

Baca juga: Maruf Amin: Guru Berperan Penting Hasilkan SDM Unggul

Logo Peringatan Hari Guru Nasional 2020.
Logo Peringatan Hari Guru Nasional 2020. (Kemdikbud.go.id)

Acara tersebut juga dapat disaksikan secara langsung melalui kanal Youtube Kemendikbud RI.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) juga telah merilis Pedoman Upacara HGN 2020, Logo HGN 2020 (Gambar), Logo HGN 2020 (pdf), panduk HGN 2020, Baliho HGN yang bisa Anda download setelah artikel ini.

Baca juga: Wapres Maruf Amin Berharap Rekrutmen PPPK Beri Kepastian Status untuk Guru Honorer

Logo Hari Guru Nasional 2020

Berita Rekomendasi

Dikutip dari Bone.go.id, logo menggambarkan semangat belajar yang tetap menyala di tengah kondisi pandemik saat ini.

Elemen-elemen desain yang terdiri dari figur pak guru, ibu guru, serta siswa dan siswi yang digambarkan sedang memakai masker, tampak dinamis dan ceria dalam menjalankan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).

Pemanfaatan teknologi digambarkan dengan simbol-simbol wi-fi, laptop, telepon selular, serta aplikasi telekonferensi, yang memiliki relevansi kuat dengan kondisi aktual saat ini sebagai alat penunjang kegiatan belajar mengajar.

Sementara bentuk hati, menggambarkan seluruh komponen pendidikan mulai dari guru, murid, hingga orang tua, yang bersinergi menciptakan semangat belajar yang merdeka dan penuh cinta guna memberikan hasil yang terbaik untuk dunia pendidikan di Indonesia.

Baca juga: Kumpulan 30 Ucapan Selamat Hari Guru 25 November 2020, Kirim ke WA atau jadi Status di Medsos

Sejarah Hari Guru Nasional

Hari Guru Nasional ditetapkan pada 25 November bertepatan dengan hari lahir Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).

Penetapan Hari Guru Nasional ini berdasar keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994.

Dikutip dari PGRI.or.id, organisasi perjuangan guru-guru pribumi pada zaman Belanda berdiri pada tahun 1912 dengan nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB).

Organisasi ini bersifat unitaristik yang anggotanya terdiri dari para Guru Bantu, Guru Desa, Kepala Sekolah, dan Penilik Sekolah.

Dengan latar pendidikan yang berbeda-beda mereka umumnya bertugas di Sekolah Desa dan Sekolah Rakyat Angka Dua yang menggunakan bahasa pengantarnya bahasa daerah ditambah bahasa Melayu.

Tidak mudah bagi PGHB memperjuangkan nasib para anggotanya yang memiliki pangkat, status sosial dan latar belakang pendidikan yang berbeda.

Baca juga: Kemendikbud Sediakan Materi Pembelajaran Online untuk Guru Honorer yang Ikut Seleksi PPPK

Sejalan dengan keadaan itu maka di samping PGHB berkembang pula organisasi guru baru antara lain Persatuan Guru Bantu (PGB), Perserikatan Guru Desa (PGD), Persatuan Guru Ambachtsschool (PGAS), Perserikatan Normaalschool (PNS), Hogere Kweekschool Bond (HKSB), disamping organisasi guru yang bercorak keagamaan, kebangsaan.

Ada pula organisasi lainnya seperti Christelijke Onderwijs Vereneging (COV), Katolieke Onderwijsbond (KOB), Vereneging Van Muloleerkrachten (VVM), dan Nederlands Indische Onderwijs Genootschap (NIOG) yang beranggotakan semua guru tanpa membedakan golongan agama.

Perjuangan guru tidak lagi berfokus pada perbaikan nasib serta kesamaan hak dan posisi dengan Belanda, melainkan telah memuncak menjadi perjuangan nasional dengan teriak "merdeka".

Pada tahun 1932, dengan penuh kesadaran, 32 organisasi guru yang berbeda-beda latar belakang, paham dan golongan sepakat bersatu mengubah nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI).

Pengubahan nama ini mengejutkan pemerintah Belanda, karena penggunaan kata "Indonesia" yang mencerminkan semangat kebangsaan sangat tidak disenangi oleh Belanda.

Sebaliknya, kata "Indonesia" ini sangat didambakan oleh guru dan bangsa Indonesia.

Perjuangan PGI bukan lagi sekadar nasib guru, melainkan memuncak pada kesadaran dan cita-cita kemerdekaan. Pada zaman pendudukan Jepang segala organisasi dilarang, sekolah ditutup, dan Persatuan Guru Indonesia (PGI) tidak dapat lagi melakukan aktivitas.

Seratus hari setelah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, tepatnya tanggal 23-25 November 1945 berlangsung Kongres Guru Indonesia di Surakarta.

Kongres berlangsung di Gedung Somaharsana (Pasar Pon), Van Deventer School, Sekolah Guru Puteri (sekarang SMP Negeri 3 Surakarta).

Melalui kongres Guru Indonesia, segala perbedaan antara organisasi guru yang didasarkan perbedaan tamatan di lingkungan pekerjaan, lingkungan daerah, aliran politik, agama, dan suku sepakat dihapuskan.

Para pendiri merupakan guru-guru yang aktif mengajar, pensiunan guru yang aktif berjuang, dan pegawai pendidikan Republik Indonesia yang baru dibentuk.

Mereka meniadakan perbedaan latar belakang dan sebagainya demi bersatu untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sejak kongres Guru Indonesia (kongres ke-1 PGRI), semua guru Indonesia menyatakan dirinya bersatu dalam satu wadah PGRI.

Dalam rona dan dinamika politik yang sangat dinamis, PGRI tetap setia dalam pengabdiannya sebagai organisasi profesi yang bersifat unitaristik, independen, dan non-partisan.

Para guru yang mengadakan kongres serentak bersatu mengisi kemerdekaan dengan tiga tujuan:

1. mempertahankan dan menyempurnakan Republik Indonesia

2 mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran sesuai dengan dasar-dasar kerakyatan

3 membela hak dan nasib buruh umumnya, guru pada khususnya.

Untuk itulah, sebagai penghormatan kepada guru, Pemerintah Republik Indonesia melalui Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994, menetapkan hari lahir PGRI tanggal 25 November sebagai Hari Guru Nasional, dan selalu diperingati setiap tahun.

Unduh Surat Mendikbud perihal HGN 2020 di sini.

Unduh Pedoman Upacara HGN 2020 di sini.

Unduh Logo HGN 2020 (Gambar) di sini.

Unduh Logo HGN 2020 (pdf) di sini.

Unduh Spanduk HGN 2020 di sini.

Unduh Baliho HGN di sini.

(Tribunnews.com/Fajar)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas